Hari Ini, Lebih dari 1.200 Pemudik Meninggalkan Lombok dengan Bus
Lebih dari 1.200 pemudik hari ini meninggalkan Lombok menggunakan bus.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Arus mudik menggunakan moda transportasi darat telah berlangsung di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Pada Jumat (5/4/2024) atau lima hari menjelang Lebaran, mulai terjadi peningkatan. Tercatat ada lebih dari 1.200 pemudik meninggalkan Lombok dengan bus.
Berdasarkan pantauan Kompas, para pemudik yang menggunakan bus berangkat dari Terminal Kelas A Mandalika di Mataram. Mereka berangkat sejak pagi dan puncaknya pada Jumat siang hingga sore.
Begitu tiba, para penumpang yang telah membeli tiket sebelumnya langsung menuju bus masing-masing. Petugas perusahaan otobus (PO) kemudian mendata penumpang sebelum naik ke bus. Sementara barang-barang dimasukkan ke bagasi.
Bus-bus di Terminal Mandalika mulai bergerak sekitar pukul 14.30 Wita dan bus terakhir sekitar pukul 16.00 Wita. Seluruh aktivitas keberangkatan mendapat pengawalan langsung dari Dinas Perhubungan, Organda, juga TNI dan Polri.
Ketua Bidang Angkutan Umum Antarkota Dalam Provinsi (AKDP) Organisasi Angkutan Darat (Organda) NTB Andi Jalaludin mengatakan, sebagian besar tujuan mudik dari Terminal Mandalika adalah Pulau Sumbawa.
”Tujuan utamanya ke Dompu, Kabupaten Bima, dan Kota Bima. Kalau dibagi persentasenya dari 100 persen, hampir merata untuk ketiga daerah itu,” kata Andi.
Andi menambahkan, pergerakan pemudik sebenarnya sudah mulai terpantau sejak 10 hari menuju Lebaran. Rata-rata setiap hari ada sekitar 50 bus yang berangkat dari Terminal Mandalika sejak pagi hingga malam.
”Tetapi, mulai hari ini ada peningkatan sekitar 30 persen. Hari ini ada 60 bus yang sudah berangkat sejak pagi. Kalau dihitung, penumpangnya lebih dari 1.200 orang,” kata Andi.
Tidak hanya ke wilayah timur, seperti Pulau Sumbawa, ada juga pemudik yang berangkat ke Pulau Jawa dari Terminal Mandalika. Tujuan utamanya adalah Surabaya dan Jakarta. Tetapi, menurut Andi, jumlahnya jauh lebih sedikit, yakni satu sampai dua bus saja setiap hari.
”Sebagian besar pemudik ke Jawa dengan bus bekerja di sektor informal. Kalau yang formal, banyak yang menggunakan moda transportasi udara,” kata Andi.
Meski sudah meningkat, menurut Andi, puncak arus mudik Lebaran 2024 di Terminal Mandalika belum terjadi hari ini. Andi memprediksikan puncak arus mudik di Terminal Mandalika berlangsung pada Sabtu (6/4/2024) dan Minggu (7/4/2024).
Menurut Andi, perusahaan otobus menyiapkan 70-80 bus untuk melayani penumpang dari Terminal Mandalika. Selain itu, pihak Organda juga menyiapkan cadangan 30 unit untuk mengantisipasi kekurangan di Terminal Mandalika.
”Seluruh kendaraan cadangan sudah siap. Sudah melewati pemeriksaan atau ram check. Jadi, beberapa pun kekurangan, kami dari Organda sudah mempersiapkan dari awal,” kata Andi.
Terkait penyesuaian tarif, tahun ini memang ada yakni sekitar 10 persen untuk kelas eksekutif hingga super eksekutif. Sehingga terjadi kenaikan dari biasanya Rp 300.000 menjadi Rp 350.000 hingga tertinggi Rp 450.000.
”Kami sudah ingatkan ke PO agar jangan sampai ada persoalan terkait tiket yang berbeda dengan fasilitas yang disediakan. Misalnya dia jual Rp 450.000, tetapi penumpang ditaruh di eksekutif biasa. Kalau kami temukan, akan kami tindak tegas,” kata Andi.
Ervina, pemilik PO Surya Kencana yang melayani jurusan Mataram-Bima, mengatakan, terkait kenaikan tarif, mereka juga mempertimbangkan daya beli masyarakat saat ini sehingga tidak berani menaikkan terlalu tinggi. Saat ini, mereka mengoperasikan 20 unit.
Oleh karena itu, tarif bis eksekutif mereka Rp 300.000-Rp 330.000. Sementara untuk supereksekutif dengan fasilitas yang lebih dengan harga Rp 350.000. ”Kelas super itu ada tambahan fasilitas, seperti sandaran kaki, sandaran leher, juga charger dan Wi-Fi,” kata Ervina.
Secara umum, Pemerintah Provinsi NTB memastikan mudik Lebaran 2024 di wilayah tersebut berjalan lancar. Seluruh moda transportasi baik darat, laut, dan udara dipastikan siap. Berikut fasilitas pendukungnya.
Kami sudah ingatkan ke PO agar jangan sampai ada persoalan terkait tiket yang berbeda dengan fasilitas yang disediakan
Meski demikian, menurut Asisten II Sekrtarit Daerah NTB H Fathul Gani, semua pemangku kepentingan terkait harus saling bekerja sama.
”Arus mudik adalah rutinitas tahunan. Namun demikian seluruh pemangku kepentingan yang ada tak boleh lengah dan memastikan pelayanan maksimal bagi masyarakat,” kata Fathul.