Jambu Biji hingga Kelor, ”Jimat” Daya Tahan dari Terpaan Demam Dengue
Kasus DBD terus meningkat dan menyebabkan korban jiwa. Berbagai buah dan sayuran bisa menolong menjaga daya tahan tubuh.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·3 menit baca
Kasus demam berdarah merebak di banyak tempat. Virus ini menyerang semua usia, dari orang tua hingga bayi. Selain penanganan tepat dari ahli, asupan vitamin dibutuhkan agar daya tahan tubuh terjaga, dan virus tidak semakin merajalela.
Telah lebih dari sebulan terakhir Al Gazali (42) waswas. Kasus DBD merebak di Kendari, Sulawesi Tenggara. Teman, keluarga, dan kerabat bergantian terjangkit virus yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti ini.
”Bulan lalu ada teman saya yang malamnya masih dikabarkan butuh darah, pagi sudah ada kabar meninggal. Ini bikin tambah khawatir,” katanya, Rabu (27/3/2024) malam.
Sepekan setelahnya, anak semata wayangnya demam. Ia segera membawa ke dokter untuk periksa, dan dinyatakan hanya virus biasa. Selain suplemen, ia juga memberi buah agar imunitas anak terjaga.
Sejak merebaknya kasus DBD, ia melanjutkan, sayur kelor juga menjadi andalan ia dan keluarga. Tanaman kelor dipercaya meningkatkan daya tahan tubuh sehingga virus tidak berkembang. Berdasarkan riset, kelor juga disebut memiliki kandungan vitamin C yang tinggi.
”Kalau orang Sultra, kelor itu jadi penangkal banyak penyakit. Termasuk DBD,” selorohnya.
Selain kelor, berbagai mitos penangkal demam berdarah juga beredar di masyarakat. Sayuran dan buah banyak disebutkan menjadi obat manjur untuk penderita DBD.
Kasus DBD memang sedang marak. Di Kendari, hingga Senin (25/3/2024), sebanyak 1.505 orang telah terjangkit sejak Januari 2024. Total 10 orang meninggal. Di Sultra, telah ada 3.287 kasus, dengan total 16 orang meninggal.
Sementara itu, data Kementerian Kesehatan, hingga Februari 2024 sebanyak 38.462 orang terjangkit DBD. Sebanyak 316 orang di antaranya berujung fatal dan meninggal. Jumlah kasus kematian ini naik dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Fiastuti Witjaksono, dokter spesialis gizi dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), mengungkapkan, demam berdarah disebabkan adanya virus dengue dalam tubuh. Virus ini disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti melalui gigitan. Berbeda dengan bakteri, virus ini belum ada obat yang bisa menangani secara maksimal.
Virus dengue, ia melanjutkan, menyerang trombosit, atau keping darah yang berperan dalam pembekuan darah. Tidak jarang trombosit pasien yang terpapar virus dengue sangat rendah, berkisar di bawah 20.000 per mikroliter darah, dari standar yang berkisar 135.000 per mikroliter hingga kisaran 400.000 per mikroliter untuk anak. Akhirnya, berujung pada dengue shock syndrome yang berakibat komplikasi dan berujung fatal.
”Trombosit membutuhkan protein untuk meningkat. Tapi, selama daya tahan tubuh tidak terjaga, akan sulit agar trombositnya kembali normal. Di situlah dibutuhkan kita terhidrasi, asupan vitamin, karbo, juga protein yang menjaga daya tahan tubuh. Tentunya juga dengan perawatan dan penanganan dari petugas kesehatan untuk memantau kondisi kesehatan pasien,” kata Fiastuti.
Berbagai vitamin, tutur Fiastuti, dibutuhkan tubuh untuk menjaga daya tahan tubuh. Salah satunya adalah vitamin C. Vitamin ini banyak terdapat di buah-buahan dan sayuran, mulai dari jambu biji, kiwi, buah naga, hingga pepaya.
Jambu biji adalah buah dengan vitamin C paling tinggi. Kandungan vitaminnya juga lebih banyak dibanding jeruk. ”Makanya tidak heran orang sering rekomendasikan guava atau jambu biji ketika kena DBD,” tuturnya.
Selain itu, vitamin lain juga dibutuhkan. Vitamin A banyak terdapat di buah dan sayuran yang berwarna. Vitamin B ada dalam buah alpukat, mangga, jeruk, dan beberapa buah lainnya.
Jambu biji adalah buah dengan vitamin C paling tinggi. Kandungan vitaminnya juga lebih banyak dibanding jeruk.
Salah satu yang sulit, ia mengatakan, adalah vitamin D. Terlebih lagi, secara genetika orang Indonesia sulit mengubah vitamin D dari matahari menjadi vitamin yang aktif bagi tubuh. Selain dari salmon, atau jamur, vitamin ini bisa didapatkan dengan suplemen yang telah dikemas.
”Idealnya kita itu makan buah tiga porsi dan sayuran tiga porsi dalam sehari untuk menjaga daya tahan tubuh. Sayangnya, di Indonesia yang memenuhi proporsi ini hanya maksimal 7 persen penduduk,” ujarnya.
Sementara itu, Okky Rizkyana, ahli gizi dari RSUP Bandung dalam tulisannya di laman Dirjen Yankes Kementerian Kesehatan menyebutkan, sejumlah buah dan makanan baik dikonsumsi untuk tubuh saat terpapar demam berdarah. Berbagai jenis makanan tersebut mengandung vitamin, mineral, tinggi protein, serta kaya akan cairan.
Selain buah jambu biji hingga kiwi, jus daun pepaya dengan berbagai senyawa biologis aktif di dalamnya berfungsi banyak, mulai dari antiinflamasi, penyembuhan luka, hingga antioksidan.
Namun, Okky menegaskan, ”Buah-buahan tersebut bukanlah obat untuk mengatasi demam berdarah. Mengonsumsi buah bisa membantu pasien terhidrasi dengan baik dan meningkatkan sistem imunitas tubuh sebagai upaya mempercepat proses penyembuhan demam berdarah.”