Usut Tuntas Pengaturan Skor
JAKARTA, KOMPAS — Kasus pengaturan skor dalam pertandingan Liga Basket Indonesia (IBL) musim 2016-2017 harus diusut tuntas hingga semua pihak yang terlibat dikenai sanksi setimpal. Penuntasan kasus ini pun penting agar menjadi pelajaran bagi atlet ataupun cabang olahraga lain.
Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora Mulyana menegaskan, pemerintah mendukung penuh keputusan Pengurus Pusat Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (PP Perbasi) yang menghukum delapan pemain dan seorang ofisial klub JNE Siliwangi Bandung yang terlibat pengaturan skor. Ia menilai, kasus ini sudah menjadi "virus penyakit" di olahraga sehingga bagaimanapun caranya harus bisa dihilangkan.
"Kita (pemerintah) harus mecari bandarnya, yang menurut laporan PP Perbasi, bandar judi ini orang asing, yakni pemain dan pelatih asing yang ada di sini," kata Mulyana, Kamis (23/11), setelah memanggil Ketua Umum PP Perbasi Danny Kosasih dan Ketua Bidang Hukum PP Perbasi George Fernando Dendeng.
Menurut Mulyana, mengingat kasus pengaturan skor ini juga menyangkut perjudian yang merupakan tindak kejahatan, kepolisian bisa dilibatkan dalam penanganan kasus ini. Selain itu, pihak imigrasi juga bisa dilibatkan karena kemungkinan juga ada persoalan izin tinggal dari pemain dan pelatih asing itu.
"Kasus ini harus dibongkar tuntas. Ini jadi pembelajaran bagi semua atlet dan cabang lain. Penting bagi kami, memastikan agar kasus serupa jangan terulang di cabang lain," katanya.
Keterlibatan pihak lain
Danny mengungkapkan, di luar delapan pemain dan satu ofisial JNE Siliwangi Bandung yang dikenai sanksi, ada indikasi keterlibatan 4-5 pemain lokal dari klub lain. Hal ini terlihat dari rekaman laga saat terjadi pengaturan skor, di mana sempat terjadi "perang mulut" dengan tim lawan saat JNE unggul.
"Hal tersebut menjadi salah satu bukti dalam pemeriksaan kami bahwa mereka telah melakukan pengaturan skor," kata Danny, Rabu lalu.
Secara terpisah, Direktur Utama IBL Hasan Gozali mengatakan, kasus pengaturan skor tersebut harus diungkap hingga ke akarnya. "Saat ini kami terus mengumpulkan data untuk mengungkap kasus ini hingga ke akar-akarnya," kata Hasan Gozali pada acara peluncuran IBL di Auditorium iNews, Jakarta, kemarin.
Turut hadir dalam acara itu antara lain Danny Kosasih, Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) yang juga pemilik klub Satria Muda Pertamina Jakarta Erick Thohir, CEO iNews David F Audy, serta sejumlah pemain dan pelatih klub yang berlaga di IBL.
Menurut Hasan Gozali, selain 4-5 pemain lokal lain yang diduga terlibat, ada lima pemain asing yang juga diduga terlibat pengaturan skor ini.
"Kalau pemain lokal (yang terlibat), hukumannya seumur hidup tidak bisa bermain lagi di IBL. Namun, kalau pemain asing, apabila memang sudah terbukti, langsung kami laporkan ke FIBA (Federasi Bola Basket Internasional), dan rasanya sama saja hukumannya," kata Hasan.
Sementara itu, Erick menilai, hukuman juga harus diberikan kepada pemilik klub jika terbukti terlibat dalam kasus pengaturan skor itu.
"Ya mereka (pemilik) juga dikenai hukuman (kalau terbukti terlibat kasus ini) sebab industri bola basket ini harus transparan, profesional, dan bersih," kata Erick.
Musim 2017-2018
Pada IBL musim 2017-2018 yang akan dimulai 8 Desember 2017, sebanyak 10 tim dipastikan akan berkompetisi dalam delapan seri yang berlangsung hingga 22 April 2018.
Menurut Audy, ada 18 pertandingan pada babak penyisihan dan final yang akan disiarkan langsung oleh iNews.
(NIC/WHY)