logo Kompas.id
OlahragaMenerka Tim "Garuda"
Iklan

Menerka Tim "Garuda"

Oleh
· 4 menit baca

Sebulan sudah pelatih asal Spanyol, Luis Milla Aspas, bekerja untuk membentuk skuad tim nasional sepak bola U-22. Masyarakat sepak bola di negeri ini tentu penasaran, seperti apa sepak terjang tim "Garuda" nantinya? Apakah Indonesia menerapkan "tiki-taka" ala Spanyol? Bisakah mereka merajai Asia Tenggara?Sederat pertanyaan itu mengganjal di benak sebagian publik sepak bola Tanah Air. Luis Milla, pelatih yang mengantarkan tim U-21 Spanyol jadi juara Piala Eropa 2011, diharapkan mengangkat prestasi sepak bola negeri ini. Namun, terlalu dini berbicara soal prestasi. Seperti pernah dikatakan Milla saat pertama kali tiba di Tanah Air, ia lebih memfokuskan proses ketimbang hasil. Menurut dia, tiada satu pun prestasi yang terwujud instan. Sebulan terakhir ini, total 38 pesepak bola muda, di bawah usia 22 tahun, dipanggil dan mengikuti latihan seleksi calon pemain timnas U-22 di Karawaci, Tangerang. Di samping nama-nama besar seperti Evan Dimas dan Hansamu Yama, muncul juga nama baru yang belum dikenal luas seperti Saddil Ramdani (Persela Lamongan) dan Hanif Sjahbandi (Arema FC). Mereka masuk dalam 26 nama yang terpilih untuk skuad timnas U-22. Para pemain itu akan jadi embrio tim yang tampil di SEA Games Kuala Lumpur 2017 dan Asian Games Jakarta-Palembang 2018.Ke-26 nama itu diuji dalam laga uji coba kontra Myanmar, Selasa (21/3) pukul 16.00, di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor. Seperti dikutip Elevenmyanmar, tim "Malaikat Putih" juga memastikan terbang ke Bogor, awal pekan ini. "Kami terbang ke Indonesia 21 Maret," ujar Presiden Federasi Sepak Bola Myanmar (MFF) Phone Naing Zaw.Laga itu jadi kesempatan bagus tim Garuda menguji diri, setidaknya melihat dampak hasil latihan tiga pekan terakhir bersama Milla. "Kami berharap pemain bisa mengerahkan kemampuan terbaik," ujar Milla.Dalam jumpa pers saat mengumpulkan 26 pemain, Kamis (16/3), mantan pemain Real Madrid dan Barcelona itu masih merahasiakan baik susunan pemain maupun formasi tim. Ia beralasan masih ingin melihat terlebih dahulu daftar skuad Myanmar yang dibawa ke Bogor. "Kami masih menunggu daftar (nama) itu. Yang pasti, kami menyiapkan tim terbaik melawan Myanmar," ujar Milla yang pernah menimba ilmu di akademi sepak bola milik Barcelona, Spanyol, yakni La Masia.Dari 26 pemain yang dipanggil, tak terlalu sulit memperkirakan bahwa Milla kemungkinan menerapkan pola 4-3-3 atau variasinya, 4-1-2-3. Kedua pola formasi bermain itu sempat dijajal Milla dalam proses seleksi dan latihan tiga pekan terakhir.Itu dikuatkan dengan fakta hanya tersedianya dua striker tengah saat ini, yaitu Ahmad Nur Hardianto (Persela Lamongan) dan Dendy Sulistyawan (Bhayangkara FC). Itu menunjukkan Milla bakal memainkan penyerang sayap, baik di kiri dan kanan. Itu cocok dengan pola 4-3-3 yang digemarinya selama ini. Seperti lazimnya sepak bola ala Spanyol, Milla juga menyukai gaya penguasaan bola dan built up play (membangun serangan dari belakang) melalui aliran bola-bola pendek yang memenuhi sisi lebar lapangan.Akurat mengoperTak ayal, dalam tiga pekan terakhir, para pemain telah digenjot supaya lebih akurat dalam mengoper atau memberi umpan. Sesi latihan itu juga mengikutsertakan para kiper. Seperti disampaikan Eduardo Perez, pelatih kiper timnas U-22, para calon kiper diikutkan dalam latihan bersama pemain field alias non-kiper untuk turut melatih kemahiran mengoper serta melakukan built up play. Menurut Perez, seperti gaya Spanyol umumnya, seorang kiper kini tidak melulu soal menepis atau menghalau bola. Ia juga harus aktif terlibat membangun serangan. "Sebanyak 70 persen kerja kaki, 30 persen tangan," ujarnya mengenai kriteria kiper yang kini harus dimiliki tim Garuda.Pola permainan menekan dengan operan pendek dan cepat itu memang tengah jadi pakem umum tim-tim di Asia Tenggara. Gaya itu diterapkan baik oleh Vietnam dan Myanmar. Myanmar, yang juga mengadopsi pola permainan cepat, sempat mempermalukan timnas U-22 Indonesia di SEA Games Singapura 2015. Saat itu, di luar dugaan, tim Garuda asuhan pelatih Aji Santoso dihajar 2-4 di penyisihan grup. Indonesia lalu kandas di semifinal, sementara Myanmar menjadi runner-up, di bawah Thailand. (JON)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000