Perayaan Paskah di Kalbar, Umat Berbagi Telur hingga Ziarah ke Makam
Perayaan Paskah di Kalbar diisi dengan beragam kegiatan, dari berbagi telur Paskah hingga berziarah ke makam keluarga.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·2 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Perayaan Paskah di Kalimantan Barat, Minggu (31/3/2024), diisi dengan beragam kegiatan. Di Kota Pontianak, umat Katolik membagikan telur Paskah sebagai simbol kehidupan baru setelah pertobatan. Sementara itu, umat Katolik di Kabupaten Sanggau berziarah ke makam untuk mendoakan keluarga yang telah tiada.
Aktivitas membagikan telur paskah itu dilakukan di Gereja Katedral Santo Yosef Pontianak. Kegiatan tersebut dilakukan setelah umat Katolik mengikuti misa. Pada Minggu, gereja tersebut penuh sesak oleh umat yang ingin mengikuti misa Paskah.
Karena banyaknya umat yang hadir, panitia menyiapkan kursi di basement gereja. Setelah mengikuti rangkaian misa, sejumlah panitia kemudian membagikan telur Paskah kepada umat yang hadir.
Pastor Rekan Paroki Katedral Santo Yosef Pontianak Surip menuturkan, telur Paskah yang disiapakan di gereja itu sebanyak 40.000 butir. Dia menyebut, telur Paskah itu menjadi simbol kehidupan baru manusia setelah bertobat.
Hal ini karena telur ayam akan menetas dan melahirkan anak ayam. ”Telur itu menjadi simbol manusia ingin mencoba lembaran hidup baru setelah adanya pertobatan,” ujar Surip.
Surip memaparkan, sejak masa sebelum Paskah, umat Katolik telah bersiap melakukan pertobatan hingga akhirnya menerima Sakramen Tobat. Dia menambahkan, dalam perayaan Paskah, umat merayakan kemuliaan dan kebangkitan Kristus. Dalam perayaan itu, terdapat simbol mengenai kehidupan baru, seperti telur yang menetas.
Menurut Surip, telur-telur Paskah yang dibagikan itu dikumpulkan oleh umat dari setiap lingkungan di Paroki Katedral Santo Yosef Pontianak. Jika tidak habis dibagikan di gereja, telur-telur itu akan dibagikan kepada mahasiswa serta ke biara dan komunitas.
Telur itu menjadi simbol manusia ingin mencoba lembaran hidup baru setelah adanya pertobatan.
Sementara itu, di Dusun Sontas, Desa Entikong, Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, umat Katolik setempat memiliki tradisi berziarah ke makam keluarganya saat Paskah. Di dusun yang berada di perbatasan Indonesia-Malaysia itu, umat melakukan ziarah setelah mengikuti misa Paskah.
Sabinus (46), warga Dusun Sontas, menuturkan, masyarakat di dusun itu memang memiliki tradisi merayakan Paskah dengan berziarah ke makam sanak saudaranya.
”Di makam, kami mendoakan sanak keluarga yang telah tiada. Kami mendoakan arwah keluarga kami agar mengalami kedamaian dalam keabadian bersama Yesus,” kata Sabinus.
Kepala Wilayah Dusun Sontas Martinus (51) menuturkan, pada hari Paskah, Yesus mengalami kebangkitan. Dia menyebut, dengan mendoakan arwah keluarga mereka yang telah tiada, masyarakat Dusun Sontas berharap keluarga mereka juga bangkit bersama Yesus dalam kehidupan kekal.
”Masyarakat ke makam untuk berdoa dan menabur bunga. Ada juga sedikit makanan ringan dibawa untuk disantap bersama setelah berdoa. Umat biasanya berziarah ke makam setelah misa hingga pukul 13.00-14.00,” kata Martinus.
Martinus menambahkan, tradisi ziarah sudah ada sejak Gereja Katolik masuk ke Dusun Sontas sekitar tahun 1970-an. Selain saat Paskah, masyarakat setempat juga mendoakan keluarga yang telah meninggal pada hari arwah atau setiap tanggal 2 November.