JAKARTA, KOMPAS — Kekuatan mental pemain dalam menghadapi tekanan saat adu penalti mengantar Vamos Mataram FC meraih gelar juara Turnamen Internasional My Futsal. Pada partai final, Vamos menang 5-4 (5-5) melalui adu penalti atas Cosmo FC di lapangan My Futsal, Jakarta, Minggu (3/12).
”Adu penalti adalah masalah mental dan garis tangan,” ujar Pelatih Vamos Mataram Bonsu Hasibuan.
Meskipun timnya juara, Bonsu merasa belum puas. Dia menilai, anak-anak asuhnya bisa tampil lebih solid dan memenangi partai final dengan skor telak. ”Ini hasil yang tidak baik dari Vamos. Ekspektasi penonton, Vamos bisa meraih 5-1 atau 6-2,” ujarnya.
Cosmo mengawali laga final dengan penampilan yang mengesankan. Para pemain Cosmo tampil tenang dan solid hingga unggul 3-0 atas Vamos pada babak pertama. Kerja sama tim dan akurasi umpan membuat Cosmo mampu menembus pertahanan Vamos.
”Pemain kami sangat percaya diri di awal. Saya selalu minta untuk tetap tenang dan harus kontrol permainan,” ujar Pelatih Cosmo Agus Salam.
Sementara Bonsu kecewa dengan awalan yang buruk dari timnya. Ia merasa, pemainnya tidak bermain maksimal pada menit-menit awal. ”Saya kecewa di mana start tim saya sangat buruk. (Kemasukan) tiga gol itu saya rasa tidak menunjukkan jati diri tim Vamos yang sebenarnya. Mereka terlalu santai dalam bermain. Momen itulah yang malah dikuasai Cosmo dan jadi gol,” ujarnya.
Vamos kemudian memperbaiki pola permainan untuk mengatasi ketertinggalan. Bahkan, mantan kiper tim nasional, Muhammad Nazil Purnama, mulai ikut membantu serangan. Operan cantik Nazil ke Nur Ali membuahkan gol pertama untuk Vamos. Bahkan, gol kedua terjadi hanya berselang dua menit setelahnya. Babak pertama pun berakhir 3-2 untuk Cosmo.
Memasuki babak kedua, Vamos semakin agresif dalam membangun serangan. Sebaliknya, serangan Cosmo selalu terhenti di lini tengah. Dengan taktik umpan satu-dua antara Fikri Untung dan Muhammad Iqbal Iskandar, Vamos menyamakan kedudukan 3-3 melalui gol Fikri.
Laga panas
Pertandingan pun makin panas, meski babak kedua baru berjalan empat menit. Suasana bertambah panas ketika pemain Cosmo, Reza Akbar, tidak terima diganjar kartu merah oleh wasit karena melanggar pemain Vamos. Reza tidak langsung keluar lapangan, tetapi justru mendorong-dorong wasit. Dua petugas TNI ikut melerai perselisihan.
Vamos mulai mengungguli Cosmo, 4-3, tetapi kemudian skor imbang 4-4. Laga berakhir 5-5. Babak tambahan waktu pun tak membuahkan gol. Gelar juara ditentukan melalui adu penalti di mana Vamos menang 5-4.
”Karena kepemimpinan wasit yang bagi kami kurang adil, jadinya tim kami berantakan. Organisasi kami jadi hancur, emosi jadi keluar. Mainnya jadi terburu-buru,” ujar Agus terkait kekalahan anak-anak asuhnya pada final. (DD18)