Menantikan Laju Kencang ”Gowesan” Para Pesepeda di Cycling de Jabar 2024
Cycling de Jabar digelar lagi tahun ini. Potensi ekonomi hingga wisata di jalur yang dilintasi kembali tersaji.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
Cycling de Jabar, kompetisi balap sepeda bergengsi garapan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan harian Kompas (Kompas.id), kembali digelar tahun ini. Sejak 2022, ajang ini selalu dinantikan atlet profesional hingga pegiat sepeda dari berbagai penjuru Tanah Air. Potensi ekonomi dan wisata di sekitar jalur yang dilintasi bakal ikut berputar.
Antusiasme itu diperlihatkan atlet sepeda Muhammad Ridwan (24) pada Kamis (23/5/2024) pagi. Jarum jam baru menunjukan pukul 07.00 WIB, tapi dia dan kawan-kawannya di Nusantara Cycling Team sudah meninggalkan mes di Umbulharjo, DI Yogyakarta.
Tujuan Ridwan dan rekan-rekannya adalah Desa Pogalan di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Di dataran tinggi kaki Gunung Merbabu itu, mereka biasa berlatih. Mengayuh sepeda, memeras keringat. Demi Cycling de Jabar (CdJ), kata Ridwan, latihan dilakukan lebih ketat dalam sebulan terakhir.
Pada Sabtu (25/5/2024), CdJ kembali digelar. Rutenya dimulai dari pantai utara Cirebon menuju pantai selatan Pangandaran sejauh 213 kilometer. Pesepeda bakal melintasi perbukitan di Kabupaten Kuningan dan Ciamis. Ridwan dan empat rekannya akan mengikuti kelas Elite Putra.
Bangga
Demi hasil terbaik, anggota tim balap sepeda ternama di Indonesia ini mengatakan menghabiskan waktu tiga jam per hari. Ridwan mengatakan, latihan intensif dilakukan Senin hingga Jumat.
Setiap latihan, menurut Ridwan, dapat menempuh jarak sekitar 100 km. Latihan ini untuk meningkatkan daya tahan, kecepatan, hingga tempo saat balapan. Intensitas latihan dikurangi pada Sabtu dan Minggu guna memulihkan kondisi tubuh.
”Saya baru pertama kali ikut CdJ. Sebuah kebanggaan jika bisa meraih prestasi di ajang bergengsi ini,” ungkap Ridwan, pemuda asal Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara, itu.
Lain lagi dengan Muhammad Rivaldi (24). Meski berangkat sendiri, Rivaldi juga berlatih 3-4 kali dalam sepekan demi CdJ 2024. Setiap latihan, ia bisa menghabiskan waktu 4 jam.
Edisi CdJ kali ini adalah yang pertama bagi pemuda asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan, itu. ”Ini adalah perlombaan pertama yang rutenya lebih dari 100 km dan harus ditempuh satu hari,” katanya.
Persiapan PON
Jika Ridwan dan Rivaldi baru pertama ikut CdJ, Dewa Gede Rama lebih berpengalaman. Meski usianya baru 16 tahun, dia sudah ikut ajang ini pada 2022 dan 2023.
Kala itu, lomba dilakukan dua hari. Jaraknya juga lebih panjang. Rutenya menyusuri dataran tinggi dan pantai di selatan Jabar.
Pada hari pertama, pesepeda start dari Geopark Ciletuh, Kabupaten Sukabumi, dan finis di Rancabuaya, Garut. Selanjutnya, pada hari kedua, mereka melanjutkan lomba dari Garut hingga Pangandaran. Total jarak yang ditempuh sekitar 370 km.
Kali ini, Dewa bahkan punya misi penting. Dia mengatakan, CdJ menjadi salah satu ajang penting demi menyiapkan diri dalam PON XXI di Aceh-Sumatera Utara pada September 2024. ”Dalam seminggu, saya latihan tiga kali. Jarak tempuhnya hingga 200 kilometer setiap latihan,” ungkap Dewa.
Kehadiran atlet profesional hingga pehobi membuktikan CdJ adalah ajang bergengsi untuk semua. Dari data sementara, pesertanya tahun ini 186 orang. Jumlahnya jauh lebih banyak ketimbang tahun 2022 sebanyak 69 peserta dan tahun 2023 tercatat 160 orang.
Tahun ini, peserta berasal dari beberapa daerah. Tidak hanya di Jawa, tapi ragam kawasan di Kalimantan, Sumatera, Bali, hingga Sulawesi.
Selain Elite yang diisi atlet profesional, peserta akan bersaing di Master A untuk peserta berusia 36-44 tahun dan Master B 46-55 tahun. Gimik lomba di kategori King of Mountain (Raja Tanjakan), Queen of Mountain (Ratu Tanjakan), dan Intermediate Sprint dengan hadiah jutaan rupiah juga bakal diperebutkan para peserta.
Wakil Pemimpin Redaksi Harian Kompas (Kompas.id) Adi Prinantyo mengungkapkan, CdJ 2024 mengusung tema ”Sumanget Jawara”. Ajang ini diharapkan bisa menularkan semangat juara di berbagai bidang, khususnya olahraga, pariwisata, dan ekonomi rakyat. Bahkan, tema kali ini relevan dengan slogan ”Jabar Juara” dan prestasi Jabar sebagai juara bertahan PON.
Seiring ajang ini, Adi menyebut, harian Kompas (Kompas.id) juga melakukan peliputan khusus. Tujuannya, mengangkat potensi ekonomi daerah, ketangguhan warga, hingga keindahan wisata di sekitar jalur yang akan dilintasi.
”CdJ seperti Tour de France di Perancis yang bisa berdampak pada pariwisata hingga ekonomi warga,” ujar Adi.
Ujungnya, ketika CdJ digelar, bukan hanya untuk menguji daya tahan atlet sepeda. Saat kayuhan sepeda itu berputar, ekonomi warga hingga potensi warga diharapkan ikut melaju kencang.