Kearifan Lokal Bali Jadi Referensi Dunia Mengelola Sumber Daya Air
Subak menjadi cerminan kearifan lokal di Bali dalam mengelola sumber daya air. Bali dapat menjadi referensi dunia.
Hamparan padi menghijau di Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali. Panorama sawah menjelang sore membuat Zeid Omar dan wisatawan lain terkagum. ”Sungguh pemandangan yang indah. Saya belum pernah melihat seperti ini sebelumnya,” ujar Zeid.
Zeid adalah wisatawan berdarah Irak yang berasal dari Jerman, Kami bertemu di kawasan wisata Jatiluwih, Jumat (3/5/2024). Ia sempat disapa Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno.
Zeid pernah membaca perihal sawah di Bali dan obyek wisata Jatiluwih yang dikenal dengan hamparan lahan sawah. Meski demikian, Zeid belum sepenuhnya yakin dengan informasi tentang subak di Bali itu. ”Sekarang, saya percaya karena saya sudah melihat sendiri,” kata Zeid. ”Amazing,” ujarnya menambahkan.
Kawasan Jatiluwih sedang dibenahi sebagai persiapan menyambut kunjungan delegasi peserta Forum Air Sedunia ke-10 yang akan digelar di Bali mulai Sabtu (18/5/2024). Kedatangan Menparekraf di kawasan Jatiluwih itu pun berkaitan dengan persiapan menyambut agenda tersebut.
Baca juga: Kawasan Wisata Warisan Budaya Dunia Jatiluwih di Bali Sambut Delegasi Forum Air Sedunia
Sekretaris Daerah Bali Dewa Made Indra ketika memberikan keterangan perihal kesiapan Bali menyambut ajang Forum Air Sedunia secara daring, Selasa, menyatakan, Jatiluwih menjadi salah satu tempat yang akan dikunjungi delegasi peserta WWF. Indra juga menyampaikan, pelaksanaan WWF di Bali menjadi bentuk kepercayaan internasional kepada ”Pulau Dewata”.
Untuk menjaga kepercayaan dunia itu, menurut Indra, semua pihak di Bali serta pemerintah pusat bahu-membahu dalam menyiapkan pelaksanaan forum internasional itu agar berjalan dengan baik dan lancar.
”Tidak mudah bagi daerah menjadi tempat pelaksanaan event besar, terlebih skalanya internasional,” kata Indra. ”Tentu ini menjadi tanggung jawab kami agar seluruh rangkaian acara berjalan dengan sukses dan nantinya akan memberikan image positif kepada delegasi yang hadir di Bali,” ujar Indra dalam konferensi pers yang difasilitasi Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) secara virtual, Selasa.
Indra juga menyatakan, Pemprov Bali akan menggelar acara bernuansa budaya untuk menunjukkan cara Bali memuliakan air kepada delegasi peserta WWF yang akan datang.
Pemprov Bali akan mengadakan acara budaya bertajuk Bali Nice dan menggelar ritual berupa upacara Segara Kerthi. Upacara Segara Kerthi, yang juga akan diisi dengan ritual melukat atau menyucikan badan dan pikiran dengan menggunakan air suci, itu bertujuan memohonkan kelancaran agenda WWF di Bali nanti.
Referensi
Rektor Universitas Dwijendra yang juga peneliti subak dan Ketua DPD Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Bali, I Gede Sedana, dihubungi secara terpisah, Selasa, menyatakan penyelenggaraan Forum Air Sedunia ke-10 di Bali juga harus dijadikan momen untuk lebih memperhatikan semua aspek pengelolaan air.
”Agar pengelolaan sumber daya air semakin bijak demi kemanfaatan bagi umat manusia dan makhluk hidup lainnya serta lingkungan alam pada saat ini dan di masa mendatang,” kata Sedana. ”Terlebih lagi krisis air sudah menjadi isu global, yang harus menjadi perhatian lebih serius,” lanjutnya.
Baca juga: Subak Tak Sekadar Warisan Budaya
Sedana mengatakan, keberadaan air tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Di Bali dan beberapa daerah lain, menurut dia, air memiliki keterkaitan erat dengan ritual masyarakat. ”Masyarakat Hindu Bali telah memiliki kearifan lokal terkait air sejak lahirnya peradaban manusia di Bali,” katanya.
Dari siaran pers tim komunikasi dan media WWF ke-10, Selasa (30/4/2024), disebutkan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi,yang juga bertindak selaku Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan, menyatakan, persoalan air menjadi perhatian dunia. Keberlangsungan sumber daya air perlu terus dijaga.
Dalam keterangan pers tersebut, Luhut juga menyebutkan, tantangan dan permasalahan sumber daya air dunia semakin kompleks. Berkurangnya ketersediaan air yang dapat diakses berpotensi meningkatkan konflik kepentingan. ”Maka, keberlanjutan sumber daya air menjadi tanggung jawab semua pihak, tidak hanya pemerintah. Namun, unsur nonpemerintah juga harus saling bersinergi, berkolaborasi, dan bekerja sama demi keberlangsungan sumber daya air di Indonesia,” ujar Luhut.
Masyarakat Hindu Bali telah memiliki kearifan lokal terkait air sejak lahirnya peradaban manusia di Bali.
Segara Kerthi termasuk dalam Sad Kerthi atau enam upaya menjaga keseimbangan alam semesta demi kepentingan bersama. Pemuliaan air di Bali, yang juga dijalankan melalui ritual atau upacara, mencerminkan filosofi Tri Hita Karana atau kesadaran masyarakat Bali untuk menjaga keharmonisan dan keselarasan hidup.
”Sebagai kearifan lokal, Tri Hita Karana, yang mengutamakan adanya keharmonisan dan keseimbangan hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan alam, dan manusia dengan manusia lainnya, dapat dijadikan sebagai suatu referensi bagi masyarakat dunia untuk mengelola sumber daya air lebih baik,” ujar Sedana.
Pendekatan dengan filosofi Tri Hita Karana dalam pengelolaan air sedari hulu hingga ke hilir di Bali, menurut Sedana, ditunjukkan dan diterapkan dengan sistem subak. Koordinasi dan pengelolaan air seperti subak, ujarnya, perlu dimodifikasi dan dikembangkan dengan mengadaptasi teknologi modern untuk mengelola air secara global.
”Nilai kesucian air dapat dijadikan faktor pengikat bagi seluruh pengguna air untuk menjaga dan melestarikan sumber-sumber air melalui kebijakan pemerintah dan juga antarnegara,” kata Sedana.
Keberadaan subak Jatiluwih beserta lanskapnya, yang sudah mendapatkan pengakuan UNESCO sebagai warisan budaya dunia, tidak hanya menjadi contoh dari kearifan lokal di Bali dalam mengelola air untuk kehidupan. Namun, hal itu juga mencontohkan adanya koordinasi dan manajemen air.
Selain itu, mengutip pernyataan Sandiaga Uno ketika mengunjungi kawasan Jatiluwih, upaya pelestarian budaya, alam, dan lingkungan di Bali memberikan bonus berupa tumbuhnya aktivitas pariwisata.