Disebut Ikuti Pendidikan TNI AL, Ternyata Iwan Dibunuh Serda Adan 1,5 Tahun Lalu
Serda Adan akhirnya mengaku membunuh Iwan dan membuang mayatnya ke jurang di daerah Talawi, Kota Sawahlunto, Sumbar.
Oleh
NIKSON SINAGA, YOLA SASTRA
·4 menit baca
GUNUNGSITOLI, KOMPAS — Hampir 1,5 tahun Sersan Dua Adan Adyan Marsal menutupi pembunuhan yang dia lakukan terhadap Iwan Sutrisman Telaumbanua (21). Adan menyebut Iwan lulus seleksi dan mengikuti pendidikan bintara TNI Angkatan Laut. Ternyata, Iwan tidak pernah lulus. Dia dibunuh dan dibuang ke jurang.
”Selama satu setengah tahun, kami dibohongi oleh Serda Adan. Keluarga kami dimintai uang terus-menerus lebih dari Rp 200 juta. Kami menganggap Adan sebagai keluarga, ternyata dia sudah membunuh anak kebanggaan kami,” kata Yanikasi Telaumbanua (35), keluarga Iwan, Sabtu (30/3/2024).
Yanikasi menuturkan, Iwan mengikuti seleksi bintara TNI AL gelombang II 2022 di Kabupaten Nias pada Desember 2022. Namun, ia dinyatakan tidak memenuhi syarat alias tidak lulus.
Kemudian, keluarga Iwan menjumpai Serda Adan yang sebelumnya sudah saling kenal. Ketika itu, Adan bertugas di Polisi Militer Pangkalan TNI AL (Lanal) Nias.
Adan meminta Rp 200 juta agar bisa membantu kelulusan Iwan. Keluarga Iwan berembuk dan sepakat mencari uang Rp 200 juta dari semua keluarga. Mereka ingin Iwan menjadi anak yang sukses mewakili keluarga besar.
Ayah Iwan merupakan guru honorer di sekolah negeri, sedangkan ibunya seorang petani yang tidak mempunyai uang sebanyak itu. Orangtua Iwan akhirnya menjual ladangnya.
”Mereka ingin anaknya mencapai cita-cita menjadi prajurit TNI. Iwan juga sejak lama selalu bermimpi jadi prajurit. Dia berlatih setiap hari, badannya sudah tegap seperti tentara,” kata Yanikasi.
Adan lalu menjemput Iwan dari rumahnya dan menyebut akan membawanya ke Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) II Padang, Sumatera Barat, 16 Desember 2022. Di situlah terakhir kali keluarga bertemu Iwan.
Berselang sepekan, pada 22 Desember, Adan mengirimkan foto Iwan mengenakan seragam TNI AL. Dalam foto itu tampak rambutnya sudah digundul.
”Kami sangat senang mendapat kabar kalau Iwan telah lulus TNI AL seperti cita-citanya dan cita-cita keluarga kami. Kami pun membuat pesta adat sebagai bentuk penghargaan kepada Adan. Kami menganggapnya sebagai anak,” tuturnya.
Setelah Iwan disebut mengikuti pendidikan TNI AL, keluarga tidak pernah lagi berkomunikasi secara langsung. Adan beralasan bahwa selama pendidikan, siswa tidak bisa berkomunikasi dengan keluarga. Keluarga memakluminya.
Adan berulang kali meminta uang dan barang kepada keluarga Iwan. Pada April 2023, Adan meminta dua ekor burung murai batu. Dia menyebut, burung itu permintaan khusus dari pamannya di Lantamal II Padang, orang yang telah membantu kelulusan Iwan. Keluarga membeli burung itu dengan harga Rp 14 juta.
Adan melanjutkan kebohongannya. Ia menyebut Iwan akan dilantik sebagai prajurit TNI AL pada Oktober 2023. Empat orang keluarga Iwan berangkat ke Satuan Pendidikan 1 Kodiklatal Tanjung Uban, Kepulauan Ria, untuk mengikuti pelantikan itu. Adan lagi-lagi meminta uang Rp 3,7 juta agar bisa membeli tiket pesawat untuk mengikuti pelantikan.
”Namun, di hari pelantikan yang disampaikan, Adan menghubungi keluarga kami dan menyebut pelantikan ditunda. Iwan disebut terpilih menjadi anggota pasukan khusus marinir dan pelantikan ditunda sampai waktu yang tidak ditentukan,” kata Yanikasi.
