Kerja Sama dan Pelibatan Diaspora Madura Akan Tingkatkan Ekonomi
Kerja sama, soliditas, dan sikap terbuka masyarakat akan menjadi kunci kemajuan di Pulau Madura.
Oleh
DAHLIA IRAWATI, AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·4 menit baca
BANGKALAN, KOMPAS — Kebangkitan ekonomi masyarakat Madura bisa dimulai dengan melibatkan diasporanya di seluruh dunia. Kerja sama, soliditas, dan sikap terbuka menerima hal baru menjadi kuncinya.
Hal itu menjadi pembahasan dalam Silaturahmi Nasional Forum Komunikasi Madura Bersatu (FK Mabes), Minggu (14/4/2024) di Pendopo Agung Kabupaten Bangkalan. Hadir dalam kegiatan itu perwakilan FK Mabes dari berbagai penjuru Nusantara serta tokoh masyarakat, seperti Mayor Jenderal TNI Farid Makruf (Penasihat FK Mabes), KH Muhammad Rawi (tokoh masyarakat sekaligus Ketua Umum Ikatan Keluarga Madura/Ikama), dan Asisten Bidang Pemerintahan Pemkab Bangkalan Ismed Efendy.
Selain forum silaturahmi, kegiatan juga dilanjutkan dengan gelar seni budaya. FK Mabes merupakan perkumpulan masyarakat Madura yang bergerak di bidang seni budaya.
”Kegiatan seperti pertemuan ini diharapkan akan mempererat persatuan masyarakat Madura seantero pelosok negeri dan dunia sehingga bisa memberikan dampak positif terhadap Madura ke depan,” kata ketua panitia acara Ali Imron.
Farid Makruf, putra Bangkalan yang saat ini menjadi Tenaga Ahli Pengkaji Bidang Sumber Kekayaan Alam Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), berharap forum-forum komunikasi masyarakat Madura tersebut akan memberikan dampak positif pada kemajuan Madura.
”Masyarakat Madura harus sadar diri dan mau menerima orang luar. Kita jangan terlalu curiga bahwa orang luar akan membawa keburukan. Jangan antipati menerima hal dan budaya baru. Oleh karena itu, yang bisa dilakukan adalah edukasi melalui forum-forum seperti ini,” kata Farid seusai acara.
Terpenting, menurut Farid, adalah kekompakan dan soliditas masyarakat di seluruh wilayah Madura. ”Saya juga minta FK Mabes membantu mengedukasi masyarakat serta mengajak semakin kritis, terutama dalam pemilihan legislatif. Betapa banyak anggota legislatif mendapatkan suara dari Madura, tapi kondisi Madura tetap seperti ini, seperti zaman saya dahulu. Dengan pendidikan dan kekritisan, kita bisa menggugah anggota legislatif untuk mau membangun Madura,” kata mantan Pangdam V/Brawijaya tersebut.
Kritis, menurut Farid, tidak dengan menolak semua investor yang masuk. Masyarakat Madura perlu mengkaji hal yang mereka butuhkan untuk lebih maju. ”Tahun 2023 lalu ada investor yang datang untuk pengolahan sampah kering. Mereka ditolak masyarakat dengan alasan ketakutan dan lainnya. Hal seperti ini perlu edukasi lebih lanjut, agar masyarakat bisa paham hal yang dibutuhkan untuk kemajuan Madura,” katanya.
Muhammad Rawi, tokoh masyarakat sekaligus Ketua Umum Ikama, mengatakan, salah satu persoalan penting adalah sulitnya Madura, khususnya Bangkalan, mendatangkan investor. ”Saya harap dengan keberadaan FK Mabes ini bisa mendukung masuknya investasi ke Madura. Sebab, dengan masuknya investasi, pertumbuhan ekonomi di Madura bisa seperti yang diharapkan,” katanya.
Selain mengharapkan efektivitas atas keberadaan forum-forum masyarakat Madura tersebut, Rawi juga berharap pemerintah kreatif untuk membuat kegiatan-kegiatan yang bisa mendatangkan pengunjung ke Madura.
Hal itu, kata Rawi, bisa dimulai dengan mendatangkan diaspora Madura yang ada di seluruh dunia, kembali ke kampung halamannya setahun sekali, misalnya saat mudik. Selain itu, Jembatan Suramadu ditata, UKM lokal dikuatkan, sehingga bisa memunculkan suvenir khas, dan dilanjutkan dengan acara-acara seperti istigasah dan wisata religi selama lebih kurang satu minggu, misalnya.
”Dari sana, warga Madura yang akan pulang kampung bisa membelanjakan uangnya di Madura. Ini bisa jadi awal yang bagus untuk peningkatan ekonomi Madura,” kata Rawi. Diaspora Madura di berbagai penjuru dunia, menurut Rawi, saat ini lebih dari 5 juta orang.
Menurut Rawi, mendatangkan diaspora ke kampung halamannya akan menjadi hal sederhana yang bisa mengungkit ekonomi setempat. ”Ayo, kita lakukan dengan cara-cara sederhana. Jangan muluk-muluk langsung mencari atau mendatangkan investor dari luar. Datangkan saja warga Madura sendiri dengan cara membuat event besar. Ini bisa jadi langkah awal memajukan Madura,” katanya.
Asisten Bidang Pemerintahan Pemkab Bangkalan Ismed Efendy mengakui, persoalan di Bangkalan adalah minimnya investasi. ”Meskipun dekat dengan Surabaya, investasi dari luar tidak masuk-masuk sehingga kita butuh dukungan segenap masyarakat, khususnya FK Mabes. Semoga ke depan ada kerja sama untuk memasukkan investasi ke Bangkalan sehingga tingkat pengangguran berkurang. Kendala yang menghambat investasi mari kita selesaikan bersama,” katanya.
Kabupaten Bangkalan merupakan salah satu kabupaten miskin di Jawa Timur. Badan Pusat Statistik (BPS) Bangkalan mencatat persentase penduduk miskin di Kabupaten Bangkalan pada Maret 2023 sebesar 19,35 persen, menurun 0,09 persen poin terhadap Maret 2022 yang sebesar 19,44 persen. Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Bangkalan pada Maret 2023 sebanyak 196.660 orang, bertambah 550 orang terhadap Maret 2022 yang sebanyak 196.110 orang.
Pendapatan per kapita per bulan di Kabupaten Bangkalan pada Maret 2023 sebesar Rp 503.207. Bertambah Rp 44.453 per kapita per bulan atau meningkat sebesar 9,69 persen apabila dibandingkan dengan kondisi Maret 2022 yang sebesar Rp 458.754.