Jelang Mudik, Potensi Kemacetan di Pertemuan Tol Cipali-Cisumdawu Diantisipasi
Kepadatan di pertemuan Tol Cipali dan Cisumdawu dikhawatirkan menimbulkan kemacetan yang menghambat arus mudik.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Menjelang arus mudikLebaran 2024, pertemuan ruas jalan Tol Cipali dan Tol Cisumdawu di Jawa Barat menjadi perhatian khusus. Sinergi dari berbagai pihak dibutuhkan untuk mengantisipasi potensi kemacetan yang bisa menghambat arus mudik.
Hal itu disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi seusai menghadiri rapat koordinasi angkutan Lebaran di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Jabar, Minggu (31/3/2024).
Pertemuan Tol Cipali dan Cisumdawu harus menjadi perhatian karena dua jalan tol itu bakal dilewati para pemudik. Tol Cipali menjadi jalur mudik warga Jakarta dan sekitarnya menuju arah timur. Adapun Tol Cisumdawu diisi oleh arus kendaraan yang berasal dari Bandung.
”Dalam mudik kali ini, Cipali tetap menerapkan dua jalur, sementara Cisumdawu sudah beroperasi sehingga di Kilometer 152 bakal terjadi kontraksi. Hal ini perlu manajemen khusus dan saya meminta semua berkolaborasi memperhitungkan kemungkinan yang ada di sana,” kata Budi.
Budi menyatakan, cara bertindak dalam menghadapi mudik Lebaran tahun ini harus penuh perhitungan. Sebab, berdasarkan data Kementerian Perhubungan, potensi pergerakan nasional mencapai 193,6 juta orang atau setara 71,7 persen penduduk Indonesia.
Dari jumlah tersebut, Jawa Tengah menjadi daerah tujuan mudik terbanyak dengan perkiraan 61,6 juta orang, menyusul Jawa Timur (37,6 juta orang), dan Jabar 32,1 juta orang. Meskipun bukan yang terbesar, Jabar tetap menjadi daerah yang perlu diperhatikan karena dilalui para pemudik menuju Jateng dan Jatim.
”Jabar adalah tempat yang paling penting untuk diamankan, sesuai dengan mandat Presiden agar layanan mudik lebih baik. Beberapa titik harus menjadi perhatian. Saya senang sekali ada satu kekompakan di Jabar yang menjadi cara bertindak dengan penuh perhitungan,” ujarnya.
Kepala Korps Lalu Lintas Polri Inspektur Jenderal Aan Suhanan memaparkan, kepolisian sudah memetakan sejumlah kerawanan dalam arus mudik, terutama di jalan tol. Dia menyebut, lokasi pertemuan Tol Cisumdawu dan Cipali diperkirakan bakal mengalami penyempitan (bottleneck) yang bisa berdampak pada kepadatan kendaraan sehingga perlu antisipasi khusus.
Potensi kepadatan juga terjadi di tempat istirahat (rest area) di jalan tol. Menurut Aan, kepolisian menyiapkan sejumlah strategi untuk mengurai kemacetan, mulai dari penggunaan mekanisme lawan arus (contraflow), satu arah, hingga penempatan petugas.
Aan juga memberikan atensi kepada jalur-jalur arteri di Jabar, mulai dari jalur pantura hingga jalur di wilayah selatan, seperti di Gentong, Kabupaten Tasikmalaya, hingga Limbangan, Kabupaten Garut. Sejumlah skema pengalihan arus juga disiapkan agar lalu lintas tetap terkendali.
”Di pantura juga ada pasar tumpah, ada pelintasan sebidang, dan hambatan lainnya. Mudah-mudahan persiapan yang sudah matang ini bisa dilaksanakan dengan baik. Masyarakat yang akan melakukan perjalanan mudik diharapkan bisa berjalan lancar, aman, dan selamat,” ujarnya.
Jabar adalah tempat yang paling penting untuk diamankan, sesuai dengan mandat Presiden agar layanan mudik lebih baik.
Untuk menjamin kelancaran arus mudik, Aan juga berharap masyarakat turut berkontribusi dengan mematuhi aturan yang ada. Para pemudik diminta tidak berhenti di bahu jalan dan menggunakan tempat istirahat secara bijak agar bisa bergantian dengan pengendara yang lain.
”Tim urai dari Korlantas Polri juga akan membantu dengan harapan pengemudi menjadi semakin patuh karena salah satu sumber kemacetan ini adalah kendaraan yang berhenti di jalan,” kata Aan.
Kepala Polda Jabar Inspektur Jenderal Akhmad Wiyagus menyatakan, selain arus kendaraan di jalan tol, lalu lintas pemudik yang melewati jalan nontol juga menjadi perhatian. Dia menyebut, kolaborasi dan sinergi dari berbagai pihak dibutuhkan agar terjalin pengamanan yang baik.