Jalur Mudik Pantura Semarang Terendam, Belasan Pompa Air Dikerahkan
Jalur Pantura Kaligawe, Kota Semarang, Jateng, masih terendam banjir sejak Sabtu. Ketinggian air 30 sentimeter.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Banjir masih merendam sejumlah titik di Jalur PanturaKaligawe, Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin (8/4/2024). Pemerintah setempat mengerahkan belasan pompa air untuk menyedot genangan supaya jalanan tersebut bisa dilalui dengan nyaman oleh masyarakat, khususnya pada pemudik.
Banjir dengan ketinggian mencapai 30 sentimeter di kawasan itu terjadi sejak Sabtu (6/4/2024). Pada Senin, air merendam jalur Demak-Semarang, tepatnya di seberang Rumah Sakit Islam Sultan Agung. Adapun genangan di jalur Semarang-Demak atau di depan Rumah Sakit Islam Sultan Agung telah surut.
Sebelumnya, polisi menyiapkan jalur alternatif bagi pengendara yang ingin melintas di wilayah itu agar tak terjebak banjir. Pengendara dari arah timur atau Demak dan sekitarnya menuju Semarang diarahkan untuk melalui Jalan Wolter Monginsidi, Pedurungan, Gayamsari, kemudian masuk kawasan Simpanglima, lalu kembali ke jalur pantura.
Kendati demikian, masih banyak pengendara yang nekat melalui jalur tersebut. Akibatnya, beberapa kendaraan mogok. ”Kalau mengambil jalur memutar kejauhan, jadi banyak yang memaksa lewat sini,” kata Yanto (62), pengemudi ojek daring yang sehari-hari mangkal di kawasan Kaligawe, Senin.
Menurut Yanto, ketinggian air yang merendam jalanan tersebut sempat berkurang pada Minggu (7/4/2024) petang. Namun, ketinggian air kembali bertambah lantaran hujan deras yang mengguyur Kota Semarang dan sekitarnya pada Minggu malam. Hujan deras membuat debit air di Sungai Tenggang yang posisinya di sekitar jalanan tersebut melimpas.
Pemerintah Kota Semarang bersama sejumlah pihak terus mengupayakan agar banjir di kawasan itu segera teratasi. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mengerahkan pompa-pompa air untuk menyedot genangan.
Menurut Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang Suwarto, ada 12 pompa air yang disiagakan di sekitar Jalan Pantura Kaligawe untuk menyedot genangan. Dari jumlah tersebut, tiga unit pompa didatangkan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana dari Kota Surakarta.
”(Dengan adanya pompa air) sudah ada penurunan ketinggian genangan, tetapi tidak terlalu signifikan karena debit air Sungai Tenggang masih tinggi. Air dari sungai itu tertahan, tak bisa mengalir ke laut karena sedang ada pasang air laut. Semoga cuaca mendukung, genangan bisa segera surut, dan lalu lintas kembali normal,” ujar Suwarto.
Pada Minggu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Maritim Semarang mengeluarkan peringatan dini banjir pesisir atau rob. Peringatan kewaspadaan tersebut berlaku mulai Minggu pukul 16.00-20.00.
Koordinator Observasi dan Informasi BMKG Maritim Semarang Ganis Erutjahjo mengatakan, banjir rob dapat berdampak pada terganggunya transportasi di sekitar pelabuhan dan pesisir, aktivitas petani garam, serta aktivitas bongkar muat di pelabuhan.
”Kami juga mengimbau masyarakat agar selalu waspada dan siaga dengan selalu memperhatikan informasi terbaru dari BMKG guna mengantisipasi dampak dari banjir rob ini,” ucapnya.
Selain itu, masyarakat Kota Semarang juga diimbau waspada dengan adanya fenomena supermoon atau purnama sempurna pada Rabu (9/4/2024). Fenomena tersebut berpotensi menyebabkan pasang maksimum karena posisi Bulan berada paling dekat dengan Bumi sehingga memiliki daya gravitasi terkuat pula.
Dalam beberapa kesempatan, Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengimbau jajarannya untuk bersiaga dalam menghadapi potensi bencana, khususnya banjir rob, pada masa mudik Lebaran. Selain menyiagakan pompa-pompa-pompa, pembersihan saluran air juga diharapkan bisa dilakukan untuk mengoptimalkan daya tampung.