"The Reds" Mengejar Elite
LIVERPOOL, SELASA — Liverpool hanya butuh selangkah meraih status klub elite di Eropa, hal yang tidak pernah lagi mereka capai nyaris satu dekade terakhir. Status itu terwujud jika mampu membekap Spartak Moskwa di laga pamungkas penyisihan grup Liga Champions, Kamis (7/12), di Stadion Anfield.
Liverpool hanya butuh hasil imbang atas wakil Rusia itu untuk lolos ke babak 16 besar. Terakhir kali "The Reds" tampil di fase gugur Liga Champions sembilan tahun silam saat masih diasuh Manajer Rafael Benitez.
Pada masa itu, Liverpool sejajar dengan barisan raksasa Eropa seperti Bayern Muenchen dan Barcelona. Mereka tim langganan perempat final, bahkan sekali menjadi juara (2005) dan runner-up (2007) pada dekade itu.
Tak ayal, Juergen Klopp, Manajer Liverpool, menyandang beban besar di pundaknya untuk mengembalikan kejayaan klub lima kali juara Liga Champons itu di Eropa. Ekspektasi besar itu muncul dari banyak pihak.
"Dua tahun sudah ia (Klopp) ada di Liverpool. Telah tiba waktunya ia mengembalikan Liverpool (ke jajaran klub elite Eropa), seperti halnya pernah ia capai di Jerman (bersama Borussia Dortmund)," ujar Luis Garcia, mantan striker Liverpool yang menjuarai Liga Champions 2005.
Menurut John Alridge, mantan striker Liverpool lainnya, adalah kodrat The Reds untuk berada di jajaran klub elite di Eropa. Untuk itu, lolos ke babak 16 besar adalah target minimal yang harus dicapai.
Ia yakin, Klopp bakal mati-matian memenangi laga atas Spartak ketimbang tampil aman dengan sekadar mencari imbang. "Liverpool harus menjuarai grup (E) ini dan tidak lagi boleh membuang poin seperti saat (tampil) di Sevilla dan Moskwa. Saya yakin Liverpool kali ini dapat melakukannya," tulis Alridge dalam kolomnya di Liverpool Echo.
Liverpool harus menjuarai grup (E) ini dan tidak lagi boleh membuang poin seperti saat (tampil) di Sevilla dan Moskwa.
Kemenangan atas Spartak bakal menjamin posisi Liverpool di puncak grup dan sejajar dengan para unggulan seperti Barcelona, Paris Saint-Germain, dan Manchester City. "(Duel kontra Spartak) Ini laga terpenting Liverpool musim ini," lanjut Alridge.
Tim paling galak
Tidak akan sulit bagi Liverpool untuk paling tidak menjebol gawang Spartak. Statistik menunjukkan, The Reds tim paling galak di Liga Champions saat ini. Mereka rata-rata membuat 44 tembakan ke gawang di setiap laga Liga Champions musim ini.
Tidak ada tim lain, baik Real Madrid, Barca, maupun PSG, yang melampaui angka itu. Tak heran, koleksi gol The Reds mencapai 16 dari lima laga penyisihan grup. Jumlah gol itu hanya bisa dilewati PSG, tim paling tajam di Liga Champions dengan 24 gol.
Di sisi lain, barisan penyerang The Reds tengah berapi-api. Salah satu penyerang mereka, Mohamed Salah, mengemas 17 gol di 22 laga bersama Liverpool. Ia pun dinobatkan jadi pemain terbaik Liga Inggris pada November.
Seolah tidak mau kalah, striker Roberto Firmino juga mengganas akhir-akhir ini. Ia mengemas empat gol di tiga laga terakhir. Patut dicatat pula, Firmino pencetak gol terbanyak The Reds di Liga Champions musim ini dengan total lima gol dan dua asis.
Jika keduanya gagal mencetak gol, Liverpool masih punya Sadio Mane dan Philippe Coutinho. Keduanya juga punya naluri tajam mencetak gol. Mereka menyumbang tiga gol di babak penyisihan grup Liga Champions sejauh ini.
Sayangnya, kegarangan lini serang itu tidak diikuti kinerja baik di lini belakang. Liverpool hanya sekali tidak kebobolan di delapan laga terakhirnya. Pada laga kontra Sevilla, misalnya, gawang mereka tiga kali dibobol dalam 40 menit. Padahal, The Reds sempat unggul 3-0 lebih dulu saat itu.
Celakanya pula, The Reds kehilangan Joel Matip karena cedera otot. Adapun dua palang pintu lainnya, Ragnar Klavan dan Joe Gomez, tengah berjuang mengejar kondisi bugar setelah absen akhir pekan lalu akibat flu.
Krisis pemain di lini belakang itu memaksa Klopp nekat memasang Emre Can dan Georginio Wijnaldum di posisi palang pintu pada laga kontra Brighton & Hove Albion di Liga Inggris, Sabtu lalu. The Reds menang 5-1.
Klavan dan Gomez bisa diturunkan di laga kontra Spartak. Namun, jika mereka belum bugar seratus persen, itu menjadi risiko bagi The Reds. Jika kalah, Liverpool bisa tersingkir.
Serupa Liverpool, Spartak bakal mati-matian memenangi laga ini. Mereka masih punya kans lolos ke babak gugur. Spartak memiliki penyerang yang mematikan, yaitu Quincy Promes. Penyerang lincah yang sempat diincar Klopp itu mengemas 10 gol di 20 laga Spartak.
"Ia harus diantisipasi," kata gelandang Liverpool, Wijnaldum. (Reuters/JON)