Pesawat dan Kapal Laut Jadi Favorit Pemudik Kalimantan Tengah
Transportasi udara masih jadi favorit warga Kalteng. Kapal laut menyusul di posisi berikutnya.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·2 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Transportasi udara masih jadi favorit warga Kalteng untuk mudik. Jika dibanding dari tahun ke tahun, pesawat selalu jadi pilihan pemudik. Meski harga tiketnya jauh lebih mahal, pesawat dipilih lantaran lebih cepat sampai.
Sebagian pemudik memilih pesawat sebagai moda transportasi pemudik agar lebih cepat sampai. Hal itu, antara lain, disampaikan Sarifuddin (35), warga Surabaya yang sudah 15 tahun bekerja di Kalimantan Tengah. Tahun ini ia berencana pulang ke Sawahan, Kota Surabaya, kampung asalnya.
Ia sudah membeli tiket sekitar 10 hari sebelum keberangkatan. Sarifuddin yang bekerja di sebuah perusahaan perkebunan sawit di wilayah Kabupaten Gunung Mas itu mengatakan selalu memilih transportasi udara untuk pulang kampung. ”Bukan karena banyak duit, tapi supaya lebih cepat sampai saja,” katanya di Palangkaraya, Senin (8/4/2024).
Peningkatan jumlah penumpang memang sudah dirasakan di Bandar Udara Tjilik Riwut Kota Palangkaraya. Peningkatan itu membuat semua maskapai menambah jadwal penerbangan. Batik Air, misalnya, menambah dua penerbangan tambahan ke Jakarta dan Surabaya.
Executive General Manager Bandar Udara Tjilik Riwut, Ardha Wulanigara, mengatakan, penambahan maskapai itu membuat jam operasional bandara bertambah.
Bandara yang dibuka pukul 07.00 pagi lalu tutup pada 18.30 petang kini diperpanjang hingga pukul 19.00 malam. Bahkan, semakin mendekati Lebaran, waktu operasional kantor bisa lebih panjang.
”Kami bekerja sesuai kebutuhan masyarakat. Jika perlu diperpanjang, kami akan perpanjang jam operasionalnya,” kata Ardha.
Bukan karena banyak duit, tapi supaya lebih cepat sampai saja.
Hingga saat ini, data Angkutan Lebaran 2024 dari Dinas Perhubungan Provinsi Kalteng, setidaknya 23.945 orang datang dan pergi menggunakan pesawat terbang dari seluruh bandara yang ada di Kalimantan Tengah.
Setelah pesawat terbang, kapal laut juga sudah mengantar 17.198 penumpang yang datang dan pergi dari dan ke Kalimantan Tengah. Lalu diikuti kendaraan bus dengan total 9.722 orang.
Pelabuhan Sampit, salah satu yang paling ramai untuk transportasi laut, terhitung dari 15 hari sebelum Lebaran sampai sekarang sudah mengantar 9.000 penumpang. Mereka bertolak dari Pelabuhan Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, menuju sejumlah daerah di Jawa.
Kepala Seksi Keselamatan Berlayar, Penjagaan, dan Patroli KSOP Kelas III Sampit, Marzuki, mengatakan, ada dua tujuan utama yang jadi pilihan sebagian besar penumpang, yakni Semarang dan Surabaya.
Pada Senin siang, Pelabuhan Sampit memberangkatkan pemudik gratis kelompok pertama yang menggunakan KM Kirana III tujuan Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dengan jumlah penumpang mencapai 768 penumpang. Masih ada dua kapal lagi yang akan berangkat hingga petang nanti.
Mudik gratis untuk transportasi laut akan melayani pemudik tujuan Surabaya dan Semarang. Total setidaknya 1.200 orang akan mendapatkan kursi gratis di kapal.
”Sampai saat ini, pelaksanaan mudik penumpang embarkasi ataupun debarkasi di Pelabuhan Sampit berjalan lancar. Semoga berjalan lancar hingga kapal terakhir sebelum Idul Fitri,” ujar Marzuki.
Marzuki menambahkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan petugas Stasiun Meteorologi Kota Palangkaraya dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika yang memperkirakan selama tujuh hari ke depan gelombang laut terjadi di bawah 1 meter. Kondisi itu merupakan kondisi aman untuk kapal berlayar.