Warga Karimunjawa Menyeberang ke Jepara demi Dukung Daniel
Dukungan untuk Daniel Tangkilisan, aktivis lingkungan Karimunjawa, terus mengalir jelang sidang vonis.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·3 menit baca
JEPARA, KOMPAS — Sejumlah warga menyeberang dari Karimunjawa ke Jepara, Jawa Tengah, Rabu (3/4/2024), untuk menghadiri sidang vonis terhadap Daniel Frits Maurits Tangkilisan (50) di Pengadilan Negeri Jepara pada Kamis (4/4/2024). Aksi itu dilakukan sebagai bentuk dukungan warga terhadap Daniel yang gencar memprotes pencemaran limbah tambak udang di perairan Karimunjawa.
Para warga Karimunjawa tiba di Pelabuhan Kartini pada Rabu sekitar pukul 13.20. Begitu keluar dari kapal, warga disambut oleh sekumpulan orang yang tergabung dalam gerakan #SaveKarimunjawa. Mereka lantas mengalungkan rangkaian bunga kepada para warga yang kompak menggenakan kaus putih bertuliskan “Selamatkan Taman Nasional dari Pencemaran Limbah Tambak“ tersebut.
Setelah itu, para warga bergabung dengan orang-orang dari gerakan #SaveKarimunjawa untuk membagikan poster kepada masyarakat yang turun dari kapal dan yang beraktivitas di pelabuhan. Poster itu berisi harapan agar majelis hakim Pengadilan Negeri Jepara membebaskan Daniel.
Lafii (57), warga Karimunjawa, mengatakan, dirinya dengan sukarela datang ke Jepara untuk mendukung Daniel. “Saya merasa sangat berutang budi kepada Daniel. Dia bukan warga Karimunjawa, tapi dia bela Karimunjawa mati-matian. Dia itu mencintai Karimun apa adanya. Sebagai warga Karimunjawa, kalau tidak mendukung Daniel, saya malu pada diri sendiri,“ katanya saat ditemui di Pelabuhan Kartini, Rabu (3/4/2024).
Menurut Lafii, dirinya selalu datang ke Jepara setiap kasus Daniel disidangkan. Selain itu, ia juga tak pernah absen untuk hadir pada aksi-aksi yang mendesak pembebasan terhadap Daniel.
Saroni (47), warga Karimunjawa yang lain, mengaku, dirinya datang ke Jepara karena merasa terpanggil untuk mendukung Daniel. Saroni menyebut, dirinya dan warga Karimunjawa lain amat terbantu dengan apa yang dilakukan Daniel di Karimunjawa.
“(Awalnya), kami kurang mengerti lingkungan, tapi sejak ada Daniel, kami jadi sangat paham dan kami ingin sekali menjaganya bersama Daniel. Itu yang kemudian menjadi alasan kami datang ke Jepara ini. Kami ingin untuk mengawal persidangan Daniel dan Daniel harus bebas,“ ujar Saroni.
Saroni menilai, ucapan Daniel di media sosial soal masyarakat otak udang, yang kemudian membuat Daniel dibui dan duduk di kursi pesakitan itu sama sekali tidak membuatnya tersinggung. Saroni yakin, mayoritas warga Karimunjawa merasakan hal yang sama dengannya.
“Saya menduga, Daniel diserang seperti ini, sebenarnya untuk memperdaya kami sehingga kami tidak fokus mengurusi limbah tambak, tapi fokus pada permasalahan Daniel sehingga tambak-tambak itu masih bisa beroperasi dengan bebasnya,“ ucapnya.
Fahrudin (52), perwakilan dari gerakan #SaveKarimunjawa, mengatakan, pihaknya sengaja menyambut para warga sebagai bentuk penghargaan atas dukungan yang mereka berikan untuk Daniel. Dalam setiap sidang Daniel, warga Karimunjawa selalu hadir. Biasanya ada belasan hingga puluhan warga Karimunjawa yang hadir di setiap sidang.
Fahrudin menyebut, biasanya ada belasan hingga puluhan warga Karimunjawa yang datang dalam sidang-sidang sebelumnya. Pada sidang vonis pada Kamis, ia memperkirakan, jumlah warga yang datang akan lebih banyak.
Sebagai warga Karimunjawa, kalau tidak mendukung Daniel, saya malu pada diri sendiri.
Sementara itu, pembagian poster ditujukan untuk mengedukasi masyarakat. “Supaya (masyarakat) aware kalau ada kasus di Jepara tentang lingkungan,“ tuturnya.
Senada dengan warga Karimunjawa, masyarakat yang tergabung dalam gerakan #SaveKarimunjawa juga menginginkan agar Daniel dinyatakan tidak bersalah dan dibebaskan. Jika hasil vonis hakim tak sesuai harapan, Fahrudin berharap agar masyarakat tidak gencar untuk tetap mengkritik tindakan-tindakan perusakan lingkungan di sekitarnya.
“Jika nantinya Daniel diputus bersalah, saya kira warga akan takut bersuara. Karena, itu yang sebenarnya diinginkan oleh pihak-pihak tertentu. Tapi, saya berharap semangat untuk melawan perusakan lingkungan itu tetap ada,“ kata Fahrudin.