Berbuka dengan Nikmatnya Kuliner Minang di Pasar Pabukoan
Beragam menu berbuka dijual di pasa pabukoan, Kota Padang, dari penganan hingga makanan berat yang menggugah selera.
Tiga jam jelang berbuka, para pengunjung berburu takjil di pasa pabukoan di Kota Padang, Sumatera Barat. Berbagai jenis masakan padang dan kapau dengan aroma rempah yang kuat menggugah selera. Tidak ketinggalan minuman segar dan jajanan tradisional. Para pengunjung siap berburu takjil.
Pasa pabukoan menjadi salah satu tempat bagi warga Kota Padang berburu takjil sembari ngabuburit. Beragam menu berbuka tersedia, dari penganan hingga makanan berat yang menggugah selera.
May (47) dan Bet (52) tampak puas meninggalkan lapak-lapak pedagang. Keduanya menjinjing kantong plastik masing-masing. Isinya beragam makanan, dari camilan seperti onde-onde dan perkedel jagung hingga makanan berat seperti rendang, gulai cancang, dan sayur pical.
“Kami memang sengaja ke sini berbelanja takjil sembari menghabiskan waktu sore menjelang berbuka,” kata May di pasa pabukoan yang digelar Pemerintah Kota Padang di pelataran parkir Ruang Terbuka Hijau Imam Bonjol, Selasa (26/3/2024) sore.
May bersama sepupunya, Bet, tiba di pasa pabukoan sekitar pukul 15.40. Usai mengerjakan pekerjaan rumah tangga, warga Kecamatan Bungus Teluk Kabung itu berangkat dengan sepeda motor. Mereka rela berkendara selama 40 menit menempuh jarak 20 kilometer untuk berburu kenikmatan beragam kuliner minangkabau di Pasar Pabukoan.
Selama Ramadhan, May sudah tiga kali ke pasa pabukoan, sedangkan Bet baru dua kali. Pasa pabukoan menjadi daya tarik karena menyediakan banyak pilihan menu berbuka puasa.
“Saking banyaknya, kami sampai bingung mau beli makanan yang mana. Enak-enak semua kelihatannya. Jadi, harus putar-putar dulu baru memutuskan beli yang mana,” kata Bet.
Pasa pabukoan merupakan istilah dalam bahasa Minangkabau, artinya pasar tempat menjual menu berbuka saat Ramadhan. Tahun ini, Pasa pabukoan digelar sejak 13 Maret hingga menjelang Idul Fitri. Pasar buka setiap hari dari sore hingga magrib.
Ada sekitar 40 pedagang yang berjualan di tempat yang disediakan Dinas Perdagangan Pemerintah Kota Padang itu. Dagangan mereka beragam, mulai dari camilan, minuman, hingga makanan berat.
Camilan yang dijual antara lain onde-onde, perkedel jagung, sala lauak, serabi, putu mayang, kolak, lopis, lapek bugih, godok batinta, lemang tapai, mi kuning goreng, dan beragam gorengan. Kemudian, minuman seperti es rumput laut, es cendol, es timun, dan es nata de coco.
Adapun lauk dan sayur untuk makanan berat, antara lain masakan padang, beragam lauk masakan kapau, gulai kambing, anyang, gado-gado, dan sayur pical.
“Saya beli gulai tunjang, ayam goreng bumbu, dan udang goreng balado. Bahan makanan di rumah sedang habis, jadi beli lauk di sini,” kata Ismayepi (46), pembeli asal Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, yang bekerja di Padang.
Berkah Ramadhan
Para pembeli di Pasar Pabukoan sudah mulai datang sejak siang. Aroma sedap masakan yang memenuhi pusat jajanan itu begitu menggugah selera. Semakin sore, jumlah pengunjung kian ramai. Para pedagang tampak semakin sibuk melayani para pelanggan yang berdatangan.
Irma (30), pedagang serabi dan putu mayang, mengatakan, Ramadhan menjadi berkah bagi usaha keluarganya. Omzet dagangannya meningkat dua kali lipat dibanding hari biasa.
Di hari biasa, Irma hanya membuat serabi dan putu mayang khusus untuk pesanan pesta pernikahan dan arisan saja. "Kalau Ramadhan, kami bisa berjualan setiap hari. Penjualan serabi dan putu mayang masing-masing bisa 500 buah dengan harga Rp 2.500,” kata Irma.
Hal senada diungkapkan oleh Yogi Setiawan (42), pemilik Ampera Kapau Baranang Siang. Adanya pasa pabukoan saat bulan Ramadhan menambah omzetnya dua kali lipat.
“Hari biasa omzet Rp 3 juta, sekarang bisa Rp 6 juta sampai Rp 7 juta. Bertambah rezeki kami saat Ramadhan, meski siangnya tutup,” katanya.
Ada berbagai lauk dan sayur yang dijual Yogi di pasa pabukoan, antara lain gulai tunjang, gulai tambusu, ayam rendang, ayam bakar, udang goreng balado, belut goreng, ayam bumbu, dan gulai nangka. Di antara semua itu, gulai tunjang dan tambusu jadi favorit pembeli.
Menurut Yogi, sehari-hari ia membuka warung nasi kapau di Jalan Ujung Gurun. Saat Ramadhan, ia juga membuka lapak di pasa pabukoan dan tempat lain. Pasa pabukoan menjadi wadah bagi para pedagang untuk memperluas pasar.
Yogi merupakan generasi ketiga yang berjualan di pasa pabukoan, meneruskan usaha nenek dan ibunya. Ia berjualan di pasa pabukoan secara mandiri sejak 1994 dan bertahan hingga sekarang. “Saya dan para pedagang di sini umumnya sudah punya pelanggan,” katanya.
Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Kota Padang Didi Aryadi mengatakan, keberadaan pasa pabukoan mempermudah masyarakat membeli takjil. Apalagi, lokasinya di pusat Kota Padang dan gampang diakses dari berbagai penjuru.
"Para pedagang gampang membawa barang dagangannya dan pembeli juga mudah mengaksesnya," kata Didi.
Kehadiran pasa pabukoan juga bagian dari pelayanan pemkot kepada masyarakat untuk menyediakan makanan murah, bersih, dan aman dari bahan berbahaya. "Kami juga melibatkan Badan Pengawas Obat dan Makanan agar makanan yang dikonsumsi aman," katanya.