Hindari Titik Lelah di Tol Trans-Sumatera, ”Rest Area” Dioptimalkan
Para pemudik dari Jawa yang akan mudik ke Sumatera perlu mengantisipasi titik lelah saat berkendara di jalan tol.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Para pemudik dari Jawa yang akan mudik ke sejumlah provinsi di Sumatera perlu mengantisipasi titik lelah saat berkendara di Jalan Tol Trans-Sumatera. Para pemudik sebaiknya beristirahat di kapal atau singgah di rest area tol.
Pada Rabu (3/4/2024), arus lalu lintas di jalan lintas Sumatera semakin padat. Kendaraan dari luar daerah Lampung mulai melintas di jalan lintas Sumatera ataupun jalan tol di Lampung.
Berdasarkan survei Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan, potensi jumlah penduduk yang akan mudik selama Lebaran 2024 adalah 193,6 juta orang atau sekitar 70 persen penduduk Indonesia. Dari jumlah itu, 35,42 juta orang atau setara dengan 18,29 persen diprediksi akan bepergian menggunakan mobil pribadi.
Sementara itu, berdasarkan data prediksi angkutan Lebaran ASDP, jumlah penumpang yang akan menyeberang melalui Pelabuhan Bakauheni selama masa mudik Idul Fitri 2024 diprediksi 1,6 juta orang. Jumlah itu meningkat 14 persen dibandingkan dengan arus mudik tahun lalu sebanyak 1,4 juta orang. Adapun jumlah kendaraan yang akan menyeberang diprediksi 300.000-400.000 unit.
Branch Manager Ruas Tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung PT Hutama Karya (Persero) Taufik Hidayat mengatakan, Jalan Tol Terpeka sepanjang 189 kilometer sering kali menjadi titik lelah pengendara yang mudik dari Jawa ke Sumatera. Kecelakaan yang terjadi di ruas tol tersebut paling banyak disebabkan sopir mengantuk atau kelelahan.
”Pemudik menempuh perjalanan jauh dari Jawa ke Sumatera. Saat di kapal, kemungkinan mereka tidak memanfaatkan waktu untuk istirahat sehingga saat melanjutkan perjalanan dalam kondisi lelah,” kata Taufik saat dihubungi dari Bandar Lampung.
Ia menjelaskan, pengelola tol telah melakukan upaya mitigasi kecelakaan dengan melakukan operasi microsleep di rest area dan operasi simpatik di semua gerbang tol. Dalam operasi tersebut, petugas gabungan dari Hutama Karya bersama aparat kepolisian mengingatkan para pengendara untuk berhati-hati selama dalam perjalanan. Para pengemudi juga diminta beristirahat di rest area agar tidak mengantuk saat berkendara.
Upaya mitigasi kecelakaan juga dilakukan dengan memasang kelengkapan tambahan di jalan tol agar pengemudi lebih meningkatkan kewaspadaan. Kelengkapan tambahan yang dipasang antara lain pita penggaduh (rumble strip) di sejumlah titik.
Pengelola tol telah melakukan upaya mitigasi kecelakaan dengan melakukan operasi ’microsleep’ di ’rest area’ dan operasi simpatik di semua gerbang tol.
Di jalur A Tol Terpeka, rumble strip dipasang di Kilometer 141+ 500 hingga Kilometer 142+500, Kilometer 159+600 hingga Kilometer 600+500, Kilometer 291+400, dan Kilometer 322+400. Adapun di jalur B Tol Terpeka, rumble strip dipasang di Kilometer 146+700, Kilometer 164+500 hingga 165+700, Kilometer 286+700, dan Kilometer 224+800.
Titik-titik itu dinilai menjadi lokasi rawan pengendara mengalami tidur sesaat sehingga perlu dipasang rumble strip. Pengemudi diharapkan bisa segera tersadar dan mencari rest area terdekat untuk istirahat.
Kelengkapan tambahan lain yang dipasang adalah marka optical berupa tanda panah di jalan tol. Marka itu berfungsi mengingatkan pengendara untuk mengurangi kecepatan kendaraannya saat melintas di tol. Marka ini dibuat di Kilometer 151 dan Kilometer 229+400 jalur A dan Jalur B Tol Terpeka. Ada juga pemasangan marka dan rambu jarak aman berkendara di tiga lokasi Tol Terpeka.
Selain itu, petugas juga memasang lampu strobo di lima lokasi di sepanjang Tol Terpeka. Cahaya bergerak dari lampu strobo diharapkan membuat pengendara mengurangi kecepatannya saat berkendara di tol. Di rest area, pengelola juga menyiapkan gazebo agar pemudik bisa tidur sejenak dengan nyaman.
Selain di jalan tol, pemudik juga perlu mengantisipasi titik rawan kecelakaan di jalan lintas Sumatera. Berdasarkan pendataan Polda Lampung, setidaknya ada 45 lokasi rawan kecelakaan di jalur mudik di wilayah Lampung.
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Lampung Komisaris Besar Umi Fadilah Astutik mengimbau masyarakat untuk memastikan kesiapan kondisi kendaraan yang akan dipakai mudik. Pengendara juga harus dalam kondisi prima selama di perjalanan.
Umi memaparkan, lokasi rawan kecelakaan itu tersebar di 15 kabupaten/kota di Lampung. Lokasi itu rawan kecelakaan karena kondisi jalan menanjak dan menikung.
Lokasi rawan kecelakaan karena kondisi jalan menanjak dan menikung yang perlu diwaspadai antara lain tanjakan Tarahan (Kabupaten Lampung Selatan), tanjakan Sedayu (Tanggamus), dan tanjakan Imba Kusuma (Bandar Lampung).