Sumbu Filosofi Yogyakarta Ditawarkan untuk Kunjungan Wisatawan di Masa Lebaran
Paket wisata akan gencar ditawarkan pada masa libur Lebaran di Yogya. Paket kunjungan Sumbu Filosofi salah satunya.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Seluruh informasi tentang paket-paket wisata pada 350 destinasi wisata di lima kota/kabupaten di DIY akan disebarluaskan untuk menarik minat pengunjung selama masa libur Lebaran. Agar wisatawan makin lama berkunjung dan bisa menikmati masa liburan yang lebih bermakna dan berkualitas.
”Berwisata dengan cara mengikuti program atau paket-paket wisata, wisatawan diharapkan tidak sekadar menghabiskan waktu, berkunjung ke destinasi wisata, hanya untuk berswafoto,” ujar Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinas Pariwisata DIY Anita Verawati, seusai rapat koordinasi persiapan masa libur Lebaran di kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Senin (1/4/2024).
Informasi tentang paket-paket wisata selama April saat ini sudah disebar ke hotel-hotel. Nantinya juga akan dipublikasikan di posko-posko Lebaran. Salah satu paket kunjungan terbaru yang akan ditawarkan di masa libur Lebaran tahun ini adalah Sumbu Filosofi Yogyakarta yang baru ditetapkan UNESCO sebagai warisan budaya dunia.
Sumbu Filosofi Yogyakarta adalah konsep tata ruang yang dibuat oleh raja pertama Keraton Yogyakarta, Sultan Hamengkubuwono I pada abad ke-18. Konsep tata ruangnya berdasarkan konsepsi Jawa. Panggung Krapyak di sebelah selatan, Keraton Yogyakarta di tengah, dan Tugu Yogyakarta di sebelah utara.
Sumbu Filosofi Yogyakarta beserta beberapa kawasan di sekitarnya merupakan perwujudan falsafah Jawa tentang keberadaan manusia. Keberadaan itu meliputi daur hidup manusia (sangkan paraning dumadi), kehidupan harmonis antarmanusia serta antara manusia dan alam (hamemayu hayuning bawana), hubungan manusia dengan Sang Pencipta serta pemimpin dengan rakyatnya (manunggaling kawula gusti), serta dunia mikrokosmik dan makrokosmik.
Jumlah pemudik yang akan datang ke wilayah DIY diperkirakan 11,7 juta orang. Adapun jumlah wisatawan yang akan mengunjungi destinasi wisata diperkirakan hingga 2 juta orang. Jumlahnya meningkat dibandingkan jumlah wisatawan libur Lebaran tahun lalu, yang terdata sebanyak 1,6 juta orang.
”Jumlah wisatawan diprediksi akan meningkat karena masa liburan di tahun ini juga lebih panjang dibandingkan tahun lalu,” ujarnya. Masa libur Lebaran tahun lalu berlangsung delapan hari, dan tahun ini diperkirakan akan mencapai 10 hari.
Tidak hanya sekadar menambah jumlah wisatawan, paket-paket wisata ini juga diharapkan mampu menambah lama tinggal pengunjung di DIY. Selama ini, rata-rata lama tinggal wisatawan di DIY hanya berkisar 1,5 hari.
Jumlah wisatawan diprediksi akan meningkat karena masa liburan di tahun ini juga lebih panjang dibandingkan tahun lalu.
Kepala Kepolisian Daerah (Polda) DIY Irjen Suwondo Nainggolan menuturkan, kunjungan pemudik, termasuk wisatawan ke DIY, memiliki karakteristik berbeda dibandingkan provinsi-provinsi lainnya di Pulau Jawa. Jika kunjungan pemudik terpantau meningkat di Jawa Tengah dan Jawa Barat, justru pada situasi tersebut kunjungan ke DIY akan landai.
Kunjungan pemudik ke DIY diperkirakan baru akan terpantau ramai pada satu hari setelah Lebaran. Pada hari itu, banyak wisatawan dari daerah-daerah sekitar, seperti Magelang dan Solo, juga akan ramai berkunjung ke DIY, sehingga pada satu hari yang sama, arus kendaraan keluar juga akan terpantau ramai karena banyak pengunjung yang langsung kembali pulang.
Total petugas yang akan mengamankan masa libur Lebaran di DIY sebanyak 4.864 personel. Terdiri dari 3.063 polisi dan 1.783 TNI dan berbagai instansi terkait.
Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinas Perhubungan DIY Sumariyoto menuturkan, pekan lalu, sebagian pemudik ditengarai datang lebih awal dengan memanfaatkan libur akhir panjang karena adanya hari libur Wafatnya Yesus Kristus pada Jumat (29/3/2024).
Hal ini terpantau terjadi karena mulai ramainya kedatangan pengunjung yang menggunakan transportasi kereta api. Kendatipun demikian, peningkatan jumlah pengunjung belum diketahui dan tambahan pendatang itu belum berdampak terhadap peningkatan arus lalu lintas di DIY, terutama di Kota Yogyakarta.