JAKARTA, KOMPAS — Kekalahan 4-3 tim nasional sepak bola Indonesia U-16 dari Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar DKI Jakarta saat laga uji coba di Lapangan Atang Sutresna, Cijantung, Jakarta Timur, Sabtu (27/1), menjadi pertanda belum maksimalnya lini depan dan belakang timnas.
Hilangnya fokus dan konsentrasi para pemain menjadi salah satu kelemahan yang masih perlu dibenahi.
Laga antara timnas U-16 dan PPLP DKI Jakarta merupakan laga uji coba terakhir dari pemusatan latihan tahap pertama yang dijalani timnas.
Para pemain terpilih akan dipanggil kembali pada minggu ke-3 Februari untuk mempersiapkan diri mengikuti turnamen Jenesys yang digelar di Jepang, 6-15 Maret 2018.
Dalam laga uji coba tersebut, timnas sempat unggul 3-2 setelah tertinggal 0-2 pada awal pertandingan babak pertama.
Namun, lemahnya lini belakang membuat gawang timnas kembali kebobolan dua gol dan membuat skor akhir menjadi 4-3 untuk kemenangan PPLP DKI Jakarta.
”Kami punya banyak peluang, terutama setelah melakukan perubahan taktik dengan memasukkan beberapa pemain. Tetapi, di menit-menit akhir para pemain hilang konsentrasi sehingga lawan bisa membalikkan keadaan kembali,” ujar Pelatih Timnas U-16 Fakhri Husaini seusai laga.
Menurut Fakhri, selain karena kehilangan fokus dan konsentrasi, kekalahan tersebut juga terjadi karena jeleknya koordinasi di lini belakang dan kurang maksimalnya para pemain dalam memanfaatkan peluang di depan gawang.
”Kami mulai menekan di babak kedua dan menghasilkan tujuh peluang yang seharusnya bisa menjadi gol, tetapi gagal. Sementara lawan punya dua peluang dari counter attack dan menjadi gol,” ucap Fakhri.
Kurangnya konsentrasi juga diakui penyerang timnas U-16, Sutan Diego Armando Zico. Zico yang mencetak dua gol pada laga uji coba ini mengatakan, konsentrasi tersebut hilang setelah unggul 3-2 atas lawan.
”Ke depan, kami akan lebih fokus lagi sehingga saat turnamen di Jepang kami sudah matang,” kata pencetak gol terbanyak kualifikasi pada Piala Asia U-16 lalu ini.
Meskipun menelan kekalahan, Fakhri tetap memuji anak asuhnya karena telah menerapkan taktik dan mengikuti instruksi dengan benar. Kelemahan dan kekurangan para pemain dalam laga uji coba ini nantinya akan dievaluasi dan diperbaiki.
”Hasil bukanlah tujuan utama dari laga uji coba ini. Kami hanya ingin melihat sampai sejauh mana perkembangan pemain, terutama pada aspek teknik, taktik, fisik, dan mental,” lanjutnya.
Tidak memasang target
Terkait keikutsertaan timnas U-16 di turnamen Jenesys, Fakhri menyebutkan tidak menargetkan gelar juara.
Menurut dia, turnamen Jenesys merupakan bagian dari pertandingan internasional yang akan dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk menambah pengalaman dan jam terbang pemain.
”Target dari seluruh rangkaian training camp dan turnamen ini hanya satu, yaitu Piala Asia 2018. Target utama kami di Piala Asia 2018 ialah bisa masuk ke semifinal. Dengan lolos ke semifinal, kami bisa tampil di Piala Dunia U-17 2019,” kata Fakhri.
Terlepas dari tidak adanya target, Fakhri akan tetap menurunkan pemain terbaiknya dan menerapkan strategi khusus yang telah dipersiapkan.
Fakhri juga telah mendapatkan nama-nama pemain yang akan dibawa pada turnamen Jenesys, beberapa di antaranya pemain baru. Namun, Fakhri masih enggan menyebut siapa saja pemain yang diikutsertakan. (DD15)