Masalah teknik dasar itu terlihat pada latihan di Lapangan A, kompleks Stadion Gelora Bung Karno, Kamis (18/1). Pada latihan itu, banyak pemain tidak bisa menerima bola dengan mulus dari umpan yang cepat. Bola sering memantul 1-2 meter dari kaki penerima bola. Bola juga memantul ke atas sehingga tidak bisa langsung dikontrol dan lebih mudah direbut lawan. Kondisi itu membuat aliran bola tidak sesuai dengan keinginan Milla.
Salah umpan dan kepanikan saat dikepung lawan juga masih terlihat dari beberapa pemain. Masalah itu sering muncul saat mendekati kotak penalti lawan dan tekanan dari lawan meningkat. Dalam kondisi tertekan, para pemain sering tidak tahu harus menyerang dengan cara apa. Pola serangan kurang terarah setelah gelandang kreatif Evan Dimas meninggalkan pelatnas untuk berlatih bersama klubnya di Malaysia.
Asisten pelatih timnas, Bima Sakti, mengakui masih ada kekurangan, tetapi itu masih bisa diperbaiki. ”Kami berlatih serangan dari kaki ke kaki secara cepat dan langsung melebar ke sisi lain yang lebih terbuka. Latihan berjalan dengan baik. Memang masih ada kekurangan, tetapi tidak apa-apa karena akan kami perbaiki. Para pemain selalu berusaha memberikan yang terbaik,” ujarnya.
Pada latihan hari keempat itu, Luis Milla fokus pada pola serangan dengan delapan pemain dan pertahanan dengan enam pemain. Para pemain serang menusuk dengan aliran bola cepat serta memanfaatkan lebar lapangan.
Serangan dari kedua sayap dilakukan berulang-ulang. para penyerang sayap dan bek sayap secara bergantian berlatih umpan silang dan dilanjutkan tendangan dari lini kedua ke gawang.
Ketiadaan penyerang unggul sebagai target umpan menyulitkan para pemain timnas untuk mengubah umpan-umpan silang menjadi gol. Sampai saat ini, Dimas Drajat yang menjadi penyerang masih belum menunjukkan keunggulannya.
Pada lini pertahanan, latihan difokuskan pada penjagaan man to man marking. Para pemain bertahan dilatih menghadapi serangan cepat dan menutup pergerakan pembawa bola. Untuk latihan bertahan, para gelandang juga dilatih transisi dari menyerang ke bertahan dengan cepat. Latihan transisi itu sangat penting karena pertahanan Indonesia sering kebobolan dari serangan balik, salah satunya karena para gelandang terlambat mundur untuk membantu pertahanan. (ECA)