Puncak Arus Mudik Relatif Lancar di Tol, tetapi Padat di Pantura
Sistem ”one way” membuat jalan tol relatif lancar saat puncak arus mudik. Namun, di pantura Cirebon terjadi kepadatan.
CIREBON, KOMPAS — Puncak arus mudik yang diperkirakan terjadi pada Sabtu (6/4/2024) di jalan tol wilayah Jawa Barat relatif lancar setelah penerapan sistem satu arah atau one way. Sebaliknya, rekayasa lalu lintas itu memicu kepadatan di jalur pantai utara yang menuju Jakarta.
Lancarnya arus lalu lintas itu, antara lain, terpantau di Jalan Tol Palimanan-Kanci (Palikanci). Hingga Sabtu petang, tidak tampak hambatan berarti. Apalagi, Korps Lalu Lintas Polri memberlakukan one way sejak Jumat (5/4/2024) malam. Dengan begitu, dua jalur digunakan untuk arah Jawa Tengah.
Kecepatan kendaraan pun diperkirakan 60-100 kilometer per jam. Laju kendaraan sempat melambat saat mendekati rest area Km 207A dan Km 208B, Cirebon, Jabar. Pemudik harus mengantre masuk. Bahkan, menjelang Km 208B, beberapa mobil dan bus berhenti di bahu jalan.
Baca juga: Sempat Ditunda, Sistem ”One Way” Saat Arus Mudik di Cipali Diterapkan
Antrean kendaraan juga tampak di stasiun pengisian bahan bakar umum. Di toilet dan masjid, sejumlah pemudik harus menunggu giliran. Meski demikian, petugas belum menerapkan sistem buka tutup area istirahat. Mereka hanya mengatur alur masuk dan keluar mobil di tempat itu.
Feri (30), pemudik, mengatakan perjalanannya di jalan tol relatif lancar. Bersama kerabatnya, ia berangkat dari Cilegon, Banten, pada Sabtu pukul 11.00 dan sampai di rest area 208B pukul 15.30 atau sekitar 4,5 jam. Menurut dia, waktu tempuh tersebut termasuk normal.
”Ini ukurannya standar dengan kecepatan 100 km per jam. Kami sangat terbantu dengan one way. Kalau enggak ada itu, otomatis enggak tahu sampai jam berapa nanti,” ujar Feri yang mudik ke Semarang, Jateng. Di tol, ia menggunakan jalur B yang digunakan satu arah ke Jateng.
Akan tetapi, di Jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali), ia sempat mengalami hambatan setelah wilayah Indramayu. Lokasinya, menjelang titik pertemuan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) dan Tol Cipali, Km 152. Kendaraan dari Bandung dan Jakarta bertemu di titik itu.
”Sekitar 10 km (kendaraan) padat merayap. Setelah itu sampai sini (Tol Palikanci) Cirebon lancar. Tapi, yang arah kiri (jalur A) tadi sudah ramai, padat,” ujarnya. Feri berharap, rekayasa lalu lintas, seperti sistem satu arah, dapat dilanjutkan untuk melancarkan arus mudik.
Abdi Suwito (40), pemudik lainnya, juga mengapresiasi sistem satu arah yang diterapkan Korlantas Polri. Bersama keluarganya, ia berangkat dari Bekasi pukul 13.00 dan sampai di Cirebon pukul 16.00. Pemudik tujuan Bojonegoro, Jawa Timur, ini menggunakan jalur B.
”Alhamdulillah, perjalanan mudik dari Bekasi Barat sampai ke Palimanan (Cirebon) los dol, tidak tersendat. Saya di jalur sebelah kiri,” ungkap Abdi. Sejauh ini, waktu tempuh empat jam dari Bekasi ke Cirebon masih terhitung normal. Ia membutuhkan delapan jam ke daerah tujuan.
Sebelumnya, Kepala Divisi Operasi Astra Tol Cipali Sri Mulyo mengatakan, pihaknya telah menyiapkan 5.000 rubber cone (RC), 600 buah medium water barrier (MWB), serta 28 titik bukaan median (u-turn). Peralatan itu untuk menunjang pelaksanaan rekayasa lalu lintas, seperti one way.
Apalagi, Sabtu ini diprediksi jadi puncak arus mudik di Tol Cipali. Ia memperkirakan 122.599 kendaraan melintas di tol sepanjang 116,7 km itu. Pada Jumat, kendaraan yang melalui Cipali mencapai 111.260 unit. Pada Minggu (7/4/2024), jumlahnya diprediksi 112.196 kendaraan.
Pantura
Berbeda dengan jalan tol yang relatif lancar, jalur pantura Cirebon justru padat pada puncak arus mudik kali ini. Kepadatan kendaraan, antara lain, terjadi di Jalan Pemuda dan Jalan Kalijaga, Weru, dan Plered. Sepeda motor dengan pelat nomor B, D, G, dan R mendominasi.
Ada juga mobil dan bajaj biru dari Jakarta. Meski lambat, kendaraan masih melaju. Di lampu lalu lintas Pemuda, kendaraan mengantre hingga lebih dari 100 meter. Petugas juga menutup beberapa tempat putar balik, seperti di Jalan Sunyaragi dan Brigjen Darsono.
”Perjalanannya macet dikit-dikit, di Bekasi dan Pamanukan (Subang),” ucap Nanang (25), pemudik asal Jakarta yang ingin ke Cilacap, Jateng. Bersama dua anggota keluarganya, ia berangkat memakai bajaj dari Jakarta, Jumat pukul 22.00. Mereka baru sampai di Cirebon pada Sabtu pukul 08.00.
Kepadatan kendaraan juga terjadi di arah sebaliknya. Berbeda dengan arus mudik ke Jateng, jalur ini didominasi mobil dan bus. Sebagian besar bus dalam kondisi kosong setelah mengantar penumpang. Petugas mematikan lampu lalu lintas di Sunyaragi untuk memperlancar arus.
Peningkatan arus kendaraan menuju Jakarta ini merupakan imbas dari pemberlakuan sistem satu arah di Jalan Tol Cikopo-Palimanan Km 72 hingga Kalikangkung Km 414. Rekayasa ini berlangsung hingga Minggu (7/4/2024) pukul 24.00. Lalu, pada Senin dan Selasa (8-9/4/2024) pukul 09.00-24.00.
Akibatnya, kendaraan yang menuju Jakarta tidak bisa melalui tol sehingga memadati jalur arteri. Bahkan, polisi sempat mengalihkan arus kendaraan dari Kalijaga ke Jalan Cangkol-Gunung Jati-Karangampel-Jatibarang-Lohbener lalu ke pantura arah Jakarta. Rekayasa ini bersifat situasional.
Baca juga: Puncak Arus Mudik, Jalur Pantura Cirebon Dipadati Kendaraan