Jejak Cinta di Teater Impian
Patung tiga pemain itu merupakan lambang cinta Manchester United (MU) kepada para pahlawannya. Lambang cinta itu diabadikan dan bisa disaksikan oleh penggemar MU kala berkunjung ke Old Trafford.
”Patung itu bentuk apresiasi kami atas semua kontribusi mereka pada klub,” ujar anggota staf Museum MU, Georgia Tutt, akhir tahun lalu, ketika Kompas bersama rombongan Bank Danamon Kids Mascot Red Match mengikuti paket Museum dan Tur Old Trafford, Rabu (27/12).
Best, Law, Charlton menancapkan tonggak sejarah bersama MU. Mereka mengantar Setan Merah menjadi klub Inggris pertama yang menjuarai Piala Champions pada 29 Mei 1968. Di final, MU mengalahkan Benfica 4-1, Charlton menceploskan 2 gol, Best 1 gol, dan gol lainnya dicetak oleh striker 19 tahun, Brian Kidd, yang mengisi posisi Law yang absen karena cedera lutut.
Selama membela United, The United Trinity, menciptakan 665 gol dari 1.633 laga. Mereka pun pernah meraih penghargaan Ballon d’Or sebagai simbol pemain terbaik dunia, yakni Law pada 1964, Charlton pada 1966, dan Best pada 1968.
Kontribusi besar trio itu mendorong manajemen MU mengabadikan sosok mereka dalam bentuk patung dan dibuka untuk umum pada 29 Mei 2008. Patung itu dibuat oleh pematung asal Skotlandia, Philip Jackson, dan diletakkan di halaman luar tribune timur Old Trafford yang juga disebut Teater Impian.
Nama Charlton yang membela MU pada 1954-1973, juga diabadikan untuk menyebut tribune selatan Old Trafford. Sejak 3 April 2016, tulisan besar ”Sir Bobby Charlton Stand” terbentang di sisi paling eksklusif stadion yang berdiri sejak 1910 itu.
Manajemen MU juga tak lupa mengapresiasi kontribusi pelatih. Sekitar 30 meter di depan patung The United Trinity, berdiri patung manajer legendaris Sir Matt Busby. Selama 25 tahun menjadi peracik taktik MU, ia memberikan 13 gelar juara.
Atas dasar itu, sosok Sir Matt diabadikan dalam patung perunggu di atas Megastore MU di luar tribune timur yang diresmikan pada 27 April 1996.
MU juga mendirikan patung perunggu manajer kawakan, Sir Alex Ferguson. Patung manajer yang mempersembahkan 38 gelar selama 26 tahun melatih MU itu, berdiri di atas pintu masuk tribune utara Old Trafford sejak 24 November 2012. Namanya pun diabadikan sebagai nama tribune utara Old Trafford sejak 5 November 2011.
Dikelola profesional
Manajemen MU memenuhi stadion dengan jejak cinta untuk menguatkan ikatan batin dengan suporter. Ini merupakan salah satu trik pengelolaan stadion yang diandalkan sebagai sumber pendapatan klub. Tak heran, stadion dikelola dengan sangat profesional.
Rumput stadion, misalnya. Sebelum dan sesudah laga, kondisinya sangat dijaga. Ada petugas yang selalu memastikan rumput dalam kondisi optimal. Pada waktu tertentu, biasanya musim dingin, rumput disinari dengan lampu ultraviolet.
Selain itu, ada petugas yang selalu memastikan kebersihan di dalam dan halaman stadion. Bahkan, di halaman stadion, ada petugas yang memunguti sampah yang dibuang sembarangan oleh para pengunjung.
Di luar perawatan stadion, manajemen MU juga membuat program khusus agar penggemar bisa lebih dekat dengan klub kesayangannya, antara lain paket Museum dan Tur Stadion Old Trafford. Tarifnya, dari yang termurah 12 poundsterling, sekitar Rp 220.00, per orang untuk pengunjung anak-anak, hingga 18 poundsterling, sekitar Rp 329.000 per orang untuk pengunjung dewasa.
Di museum, pengunjung bisa melihat koleksi piala yang pernah dimenangi MU, jersey MU dari masa ke masa, dan artikel mengenai sejarah kejayaan MU.
Setelah mengunjungi museum, pengunjung akan diajak melihat isi stadion. Umumnya, pengunjung lebih banyak menghabiskan tur di Sir Bobby Charlton Stand. Di tribune tertua stadion tersebut terdapat ruang konferensi pers, ruang ganti pemain, dan tempat duduk pemain serta pelatih MU saat berlaga.
Terakhir, pengunjung diarahkan ke Megastore MU. Pengunjung bisa membeli cendera mata mulai dari yang termurah gantungan kunci seharga 5 poundsterling, sekitar Rp 92.000, hingga jersey seharga 65 poundsterling, setara Rp 1.190.000.
Menghasilkan keuntungan
Menurut Georgia, segala perawatan yang dilakukan membuat Old Trafford menjadi salah satu stadion terbaik di Inggris. Selain karena sejarah prestasi dan deretan pemain bintang, stadion yang baik turut meningkatkan daya tarik penggemar menyaksikan langsung laga MU.
Bahkan, menurut laman Talksport sepanjang musim 2016/2017, rata-rata penonton laga kandang MU mencapai 75.290 orang dari kapasitas 75.635 tempat duduk di Old Trafford. Angka itu tertinggi di Liga Inggris dan peringkat ketiga di Benua Biru.
MU memang memiliki basis pendukung yang tinggi. Berdasarkan data lembaga survei yang ditunjuk MU, Kantar, pada 2011 penggemar MU mencapai 659 juta orang, tertinggi di dunia.
”Penonton yang hadir di Old Trafford tak hanya orang Manchester atau Inggris, tetapi dari seluruh dunia. Fans dari luar Inggris ramai berkunjung ketika boxing day,” ujar Georgia.
Tak hanya ditonton langsung, laga MU pun tercatat sebagai laga yang paling banyak disaksikan lewat televisi. Jumlah penonton yang tinggi turut mendongkrak penghasilan MU, terutama dari hak siar televisi.
Menurut Forbes pada 2017, MU tercatat sebagai klub terkaya di dunia dengan nilai kekayaan 3,69 miliar dollar AS, sekitar Rp 52,711 triliun. Berdasarkan laman BBC, pada 2017, pendapatan MU mencapai 581 juta poundsterling, setara Rp 10,645 triliun. ”Selain dari hak siar dan sponsor, pendapatan MU juga berasal dari penjualan cendera mata,” kata Georgia.