16 Perpustakaan Dibangun di Ambon, Momentum Tingkatkan Literasi Warga
Akses yang luas terhadap buku diharapkan meningkatkan literasi warga. Penulis lokal juga didorong untuk terus tumbuh.
Oleh
RAYNARD KRISTIAN BONANIO PARDEDE
·3 menit baca
KOMPAS/RAYNARD KRISTIAN BONANIO PARDEDE
Tampak depan Perpustakaan Kota Ambon hasil kerja sama Pemerintah Kota Ambon dan Perpustakaan Nasional di Ambon, Selasa (21/5/2024).
AMBON, KOMPAS —Perpustakaan Nasional atau Perpusnas akan membangun fasilitas layanan perpustakaan di Kelurahan Karang Panjang, Sirimau, Ambon. Pembangunan fasilitas ini menelan biaya hingga Rp 10 miliar. Kehadiran perpustakaan dengan pelayanan baik dan koleksi buku lengkap diharapkan mampu mendorong minat baca masyarakat Ambon.
Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Adin Bondar Pasaribu, Selasa (21/5/2024), di Ambon, mengatakan, kehadiran fasilitas perpustakaan di Ambon menjadi terobosan untuk meningkatkan budaya membaca dan menulis wilayah Maluku.
”Harapannya fasilitas ini tidak hanya menjadi gedung, tetapi juga sarana untuk peningkatan kualitas manusia. Membaca dan menulis jadi cara untuk bebas dari kemiskinan,” ucapnya.
Tidak hanya pembangunan fisik, pihaknya juga melatih para pustakawan memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat. Pada pertengahan tahun ini, Perpusnas akan memulai pembangunan perpustakaan di tingkat desa. Di Ambon, akan ada 16 perpustakaan yang akan dibangun ataupun diperbarui.
Arsip foto sejarah Perpustakaan Nasional ditampilkan dalam pameran tematik di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Senin (13/5/2024). Pameran ini merupakan bagian dari rangkaian perayaan Hari Ulang Tahun Ke-44 Perpustakaan Nasional bertajuk Festival Literasi Nusantara. Selain menampilkan berbagai arsip buku lewat pameran tematik, festival ini turut diramaikan dengan gelar wicara, lokakarya, dan lomba.
Perluasan akses bacaan melalui perpustakaan juga dapat membantu upaya pengentasan masalah kemiskinan, salah satunya tengkes (stunting). Mengacu pada Survei Status Gizi Indonesia 2022, angka prevalensi stunting di Provinsi Maluku tahun 2022 tercatat 26,1 persen. Di Kota Ambon, angkanya 21,1 persen. Angka ini berada di catatan nasional sebesar 21,6 persen.
Menurut Adin, referensi buku mengenai pola konsumsi makanan sehat sudah tersedia dengan baik. Makanan ataupun pangan lokal yang bisa dimanfaatkan pun tercatat baik. Hanya saja, budaya membaca dan minimnya akses terhadap bahan bacaan tersebut membuat masyarakat tidak teredukasi.
Perpusnas bersama Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi juga sudah merumuskan aturan yang mendorong pemanfaatan anggaran Dana Desa untuk kegiatan literasi, salah satunya membangun perpustakaan desa.
Penjabat Wali Kota Ambon Bodewin Wattimena mengatakan, budaya membaca dan menulis di Maluku berpotensi menghadirkan bakat-bakat penulis lokal. Sejarah panjang Kota Ambon dan Provinsi Maluku dalam perabadan dunia, mulai dari abad ke-16 hingga era modern bisa merupakan sumber yang bisa menjadi inspirasi.
KOMPAS/TATANG MULYANA SINAGA
Buku D'Amboinsche Rariteitkamer karya ahli botani asal Jerman, Georgius Everhardus Rumphius (1627-1702), yang merupakan koleksi Pusat Perpustakaan dan Literasi Pertanian Kementerian Pertanian ditampilkan dalam peluncuran buku Kotak Keajaiban Benua Maritim: Ambon Abad XVII terbitan Komunitas Bambu di Goethe-Institut Jakarta, Kamis (2/11/2023).
Selain itu, kisah dan sejarah dari ribuan marga, serta desa-desa adat yang ada di wilayah ini perlu diketahui dunia. Belum lagi keindahan alamnya yang berpotensi dikenal masyarakat internasional. Ia berpendapat, hal-hal tersebut belum tercatat dengan baik, serta hanya menjadi sejarah turun-temurun yang diwariskan secara lisan. Kehadiran perpustakaan dengan kualitas baik bisa dimanfaatkan sebagai referensi sejarah, dan tempat berkumpul para penulis bertukar ide.
“Saya ajak warga Ambon untuk mulai menulis. Adanya perpustakaan ini menjadi momentum kebangkitan penulis lokal di Ambon. Dengan membaca, Anda akan mengenal dunia lebih dekat, tetapi dengan menulis, dunia akan dekat dengan anda,” ucap Bodewin.
Ketercukupan koleksi perpustakaan juga masih rendah. Angka koleksi buku di perpustakaan di Maluku tercatat 956.274 buku. Maluku membutuhkan 2.807.180 buku untuk mencapai standar.
Inspirasi lokal
Pegiat literasi Maluku, Rudi Fofid, mengatakan, Maluku juga banyak melahirkan tokoh-tokoh bersejarah, yang berkontribusi bagi pembangunan bangsa. Ia mencontohkan kiprah Eliza Urbanus Pupella, wartawan dan aktivis pendidikan, yang berjuang untuk peningkatan pendidikan masyarakat Maluku.
Lalu, ada aktivis kesetaraan jender, Ina Balla Wattimena, yang memperjuangkan peningkatan kualitas hidup perempuan Maluku di era perjuangan kemerdekaan. Ada pula penulis lokal, Lukas Wairata, yang menulis sejumlah novel terkenal, salah satunya Cinta dan Kewajiban.
Kiprah dan sejarah para tokoh ini belum banyak diperbincangkan, diteliti, dan ditulis dengan tekun. Untuk itu, ia mengajak penulis asal Maluku untuk melihat ke dalam, dan mengambil inspirasi dari sekitarnya. “Apa pun yang dirasakan bisa ditulis, menulis tentang Maluku ini juga menarik perhatian banyak orang,” ucapnya.
RAYNARD KRISTIAN BONANIO PARDEDE
Patung Pahlawan Nasional Pattimura yang berada di Lapangan Merdeka Ambon, Maluku, Kamis (26/10/2023). Lapangan ini tepat berada di depan kompleks Benteng Nieuw Victoria.
Peningkatan literasi di wilayah ini memang perlu dorongan dan bantuan pemerintah. Berdasarkan Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) yang diluncurkan Perpusnas pada 2024 lalu, Kota Ambon mendapat nilai 63,97 poin. Lebih luas, Provinsi Maluku mendapatkan nilai IPLM 64,03 poin dari skala 0-100, atau kategori sedang. Angka ini berada di nilai IPLM Nasional sebesar 69,42 poin.
Sejumlah indikator memang perlu menjadi perhatian dari pemerintah daerah, baik di tingkat kota/kabupaten maupun provinsi. Pertama, jumlah perpustakaan di Maluku masih di bawah standar. Hingga 2023, jumlah perpustakaan di provinsi ini sebesar 1.689 perpustakaan. Provinsi Maluku membutuhkan 3.266 perpustakaan lagi untuk mencapai standar.
Ketercukupan koleksi perpustakaan juga masih rendah. Angka koleksi buku di perpustakaan di Maluku tercatat 956.274 buku. Maluku membutuhkan 2.807.180 buku untuk mencapai standar.