logo Kompas.id
OlahragaBiaya Penyelenggaraan Formula ...
Iklan

Biaya Penyelenggaraan Formula 1

Oleh
· 2 menit baca

Sebelum dibeli Liberty Media, CEO Formula   1 Bernie Ecclestone dan timnya selalu menjual "daya tarik" F1 dengan lebih fokus pada nilai publisitas medianya (media value) ketimbang profit dari penjualan tiket, iklan, dan sebagainya. Dengan "jualan" ditonton lebih dari dua miliar orang per musim, F1 memang menjadi tempat yang dipandang pas sebagai tempat promosi dengan daya jangkau yang luas.Tidak mengherankan bila Bernie kemudian menjual hak penyelenggaraan (fee) F1 dengan harga sangat mahal untuk para pendatang baru. Malaysia, Abu Dhabi, dan Singapura, seperti disampaikan tsmplug.com, harus membayar 65 juta dollar AS hingga 67 juta dollar AS (Rp 864 miliar-Rp 891 miliar) untuk sekali penyelenggaraan F1. Circuit of Americas di Texas, dengan kontrak 10 tahun, 2013-2022, mengharuskan promotor membayar fee 560 juta poundsterling (Rp 9,6 triliun) untuk menggelar balapan F1 selama masa kontrak. Adapun sirkuit-sirkuit lama, seperti sirkuit jalan raya Monako, tidak membayar fee sama sekali, Italia hanya membayar 7 juta dollar AS (Rp 93 miliar), sedangkan Kanada membayar 18 juta dollar AS (Rp 239,5 miliar).Totalsportek.com menguraikan, meski sirkuit-sirkuit lama di Italia, Inggris, Jerman, dan Spanyol membayar rata-rata di bawah harga yang ditetapkan untuk sirkuit-sirkuit baru, kontrak dengan sirkuit-sirkuit di Eropa itu berjangka panjang, 7-10 tahun, dengan tarif fee yang setiap tahun meningkat. Sebuah sirkuit baru di Eropa, sebagai contoh, pada awalnya mungkin membayar fee hanya 17 juta poundsterling, tetapi pada tahun ke-10 fee yang harus dibayar sudah menjadi 40,3 juta poundsterling. Jika ditotal, untuk 10 tahun pembayaran fee mencapai 272 juta poundsterling (sekitar Rp 4,591 triliun).Dengan beban fee yang besar itu, pengelola sirkuit kesulitan meraih untung. CEO Sepang International Circuit Datok Ahmad Razlan Ahmad Razali mengatakan, dengan jumlah penonton yang mencapai kapasitas maksimal Sirkuit Sepang sekalipun, yaitu 120.000 penonton, biaya penyelenggaraan F1 itu tidak akan pernah bisa memberikan keuntungan uang atau sekadar balik modal bagi pengelola dan Pemerintah Malaysia yang menanggung fee. "Keuntungannya lebih pada promosi negara sehingga sekarang Malaysia sudah sangat dikenal dunia. Ibaratnya, semua orang sudah tahu Malaysia. Oleh karena itulah, ketika tujuan tersebut sudah tercapai, diputuskan tidak perlu lagi melanjutkan penyelenggaraan F1 di Sepang karena setiap tahun pasti merugi," ungkap Datok Razlan saat datang ke Jakarta untuk memasarkan penyelenggaraan terakhir F1 di Sepang, yaitu pada 29 September-1 Oktober 2017. (OKI)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000