Dua Hari, Tiga Balon Udara Jatuh dengan Membawa Petasan
Dalam dua hari, tiga balon udara jatuh di tiga lokasi berbeda di kota dan Kabupaten Magelang.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Dalam dua hari, tiga balon udara jatuh di kota dan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Jumat (12/4/2024) dan Sabtu (13/4/2024). Tiga balon udara tersebut turut membawa rangkaian mercon dan petasan.
Sabtu (13/4/2024), balon udara jatuh di bagian belakang kantor sekaligus gudang distributor es krim di Jalan Urip Sumoharjo, Kelurahan Wates, Kota Magelang. Menurut sejumlah pegawai kantor yang melihat, balon ini berukuran sangat besar dengan diameter sekitar 10 meter. Di bagian bawah balon udara ini terdapat rangkaian petasan dalam jumlah banyak.
Pada Jumat (12/4/2024) sekitar pukul 08.00 WIB, dua balon udara ditemukan di Perumahan Pesona Kota Mungkid, Desa Donorojo, Kecamatan Mertoyudan, dan di Desa Kembanglimus, Kecamatan Borobudur. Di dua lokasi tersebut, mercon dari dua balon udara meledak dan menimbulkan kerusakan.
Di Perumahan Pesona Kota Mungkid, ledakan mercon dari balon udara menyebabkan satu mobil milik tamu dan lima rumah warga rusak. Adapun di Desa Kembanglimus, balon udara jatuh dan menimbulkan dampak kerusakan pada satu rumah warga, Heri Prayoga.
Riyanto (55), Ketua RT 002 RW 015 di Perumahan Pesona Kota Mungkid, mengatakan, sebelumnya sebagian warga melihat balon udara sudah tampak bergerak melambat dari timur sekitar pukul 07.30 WIB. Beberapa orang juga melihat balon udara juga bergerak semakin merendah.
Sekitar pukul 08.00 WIB, warga dikejutkan suara ledakan yang sangat keras.
”Suara ledakan terdengar tiga kali. Semuanya terdengar sangat keras sehingga menimbulkan getaran hebat pada jendela,” ujar Riyanto.
Rendi (32), salah seorang warga yang rumahnya juga terkena dampak kerusakan, mengatakan sempat melihat nyala api dari mercon dari balon udara yang ketika itu berada di bagian atas rumah tetangga terlempar ke rumah dan sempat membakar sedikit tembok samping rumah.
”Saya buru-buru menyiramnya dengan air,” ujarnya.
Di Desa Kembanglimus, Dimas Ramanda (18), putra Heri Prayoga, menuturkan hal serupa. Setelah mendengar rentetan ledakan petasan kecil, tiba-tiba saja terdengar ledakan mercon yang sangat keras. Ledakan mercon itulah yang kemudian membuat Dimas terbangun.
”Selain karena suara ledakan yang sangat keras, saya terbangun karena ledakan mercon membuat udara dalam rumah menjadi sangat panas,” ujarnya.
Mercon dari balon udara meledak di atap di bagian atas kamar Herdiana, kakak Dimas. Ledakan tersebut menyebabkan tandon air yang berada di atap pecah dan air yang ada di dalamnya bersemburan keluar. Air inilah yang kemudian membantu memadamkan nyala api ledakan.
Namun, kerasnya ledakan tetap saja membuat hampir semua genteng yang menaungi kamar Herdiana hancur berantakan. Saat peristiwa ledakan itu terjadi, Herdiana sedang pergi ke rumah neneknya.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota (Polresta) Magelang Komisaris Rifeld Constantien Baba mengatakan, penyelidikan balon udara saat ini masih ditangani di tingkat kepolisian sektor (polsek) masing-masing.
Sejauh ini, asal balon udara yang jatuh di Desa Kembanglimus diduga berasal dari balon udara yang dibuat oleh kelompok pemuda di Desa Baturono, Kecamatan Salam. Adapun asal balon udara di Perumahan Pesona Kota Mungkid hingga saat ini belum terungkap.
Sebagian masyarakat di Kabupaten Magelang memang memiliki kebiasaan untuk merayakan Lebaran dengan membuat serta menerbangkan balon udara. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari tradisi Lebaran. Kebanyakan dari mereka yang membuat balon udara biasanya juga melengkapi balon udara dengan rangkaian petasan.
Mempertimbangkan kondisi tersebut, polsek-polsek biasanya juga intens memantau aktivitas masyarakat dalam membuat balon udara dan mercon. Hal ini, antara lain, dilakukan oleh Polsek Muntilan yang kemudian menyita 200 balon udara dalam kemasan, beberapa waktu lalu.