Sampai saat itu, keluarga Iwan masih belum curiga. Pada Februari 2024, mereka menemui Serda Adan di tempat tinggalnya di Mess Polisi Militer Lanal Nias. Adan malah meminta uang Rp 1.450.000 untuk membeli pulsa agar bisa menghubungi teman satu angkatan di satuan pendidikan.
Kami mulai khawatir pada kondisi Iwan setelah paman Iwan bermimpi melihat Iwan datang ke depan rumahnya meminta tolong. Dia meminta agar diselamatkan.
Keluarga tetap menyanggupinya. Namun, mereka masih belum bisa berkomunikasi dengan alasan Iwan masih pendidikan.
”Kami mulai khawatir pada kondisi Iwan setelah paman Iwan bermimpi melihat Iwan datang ke depan rumahnya meminta tolong. Dia meminta agar diselamatkan,” kata Yanikasi.
Sejak saat itu, keluarga menaruh curiga pada semua proses yang sejak awal mencurigakan. Mereka memutuskan melaporkan kasus itu ke Lanal Nias, Senin (25/3/2024). Adan pun diperiksa dan dipertemukan dengan keluarga Iwan.
Keluarga Iwan terkejut karena Adan tidak mengakui telah membawa Iwan ke Padang dan menyebut tidak pernah menerima uang dari keluarga Iwan. ”Saat dipertemukan, Adan menyampaikan kepada kami agar tidak asal bicara kalau tidak ada bukti. Kami akhirnya menunjukkan semua bukti transfer dan percakapan dengan Adan,” kata Yanikasi.
Serda AAM (Adan) mengaku telah menghilangkan nyawa Iwan bersama warga sipil berinisal MAA pada 24 Desember 2022. Iwan ditusuk di bagian perut menggunakan pisau dan mayatnya dibuang ke jurang di daerah Talawi, Kota Sawahlunto, Sumbar.
Pada Kamis (28/3/2024) malam, seorang perwira berseragam dari Lanal Nias dan tiga tentara tanpa seragam mendatangi rumah Iwan. Lanal Nias memberitahukan kepada keluarga kalau Adan membuat pengakuan mengejutkan. Adan mengaku telah membunuh Iwan pada 24 Desember 2022.
”Kami sekeluarga sangat terkejut dan menangis histeris mendengar informasi itu. Kami tidak menyangka dia yang kami anggap sebagai anak tega melakukan itu,” kata Yanikasi.
Dalam konferensi pers di Nias, Komandan Lanal Nias Kolonel Laut (P) Wishnu Ardiansyah mengatakan, mereka telah menerima laporan kasus hilang kontak dan kehilangan Iwan dari keluarga. Mereka pun telah memeriksa dan menahan Serda Adan.
”Serda AAM (Adan) mengaku telah menghilangkan nyawa Iwan bersama warga sipil berinisal MAA pada 24 Desember 2022. Iwan ditusuk di bagian perut menggunakan pisau dan mayatnya dibuang ke jurang di daerah Talawi, Kota Sawahlunto, Sumbar,” kata Wishnu.
Untuk proses hukum selanjutnya, kasusnya dilimpahkan ke Lantamal II Padang sesuai dengan tempat kejadian perkara dugaan tindak pidana tersebut. Wishnu menegaskan, TNI AL menindaklanjuti aduan tersebut melalui proses hukum sesuai ketentuan dan akan memberikan sanksi setimpal dengan perbuatan terduga pelaku yang mencoreng nama baik TNI.
Kepala Dinas Penerangan Lantamal II Padang Syahrul mengatakan, pihaknya menyerahkan kasus itu pada proses hukum agar terungkap jelas. Terkait nama instansinya yang disebut-sebut dalam kasus tersebut, ia menyatakan itu hanya alibi awal pelaku kepada keluarga korban.
”Ini masih sepihak dari yang bersangkutan (pelaku), jadi kami beri kesempatan kepada penyidik melakukan penyelidikan. Nanti akan jelas. Saya tidak ingin berandai-andai. Saya sudah yakin tidak ada itu (keterlibatan anggota Lantamal II Padang). Analisis saya, itu hanya alibi pelaku untuk meyakinkan keluarga korban,” katanya.