Jalan Tol Fungsional Solo-Yogyakarta Belum Sempurna, Pengemudi Diharap Berhati-hati
Kepatuhan aturan kecepatan maksimal mesti ditaati pemudik. Itu semua demi keselamatan sewaktu melintas.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
Konvoi rombongan pimpinan Polres Klaten yang melintasi simpang susun Karanganom di Kecamatan Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah, yang merupakan bagian dari Jalan Tol Surakarta-Yogyakarta-Bandara Internasional Yogyakarta, terlihat dari udara, Rabu (3/4/2024).
KLATEN, KOMPAS — Jalan Tol Fungsional Solo-Yogyakarta kembali dioperasikan untuk mendukung kelancaran arus mudik hingga arus balik Lebaran tahun ini. Namun, kondisi jalan belum sepenuhnya sempurna. Pengemudi diminta mematuhi batas kecepatan maksimal demi keselamatan mereka.
”Insya Allah, semuanya (jalan tol fungsional Solo-Yoggyakarta) sudah siap. Ini tinggal menambah rambu-rambu saja untuk keamanan para pengguna jalan,” kata pemimpin proyek PT Jasamarga Jogja Solo, Ahdal Masruhin, saat dihubungi, Rabu (3/4/2024).
Menurut rencana, operasional jalan tol fungsional itu bakal dimulai pada 5 April 2024 hingga 15 April 2024. Jenis kendaraan yang melintasi dibatasi hanya kendaraan-kendaraan roda empat berukuran kecil.
PT Jasamarga Jogja Solo (JMJ) akan mengoperasikan jalur fungsional jalan tol Surakarta-Yogyakarta-Bandara Internasional Yogyakarta mulai dari Colomadu di Kabupaten Karanganyar hingga Ngawen di Kabupaten Klaten sepanjang 22 kilometer.
Total ruas jalan yang dibuka sepanjang 22 km. Terdapat dua akses masuk, yakni Gerbang Tol Colomadu di Karanganyar dan Gerbang Tol Banyudono di Kabupaten Boyolali. Untuk akses keluar, ada dua pintu juga yang dibuka, yakni Gerbang Tol Ngawen dan Gerbang Tol Karanganom, yang sama-sama berlokasi di Kabupaten Klaten.
Tetap harus berhati-hati. Untuk itu, batas kecepatan kendaraan hanya 40 km per jam. Ini, kan, baru jalan tol fungsional.
Semasa arus mudik, pada 5 April 2024 hingga 11 April 2024, arus lalu lintas berlaku searah dari Colomadu menuju Ngawen. Arus lalu lintas juga berlaku searah dengan rute sebaliknya, Ngawen menuju Colomadu, pada masa arus balik, yakni 11 April 2024 hingga 15 April 2024. Setiap hari, operasional jalan bebas hambatan itu pun dibatasi hanya dari pukul 06.00 sampai 17.00.
”Setelah pukul 17.00, kendaraan harus kembali lewat jalur-jalur arteri. Tidak bisa melalui jalan fungsional. Sebab, memang penerangannya juga belum siap,” kata Ahdal.
Berdasarkan pantauan, dari seluruh ruas, jalan yang memiliki perkerasan kaku (rigid pavement) untuk dua jalur baru sepanjang 13 km. Sementara sisa jalan sepanjang 9 km lainnya, perkerasan kaku baru terdapat pada satu jalur. Lantas, terdapat titik-titik belokan untuk melintas ke jalur yang sudah dikeraskan tersebut. Pembatas jalan pun hanya berbentuk patok pipa.
”Tetap harus berhati-hati. Untuk itu, batas kecepatan kendaraan hanya 40 km per jam. Ini, kan, baru tol fungsional. Jangan disamakan dengan jalan tol yang sudah beroperasi penuh,” kata Ahdal.
Kepala Kepolisian Resor Klaten Ajun Komisaris Besar Warsono juga menyoroti soal adanya titik-titik kelokan yang terdapat pada ruas jalan tersebut. Pihaknya meminta segenap pengemudi agar mematuhi aturan batas maksimal kecepatan laju kendaraan. Demi menjamin kepatuhan, ia akan menugaskan jajarannya pada titik-titik rawan itu.
”Kami imbau kepada pengendara untuk terus berhati-hati. Batas kecepatan itu harus dipatuhi. Jangan sampai euforia dengan kecepatan tinggi karena situasi kondisi untuk jalan belum sempurna,” kata Warsono.
Di sisi lain, Warsono juga menyiapkan sejumlah skenario pengaturan lalu lintas pada jalan tersebut. Adapun skenario itu baik dalam kondisi normal, ramai, padat, hingga darurat. Kebijakan yang diterapkan bakal menyesuaikan bergantung dari penghitungan arus lalu lintas yang terjadi.
”Kami akan melihat kapasitas di jalur arteri. Jangan sampai terjadi penumpukan baik itu di jalan tol ataupun jalan arteri,” kata Warsono.
Kendaraan melintas di Jalan Tol Solo-Yogyakarta di Kecamatan Banyudono, Boyolali, Jawa Tengah, pada hari pertama pengoperasian ruas jalan tol tersebut secara terbatas, Sabtu (15/4/2023).
Pada Gerbang Tol Ngawen, jelas Warsono, apabila nanti terjadi kepadatan menuju arah pusat kota Klaten, pengendara diarahkan berbelok menuju ke jalur lingkar utara yang mengarah ke wilayah Jogonalan. Itu supaya tidak terjadi penumpukan lalu lintas di dalam kota.
Skenario lainnya, lanjut Warsono, jika penumpukan kendaraan terjadi pada Gerbang Tol Ngawen ataupun kawasan pusat kota Klaten, penutupan dilakukan pada gerbang tol tersebut. Lantas, semua kendaraan dari pintu masuk akan diarahkan untuk keluar di Gerbang Tol Karanganom.
”Tol fungsional ini juga akan diberlakukan buka tutup. Kalau jalan arteri sudah full itu penutupan dilakukan sejak dari pintu masuk. Indikatornya jika kendaraan masuk berjumlah 1.000 kendaraan setiap jam, selama tiga jam berturut-turut. Nanti kami berkoordinasi dengan polres wilayah lain,” kata Warsono.