Satu keluarga tewas keracunan gas dari saluran pendingin mobil, sementara pengemudi taksi daring tewas dibunuh penyewa.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·3 menit baca
Dua peristiwa duka mengusik perhatian masyarakat Jambi selama masa Idul Fitri ini. Kedua peristiwa yang berakhir dengan korban nyawa selayaknya menjadi pelajaran berharga bagi warga untuk lebih berhati-hati di tengah gempita Lebaran.
Peristiwa pertama, satu keluarga tewas keracunan gas beracun yang diduga dari saluran pendingin udara yang bocor di dalam mobil. Peristiwa kedua, seorang pengemudi tewas dibunuh oleh penyewa jasa taksi online atau daring.
Sedianya, Masrial (54) dan keluarganya hendak bersilaturahmi ke rumah kerabat dekatnya di Bungo. Namun, naas tak mampu dihalau. Keluarga itu tewas sebelum tiba di tempat tujuan.
”Satu keluarga ini diduga tewas karena keracunan gas beracun dari saluran AC mobil yang bocor,” kata Ajun Komisaris Besar Singgih, Kepala Polres Bungo, dalam jumpa pers, Senin (15/4/2024).
Masrial berangkat dari Alahan Panjang, Sumatera Barat, Jumat (12/4/2024), sekitar pukul 13.00 WIB, bersama istrinya, Nuryanti (53), dan dua anaknya, Vanggi serta Fattan. Mereka berencana silaturahmi ke tempat adik Masrial, yakni Elia dan suaminya, Wadi.
Sekitar pukul 18.00, Masrial menghubungi Wadi lewat sambungan telepon. Ia bilang, mobilnya terpuruk di jalan yang berada di Desa Limbur Baru, Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang, yang mengarah ke dusun tujuan.
Kendaraan terjebak dalam lumpur sehingga Wadi dan anaknya menyusul Masrial. Setibanya di lokasi sekitar pukul 20.00 WIB, Wadi mendapati mobil tersebut terpuruk dalam kubangan jalan yang berlumpur. Mesin mobil masih dalam kondisi menyala tetapi bagian kaca depan mobil dalam kondisi tertutup. Hanya kaca bagi belakang sedikit terbuka, sekitar 5 cm.
Dari luar, Wadi memanggil-manggil agar pintu mobil dibuka. Namun, tak ada sambutan dari dalam. Wadi akhirnya coba membuka pintu bagian belakang. Rupanya, para korban sudah tidak bergerak.
Jangan sampai sukacita hari kemenangan berakhir dengan petaka.
Atas bantuan warga sekitar dan anggota polisi, para korban lantas dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Hanafi, Bungo. Masrial, istri, dan kedua anak mereka sudah dalam kondisi tidak bernyawa. Dari hasil visum dokter, para korban diduga meninggal akibat terhirup gas beracun jenis karbon monoksida dalam mobil akibat saluran pendingin udara yang bocor.
Singgih pun mengingatkan agar warga yang merayakan Lebaran tetap waspada. Sebab, musibah dapat terjadi di mana pun dan kapan pun.
”Jangan sampai sukacita hari kemenangan berakhir dengan petaka,” katanya.
Taksi daring
Lain lagi dengan nasib yang dialami Rusdianto, pengemudi taksi daringdi Kota Jambi. Dengan maksud mendapatkan tambahan rezeki di malam Lebaran, Anto, demikian panggilan akrabnya, menerima sebuah pesanan. Penyewa jasa ternyata dua pemuda yang meminta pengantaran ke luar kota, yakni wilayah Sungai Duren di Kabupaten Muaro Jambi.
Sudah beberapa jam ditunggu, Anto tak kunjung pulang. Pihak keluarga jadi khawatir. Hingga esok harinya, Anto tidak berkabar. Keluarganya berusaha terus menghubungi tetapi gagal.
Baru lima hari kemudian, keberadaan Anton terungkap. Ia ditemukan di sebuah kebun sawit dalam kondisi tewas.
Setelah menelusuri, aparat kepolisian akhirnya menemukan kedua pelaku yang diduga membunuh Anto. Keduanya, bernama Agam dan Afif, warga Kabupaten Tebo. Agam ditangkap di rumahnya di Tebo, sedangkan Afif ditangkap di Kota Jambi.
”Tersangka sudah ditangkap dan diamankan di polsek,” kata Inspektur Yoga Dharma, Kepala Polsek Muara Tabir.
Penelusuran aparat mendapati motif pelaku membunuh Anto adalah untuk mendapatkan uang. Mobil digadaikan senilai Rp 28 juta. Dari jumlah tersebut, Afif memperoleh Rp 21 juta sedangkan Angga mendapatkan Rp 7 juta. Keduanya mengaku ingin tambahan uang untuk digunakan selama masa Lebaran.
Hasil pengecekan aparat, mobil yang digadaikan itu berada di wilayah Sumatera Barat. Mobil telah disewakan oleh pihak gadai.
Infografik Silaturahmi Lebaran Generasi Muda
Dosen Ilmu Sosial Universitas Nurdin Hamzah Jambi, Wenny Ira, menilai masa Lebaran menjadi momen indah bagi masyarakat, terkhusus umat Islam. Lebaran menjadi saat yang pas untuk saling bersilaturahmi dan merekatkan hubungan keluarga. Bagi kalangan tertentu, Lebaran juga dapat menjadi momen untuk dimanfaatkan memetik rezeki.
Namun, ia mengingatkan masyarakat jangan lengah di tengah momen kegembiraan. Ajang silaturahmi perlu dipersiapkan dalam kewaspadaan. Misalnya saat harus berkunjung ke lokasi yang jauh, keluarga perlu memastikan keamanan sampai di tujuan.
Jangan sampai momen Lebaran yang penuh kegembiraan malah jadi momen duka. Ini sangat disayangkan.
Ia pun mendorong aparat untuk meningkatkan pengamanan di masa Lebaran. Begitu pula pengelola layanan jasa online agar memastikan keamanan terjamin, tidak hanya bagi pengguna jasa, tetapi juga bagi pengemudi taksinya. Sistem keamanan menyeluruh perlu ditingkatkan agar tak bertambah korban lagi.
”Jangan sampai momen Lebaran yang penuh kegembiraan malah jadi momen duka. Ini sangat disayangkan,” tuturnya.