BOGOR, KOMPAS — Tim atletik Indonesia nomor lari jarak pendek mengejar ketertinggalan persiapan jelang SEA Games 2017. Hingga 50 hari jelang pesta olahraga se-Asia Tenggara itu, kekompakan tim dan fokus atlet terus dibenahi.
Pelatih atletik nomor lari jarak pendek Eni Nuraini mengatakan, masih banyak pekerjaan rumah yang harus dikejar agar target medali emas dapat terpenuhi. Persiapan atlet yang baru dimulai November 2016 itu terkesan lamban dibandingkan negara Asia Tenggara lainnya yang memulai persiapan sejak SEA Games 2015 selesai.
“Kita kalah start dalam hal persiapan, pelatnas ini baru dikumpulkan November 2016. Sementara itu, Vietnam, Thailand, dan Singapura sebagai negara-negara unggulan sudah memulainya sejak SEA Games 2015 usai,” ujar Eni saat ditemui Kompas di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor, pada Selasa (27/6).
Eni mengakui, keterlambatan pelatnas lari jarak pendek membuat tim harus berlatih keras untuk memperbaiki kelemahan dari para atlet. Berdasarkan pantauan Kompas pada Rabu (28/6), para atlet masih mengulang latihan gerak dasar lari dan repetisi lari cepat sejauh 150 meter untuk melatih daya tahan tubuh para atlet.
“Sampai saat ini ada dua pekerjaan rumah yang harus segera kita perbaiki, yang pertama fokus atlet saat di track dan kedua kekompakan tim estafet,” ujar Eni menambahkan.
Atlet atletik Indonesia nomor lari jarak pendek Iswandi Abdullah mengatakan, turunnya fokus dari para atlet dipengaruhi oleh proses adaptasi yang dialami setelah menjalani ibadah puasa kemarin. Lima dari enam atlet lari jarak pendek menjalani ibadah puasa saat bulan Ramadan kemarin, hal itu mengakibatkan para atlet harus menyesuaikan kembali kondisi fisik dengan pola makan, tidur, dan latihan yang kini kembali seperti semula. Turunnya durasi dan porsi latihan selama bulan puasa juga menurunkan daya tahan tubuh atlet.
“Saat puasa kemarin kita latihan dengan porsi yang lebih ringan dibandingkan hari-hari biasa. Misalnya saat tidak puasa kita lari bolak-balik enam kali, saat puasa kita bisa hanya lari lima kali. Selain itu, repetisi gerakan statis dan dinamis kita juga jauh berkurang, membuat daya tahan kami sedikit berkurang,” ujar Iswandi, Rabu (28/6).
Latihan intensif yang dilaksanakan setiap hari oleh tim atletik nomor lari jarak pendek terus dilakukan demi menjaga target medali emas pada SEA Games 2017 di Malaysia nanti. Medali emas yang ditargetkan pada nomor lari jarak pendek 4x100 m berkaca pada hasil Asian Grand Prix yang di gelar di Taipei, pada April 2017. Dalam perlombaan itu Yaspi Boby, Ahmad Fadlin, Iswandi Abdullah, dan Eko Rimbuwan yang tergabung dalam satu tim berhasil mencatatkan waktu terbaik 39,13 detik. Perolehan waktu tersebut mengalahkan Taipei yang menorehkan waktu 39,27 detik dan Thailand 39,63 detik.
Meskipun sudah mendapatkan medali emas dalam uji coba itu, menurut Eni, perbaikan dari para atlet estafet terutama pada saat mengoper tongkat estafet perlu dibenahi. Catatan waktu para atlet bisa saja lebih cepat apabila saat mengoper tongkat estafet dilakukan dengan baik. Untuk itu perlunya koordinasi, kekompakan, dan fokus agar catatan waktu bisa maksimal.
Perbaikan fokus dan juga kekompakan dari para atlet perlu dilakukan untuk menjaga posisi dari negara-negara unggulan seperti Thailand dan Singapura yang memiliki catatan waktu lebih baik dibandingkan Indonesia saat SEA Games 205 di Singapura. Saat itu, Thailand berhasil menyabet medali emas dengan catatan waktu 39,26 detik, Singapura yang memperoleh medali perak berhasil mencatatkan waktu 39,44 detik dan Indonesia dengan catatan waktu 39,47 detik harus puas dengan medali perunggu.
Kembalinya porsi dan durasi latihan bagi para atlet lari jarak pendek diharapkan dapat mengembalikan daya tahan atlet yang sempat turun. Saat ini, tim atletik nomor lari jarak pendek menjalani latihan setiap hari dengan durasi latihan selama dua jam yang dilakukan dua kali sehari, yaitu pagi dan sore. Sementara itu, pada hari Minggu para atlet tidak akan menjalani latihan, namun para atlet tetap harus melakukan gerakan-gerakan pemanasan agar daya tahan para atlet tidak menurun.
Tunggu alat
Meskipun sudah dijanjikan oleh Satlak Prima dan Kemenpora, tim atletik nomor lari jarak pendek masih menghadapi keterlambatan turunnya uang saku dan ketersedian alat latihan maupun bertanding. Sampai saat ini, Tim atletik lari jarak pendek menutupi biaya tunggakkan uang saku dengan bantuan dari PB PASI.
“Uang saku untuk atlet sering terlambat, kalau sudah begitu biasanya kita dibantu oleh PB PASI. Bahkan, untuk suplemen atlet kita beli dengan dana dari PB PASI atau uang saku pelatih. Sementara itu, untuk peralatan latihan kita menggunakan peralatan tahun lalu, itu pun sudah mulai rusak” ujar Eni.