Gaji Ludes untuk Mudik Jakarta-Aceh, Lebih Murah Transit Malaysia
Mudik dengan penerbangan Jakarta-Aceh jauh lebih mahal dibandingkan dengan transit dulu ke Malaysia, lanjut ke Aceh.
Oleh
ZULKARNAINI
·3 menit baca
BANDA ACEH, KOMPAS — Bagi perantau Aceh di Jakarta, pulang kampung saat Lebaran bukan persoalan ringan. Harga tiket pesawat penerbangan domestik sangat mahal, hingga menguras gaji dan tunjangan. Sebagian warga memilih penerbangan transit ke Malaysia yang berbiaya lebih hemat.
Faris (26), warga Aceh yang berada di Jakarta, memilih mudik melalui transit ke Kuala Lumpur ketimbang mengambil penerbangan langsung Jakarta - Aceh.
Faris membeli tiket Jakarta-Kuala Lumpur-Banda Aceh seharga Rp 1.550.000. Harga ini jauh lebih murah dibandingkan penerbangan langsung domestik Rp 2,8 juta.
Selama transit di Kuala Lumpur, dia masih sempat jalan-jalan dan berbelanja di sana. ”Ya, sudah sekalian wisata dan belanja oleh-oleh untuk keluarga,” kata Faris, Jumat (5/4/2024).
Salman (37), warga Aceh yang juga tinggal di Jakarta, nyaris tak mampu membeli tiket penerbangan langsung Jakarta-Aceh. Harganya melonjak dari hari biasa.
”Gaji sebulan habis untuk biaya tiket, tetapi demi pulang tetap kita beli,” kata Salman yang bekerja di sebuah kantor berita nasional.
Awalnya Salman dan istrinya ingin pulang melalui Kuala Lumpur, Malaysia, tetapi paspornya sudah habis masa berlaku. Bagi sebagian perantau Aceh di Jakarta, penerbangan transit ke Jakarta-Malaysia-Aceh diakui lebih murah dibandingkan penerbangan langsung Jakarta-Aceh.
Memang banyak warga yang hendak mudik ke Aceh. Meski harga tiket mahal, penumpang tidak surut demi bisa berkumpul sanak keluarga. Dia pun nyaris kehabisan tiket. Beruntung Salman akhirnya bisa mendapatkan tiket pesawat kelas ekonomi dengan harga Rp 2,9 juta untuk jadwal penerbangan tanggal 8 April 2024.
”Padahal, pada hari biasa harga tiket sekitar Rp 1,8 juta,” kata Salman. Untuk menekan pengeluaran, istrinya mudik lebih awal, sebelum harga tiket melonjak.
Melalui Malaysia
Cerita Riza Naseer (38) lain lagi. Dia lebih memilih pulang melalui Kuala Lumpur, Malaysia. Berangkat dari Jakarta menggunakan maskapai Air Asia lalu melanjutkan penerbangan ke Aceh dengan maskapai yang sama.
”Harga tiket pulang pergi Jakarta-Kuala Lumpur-Banda Aceh tidak sampai Rp 3 juta,” kata Riza.
Sesampai di Kuala Lumpur, Riza harus menunggu lama karena penerbangan ke Aceh baru ada keesokan harinya. Namun, demi menekan pengeluaran Riza rela menginap semalam di rumah keluarganya di sana. ”Ada juga yang menginap di bandara. Bagi orang Aceh itu bukan hal yang aneh,” kata Riza.
Kami orang Aceh harus punya paspor untuk bisa pulang kampung dengan biaya murah.
Riza mengatakan harga tiket penerbangan domestik pada masa libur Lebaran tidak masuk akal. Sementara harga tiket penerbangan luar negeri lebih murah. Akibatnya tidak sedikit orang Aceh memilih transit ke Kuala Lumpur. Pengeluaran bisa ditekan mencapai separuh dari penerbangan domestik.
”Kami orang Aceh harus punya paspor untuk bisa pulang kampung dengan biaya murah,” kata Riza.
Riza menuturkan penerbangan domestik harga rendah (low cost carrier) ke Aceh hanya dilayani oleh sedikit maskapai penerbangan sehingga rawan terjadi monopoli harga karena tidak ada saingan.
Kondisi ini disebutnya telah berlangsung lama, tetapi tidak ada perhatian dari pemerintah. "Tidak ada kebijakan apa pun dari pemerintah untuk mengatur menyelesaikan masalah ini,” kata Riza.
Transportasi udara satu-satu pilihan bagi warga Aceh yang berada di Pulau Jawa untuk mudik. Tidak ada pelayanan kapal laut. Sementara jika jalur darat butuh waktu tiga hingga hari hari.
Perlu dicari solusi agar harga tiket pesawat ke Aceh terjangkau sehingga wisata tumbuh cepat.
Persoalan ini sempat disorot oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno. Saat menghadiri Aceh Festival Ramadhan, Senin (2/4/2024), Sandiaga menuturkan harga tiket pesawat yang mahal akan menghambat pertumbuhan pariwisata Aceh.