MAGELANG, KOMPAS — Pembinaan atlet bulu tangkis Indonesia akan dilakukan sejak usia sedini mungkin. Upaya ini antara lain dilakukan dengan menggelar beragam kejuaraan untuk atlet yunior, bukan hanya untuk kelompok umur 17-18 tahun, melainkan juga lebih banyak menggelar turnamen untuk kelompok umur di bawah 15 tahun.
Kepala Sub-Bidang Hubungan Luar Negeri Pengurus Besar Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PB PBSI) Bambang Rudianto mengatakan, hal itu harus dilakukan agar Indonesia tidak ketinggalan dari negara lain.
”Kompetisi semakin keras. Banyak negara seperti di Eropa, misalnya, sekarang sudah menyelenggarakan lebih dari 20 turnamen yunior. Kita harus menunjukkan bahwa kita bisa,” ujar Bambang dalam jumpa pers Superliga Yunior 2017 di Magelang, Jawa Tengah, Senin (4/12).
Menurut Bambang, kejuaraan kali ini juga menjadi ajang pemelajaran bagi atlet yunior sehingga mental mereka lebih siap saat naik ke level senior. Berbagai kejuaraan yunior ini juga menjadi tantangan bagi para pelatih agar mau mendidik dan melatih secara sungguh-sungguh semua atlet muda, termasuk yang masih berusia 9-10 tahun.
”Para pelatih juga harus mau lebih sabar, mendampingi, dan memberikan pembekalan secara psikologis agar anak-anak mau tekun berlatih dan tidak sekadar bermain-main,” ujar Bambang.
Para pelatih juga harus mau lebih sabar, mendampingi, dan memberikan pembekalan secara psikologis agar anak-anak mau tekun berlatih dan tidak sekadar bermain-main.
Superliga Yunior 2017 digelar pada 5-10 Desember. Turnamen ini dibagi menjadi dua kategori, yaitu U-19 dan U-17. Turnamen U-19 akan diikuti 100 atlet dari 12 klub, termasuk dari Malaysia, Jepang, dan Korea Selatan. Adapun kelompok U-17 akan diikuti 100 atlet dari 10 klub Indonesia.
Bekal atlet muda
Direktur Superliga Achmad Budiharto mengatakan, Superliga Yunior 2017 adalah ajang yang memberikan bekal pemelajaran atlet-atlet muda untuk bermain beregu.
Persaingan atlet-atlet yunior Indonesia akan berlangsung ketat karena ada peserta dari negara lain. Sebagian peserta dari luar negeri pun menjadikan ajang ini sebagai uji kemampuan atlet-atlet belia.
Pebulu tangkis Korea Selatan, An Seo-young (16), mengatakan, turnamen ini merupakan kesempatan untuk mengasah kemampuan dan mental. Ini ajang penting bagi atlet yunior karena bisa mengetahui karakter permainan atlet dari banyak negara.
Terkait dengan target di kejuaraan ini, dia tidak memiliki misi khusus. ”Saya memastikan saya akan bermain maksimal demi regu,” ujarnya.
Mengenai komposisi tim, An Seo-young mengatakan, rata-rata atlet dari Korea Selatan masih berumur 16-17 tahun. Namun, mereka berani berkompetisi mengikuti turnamen U-19.
Hal serupa dikatakan Muhammad Syahmi (16), atlet dari Malaysia. Sekalipun dia dan sejumlah rekannya masih berusia di bawah 17 tahun, mereka berani mengikuti turnamen U-19. ”Jika ditanya apa hambatan dan kendala kami mengikuti turnamen ini adalah faktor usia. Kami mungkin akan menghadapi atlet-atlet Indonesia yang berusia lebih tua dan lebih berpengalaman,” ujarnya. (EGI)