Tiga Hari Terakhir, Lima Pemudik Tewas dalam Kecelakaan di Ngawi
Tiga hari terakhir, lima pemudik tewas di jalan tol dan jalan raya di Ngawi, Jatim. Kelalaian manusia jadi penyebab.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Selama tiga hari terakhir, sejumlah kecelakaan fatal di jalan tol dan jalan raya wilayah Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, merenggut lima nyawa pemudik pengguna kendaraan pribadi. Potensi kecelakaan lalu lintas tinggi karena kepadatan arus mudik menjelang Lebaran.
Lima korban jiwa itu merupakan korban dari tiga kasus kecelakaan. Kasus pertama adalah kecelakaan tunggal mobil Mazda Biante di Kilometer 572 jalur A Jalan Tol Solo-Ngawi, Sabtu (6/4/2024) pukul 09.30. Kecelakaan terjadi di wilayah Desa Gemarang, Kecamatan Kedunggalar, Ngawi.
Mobil berpenumpang lima orang itu dari Jakarta dan hendak menuju Desa Kasreman, Kecamatan Kasreman, Ngawi. Akibat kecelakaan itu, seorang tewas di tempat kejadian, yakni penumpang bernama Ike Dewi Mayadiani (42). Pengemudi bernama Dyah Maya Haryani (38) meninggal dalam perawatan pada Senin (8/4/2024).
Sekitar satu jam dari kejadian itu, yakni di Kilometer 550 jalur B Jalan Tol Solo-Ngawi, Toyota Innova berisi lima orang tiba-tiba selip dan terbalik. Kecelakaan terjadi di wilayah Desa Sambirejo, Kecamatan Mantingan, Ngawi.
Dalam kejadian naas tersebut, seorang penumpang yang merupakan warga Surabaya, Johan Kusuma (25), tewas. Empat orang lainnya, termasuk pengemudi Kristin Kusuma (25), terluka dan masih dalam penanganan di Rumah Sakit Widodo, Ngawi.
Kecelakaan ketiga terjadi pada Minggu (7/4/2024) pukul 14.30 di Kilometer 8 Jalan Raya Ngawi-Mantingan, Desa Ngale, Kecamatan Paron, Ngawi. Bus PO Sumber Selamat arah Surabaya menabrak sepeda motor Honda Beat yang dinaiki dua orang.
Kecelakaan itu merenggut nyawa dua penumpang sepeda motor, yakni Sri Agung Setiawan (21) dan Freda Siti Mahela (28). Keduanya berasal dari Desa Karangasem, Kecamatan Bulu, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.
Direktur Lalu Lintas Polda Jatim Komisaris Besar Komarudin mengatakan, Kepolisian Resor Ngawi telah menangkap dan menahan pengemudi bus yang terlibat kecelakaan itu.
Pengemudi itu bernama Fajar Gumilang (33), warga Ngeblak Pojok, Kediri, Jatim. ”Pengemudi diduga kuat ugal-ugalan saat mendahului kendaraan lain sehingga menabrak sepeda motor yang mengakibatkan kematian dua orang,” ujarnya.
Dari penyelidikan Polres Ngawi dan Polda Jatim, ketiga kecelakaan itu terjadi akibat kelalaian manusia. Dua kecelakaan di jalan tol tidak melibatkan kendaraan lain. Mobil Biante dan Innova tiba-tiba selip atau oleng sehingga terguling karena pengemudi mengantuk.
Dalam kondisi terserang kantuk, kesadaran pengemudi kritis sehingga amat berbahaya bagi keselamatan semua penumpang dalam perjalanan. Oleh karena itu, jika lelah, mengantuk, atau kondisi tidak prima, warga diminta tidak memaksakan diri mengemudi.
Sementara itu, kecelakaan bus Sumber Selamat karena pengemudi ugal-ugalan. Kepala Polda Jatim Inspektur Jenderal Imam Sugianto seusai meninjau arus mudik di wilayah Ngawi, Senin petang, meminta agar pengemudi bus dikenai tindakan tegas. ”Jika melanggar lalu lintas, tindak tegas semua sopir bus,” katanya.
Imam menambahkan, dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya, Jalan Tol Solo-Ngawi, termasuk Kilometer 572-573, merupakan lokasi rawan kecelakaan. Sebab, pengemudi yang sampai di sini rata-rata sudah menyetir berjam-jam dari Jakarta atau Surabaya. Oleh karena itu, mereka rentan terserang lelah dan kantuk sehingga kewaspadaan amat menurun.
Wilayah Ngawi sejak Kilometer 498 Jalan Tol Solo-Ngawi adalah daerah pertama di Jatim yang dimasuki para pemudik Jateng. Ketika sudah berada di Jatim, pengemudi secara psikologis biasanya merasa sudah dekat sehingga terdorong untuk memacu kendaraan lebih kencang. Padahal, kondisi fisik mereka bisa jadi sudah menurun sehingga rentan terserang letih dan kantuk.
”Nah, maka itu, di Ngawi sudah ada beberapa rest area (tempat istirahat). Sebaiknya istirahat dulu, jangan malah tambah melaju,” ujar Imam.
Pengemudi diduga kuat ugal-ugalan saat mendahului kendaraan lain sehingga menabrak sepeda motor yang mengakibatkan kematian dua orang.
Pada momen arus mudik dan balik selama masa Operasi Ketupat Semeru 3-15 April 2024, petugas di jalan tol dan jalan raya perbatasan antarprovinsi diminta untuk mengarahkan para pengemudi beristirahat. Arahan itu sekaligus menyegarkan dan mengingatkan kembali pengendara tentang keselamatan dan keamanan selama perjalanan.
Selama masa arus mudik Lebaran, potensi kecelakaan di Jatim memang tinggi. Hal ini disebabkan Jatim merupakan daerah terbanyak asal pemudik.
Menurut survei Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan, pergerakan nasional mencapai 193,6 juta jiwa. Sekitar 31,3 juta jiwa atau yang tertinggi merupakan pergerakan dari dan di Jatim.
Masih menurut survei itu, Jatim merupakan provinsi kedua tujuan utama pemudik. Sebanyak 37,6 juta pemudik menuju Jatim. Pemudik berasal dari dalam wilayah Jatim dan luar provinsi berpopulasi 41,3 juta jiwa ini.
Berdasarkan data di laman Pusat Informasi Kriminal Nasional Polri, selama Operasi Ketupat Semeru pada 18 April-2 Mei 2023, di wilayah hukum Polda Jatim terjadi 1.352 kecelakaan yang mengakibatkan 186 orang tewas, 18 orang luka berat, dan 2.059 orang luka ringan.