LONDON, RABU — Karier pebalap sepeda nomor satu Inggris, Chris Froome, terancam menyusul temuan Salbutamol dalam urine yang melebihi dosis yang ditetapkan Badan Antidoping Dunia (WADA). Froome sengaja meningkatkan dosis obat asma itu untuk mengobati gejala asma yang tidak kunjung sembuh saat mengikuti grand tour Vuelta a Espana.
Akibat temuan itu, Froome (32) terancam dilarang ikut Tour de France 2018 dan gelarnya di Vuelta dicopot oleh Persatuan Balap Sepeda Internasional (UCI). ”Saya menambah dosis Salbutamol untuk mengobati asma yang semakin parah di Vuelta. Dosis itu atas anjuran dokter tim serta sudah sesuai batasan UCI,” kata Froome kepada BBC.
Dalam pernyataan di laman mereka, Team Sky yang menaungi Froome mengeluarkan pernyataan resmi yang menjelaskan, Froome mengidap asma sejak kecil dan terbiasa memakai obat isap Salbutamol untuk mencegah dan mengobati gejala asma saat latihan.
Froome mengidap asma sejak kecil dan terbiasa memakai obat isap Salbutamol untuk mencegah dan mengobati gejala asma saat latihan.
WADA mengizinkan penggunaan Salbutamol tanpa harus mengajukan therapeutic use exemption (TUE). TUE adalah surat keterangan pengecualian bagi atlet yang sedang mengonsumsi obat-obatan jenis tertentu untuk pengobatan.
WADA dan UCI melakukan tes pada 7 September setelah Froome menyelesaikan etape ke-18 Vuelta. WADA menemukan kandungan Salbutamol 2.000 nanogram per mililiter (ng/ml), melebihi batas 1.000 ng/ml yang diatur WADA. Namun, temuan itu hanya ada di salah satu sampel urine dari 21 sampel yang dites.
Di pekan terakhir Vuelta, Froome mengalami gejala asma akut. Atas saran dokter tim, Froome meningkatkan dosis Salbutamol yang dikonsumsi. Sebagai pebalap utama, Froome diharuskan menjalani tes antidoping di setiap etape. Froome adalah pebalap Inggris pertama yang menjuarai Vuelta.
Manajer tim Sky Sir Dave Brailsford mengatakan, hasil temuan UCI itu tidak lantas Froome terbukti telah melanggar aturan. ”UCI punya hak untuk meminta penjelasan tentang peningkatan kadar Salbutamol tersebut. Kami akan memberikan penjelasan apa pun yang diminta,” kata Brailsford.
Dalam pertemuan itu, Froome dan Tim Sky harus bisa memberikan penjelasan memuaskan. Mereka juga harus bisa membuktikan mengapa penggunaan Salbutamol, yang disebut sesuai batasan, tidak sesuai hasil temuan. Jika mereka tidak bisa memberikan jawaban memuaskan, gela juara Vuellta yang dimiliki Froome bisa dicabut.
Baru-baru ini kasus doping Salbutamol juga melibatkan pebalap Italia, Alessandro Petacchi. Petacchi diberi sanksi larangan bertanding 12 bulan menyusul pemakaian Salbutamol yang melebihi batas. Catatannya memenangi lima etape di Giro d’Italia juga dicabut. (IND)