Dewi Yuliawati Berjuang Sembuhkan Cedera
JAKARTA, KOMPAS — Berdasarkan hasil pemeriksaan MRI terbaru, cedera tulang belakang yang dialami pedayung Indonesia, Dewi Yuliawati, lebih parah dibandingkan sebelum berangkat ke Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Dewi akan menjalani rehabilitasi di bawah monitoring ahli dari berbagai disiplin ilmu. Selasa (31/1) sore, Dewi berkonsultasi dengan Manajer Kesehatan Umum, Cedera Olahraga, dan Rehabilitasi Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) Andi Kurniawan, Tjahjadi Saputra dari Komisi Kedokteran Olahraga PB PODSI, dan spesialis kedokteran olahraga Indonesia Sports Medicine Centre (ISMC), Veranika Darmidy. Dalam pertemuan itu, Dewi mengatakan, sakit di bagian tulang belakangnya terasa lebih serius. "Sakitnya menjalar sampai kaki. Rasanya seperti kesemutan," kata Dewi. Untuk menyembuhkan cedera, Dewi menjalani terapi renang, dengan berenang dua kali dalam sehari pada pagi dan sore. "Kalau enggak berenang, sakit semakin parah," kata Dewi.Selama sakit, dia juga sudah berkonsultasi dengan delapan dokter dari sejumlah rumah sakit dan lembaga olahraga. Menurut Dewi, dokter menyarankan untuk operasi. Namun, atlet putri asal DKI Jakarta itu menolak."Saya takut. Selain otak, tulang belakang adalah bagian terpenting dalam jaringan tubuh. Kalau bisa, jangan operasi," katanya.Karena Dewi menolak operasi, Andi menyarankan Dewi menjalani rehabilitasi selama satu bulan penuh. "Terapi berenang saja tidak cukup untuk menyembuhkan cedera Dewi. Dia perlu terapi peregangan tubuh, latihan kekuatan otot, dan massage secara berkesinambungan," kata Andi.Pantau perkembangan Selama rehabilitasi, ahli dari berbagai disiplin ilmu akan memantau perkembangan pemulihan tubuh Dewi. Kalau rehabilitasi mempercepat kesembuhan, pemulihan akan dilanjutkan. Namun, jika kemajuannya minim, atau malah kurang mendukung pemulihan, akan dicari jalan keluar lainnya.Menurut Andi, waktu menuju Asian Games 2018 semakin sempit. Operasi cedera membutuhkan masa pemulihan 3-6 bulan. "Kalau tahun ini tidak dioperasi, lalu tahun depan sakit yang sama muncul lagi, kita bisa kehabisan waktu. Kita harus berpikir cepat, dan segala tindakan perlu ada evaluasi mengingat Dewi merupakan unggulan Indonesia dalam perolehan medali Asian Games," ujar Andi. Dewi mengalami cedera pinggang sejak Oktober 2015. Dokter menyarankan operasi dan istirahat total. Namun, padatnya jadwal kejuaraan untuk menembus kualifikasi Olimpiade 2016 membuat Dewi harus menunda operasi. Setelah Olimpiade berakhir, Dewi bekerja keras dan menahan cedera demi tampil di PON Jabar 2016. (DNA)