Jumlah Pengungsi Semakin Banyak Menyusul Bertambahnya Frekuensi Gempa Bawean
Bertambahnya gempa susulan picu kekhawatiran warga terdampak bencana sehingga jumlah yang mengungsi semakin banyak.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
GRESIK, KOMPAS — Frekuensi gempa tektonik di Laut Jawa sebelah barat Pulau Bawean, Gresik, Jawa Timur, terus meningkat. Bahkan hingga Rabu (27/3/2024) pukul 17.20 waktu setempat, jumlah gempa susulan telah mencapai 327 kali. Hal itu memicu kekhawatiran masyarakat terdampak bencana sehingga jumlah yang mengungsi semakin banyak.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Pusat Gempa Regional VII Stasiun Geofisika Sleman Yogyakarta merilis sebanyak 327 gempa susulan yang terjadi tersebut memiliki kekuatan bervariasi, yang paling rendah bermagnitudo 2,6, sedangkan yang terkuat bermagnitudo 6,5.
Dari 327 rangkaian gempa Bawean tersebut, terdapat 10 kali gempa dirasakan. Dari 10 kali gempa dirasakan itu, sebanyak 8 gempa di antaranya merupakan gempa susulan. Adapun dua gempa lagi merupakan gempa pertama yang terjadi pada Jumat (22/3/2024).
Gempa pertama terjadi pada Jumat (22/3) pukul 11.22 WIB dengan kekuatan atau magnitudo 5,9. Pusat gempa atau episenter berada di kedalaman 10 kilometer. Adapun lokasinya di laut pada jarak 37 km arah barat Pulau Bawean dan 126 km arah timur laut Tuban.
Beberapa jam setelahnya, tepatnya pukul 15.52 WIB, terjadi gempa bumi berkekuatan 6,5. Pusat gempa berada di kedalaman 12 km dengan lokasi di laut pada jarak 114 km arah timur laut Tuban. Jarak di antara kedua lokasi pusat gempa itu hanya 15 km sehingga bisa dikatakan bahwa dua gempa tersebut merupakan satu rangkaian.
Gempa susulan yang terus-menerus terjadi selama enam hari berturut-turut itu memicu kekhawatiran masyarakat di lokasi terdampak paling parah, yakni Pulau Bawean. Para penyintas tidak berani tinggal di dalam rumah dan memilih tetap beraktivitas, termasuk tidur di luar rumah.
Kepala Pelaksana BPBD Jatim Gatot Soebroto menyatakan kekhawatiran terhadap dampak gempa Bawean dialami penyintas yang tinggal di Kecamatan Sangkapura dan Kecamatan Tambak. Akibatnya, jumlah pengungsi semakin banyak.
Berdasar data Pusdalops BPBD Jatim, hingga Rabu (27/3) pukul 18.00 waktu setempat, jumlah keseluruhan pengungsi yang berasal dari dua kecamatan itu mencapai 34.049 jiwa. Para pengungsi meliputi anak-anak sebanyak 10.460 jiwa, orang dewasa 18.599 jiwa, dan yang berusia lanjut atau lansia sebanyak 5.030 jiwa.
”Seiring terus bertambahnya jumlah pengungsi, dalam dua hari ini tim BPBD Jatim bersama tim gabungan dari BPBD Gresik, TNI, Polri, dan para sukarelawan terus berupaya mendirikan tenda-tenda baru, baik itu tenda pengungsi, tenda keluarga, termasuk tenda dapur umum,” ujar Gatot.
Menurut dia, total saat ini terdapat 25 tenda yang telah didirikan untuk memenuhi kebutuhan pengungsi. Tenda-tenda itu, antara lain, ialah dua tenda pengungsi, dua tenda keluarga dom, 20 tenda keluarga dari BNPB, dan satu tenda dapur umum.
”Untuk hari ini, teman-teman TRC (tim reaksi cepat) bersama tim gabungan kembali mendirikan dua tenda ukuran 4 x 4 meter di Dusun Gunungmas dan Dusun Raba, Desa Lebak, Kecamatan Sangkapura,” kata Gatot.
Selain pendirian tenda, tim BPBD Jatim juga terus mendistribusikan bantuan logistik dari posko induk di Kecamatan Sangkapura ke beberapa titik pengungsian, seperti, posko Dapur Umum (DU) Tagana di Kecamatan Tambak dan posko DU TNI di Desa Pesanggrahan, Sangkapura.
Berdasarkan data Pusdalops BPBD Jatim, serangkaian gempa Bawean berdampak terhadap kerusakan bangunan di 17 desa di Kecamatan Sangkapura dan 13 desa di wilayah Kecamatan Tambak. Selain di Bawean Gresik, kerusakan juga terjadi di Kabupaten Tuban, Bojonegoro, Lamongan, Kota Surabaya, Sidoarjo, dan Pamekasan.
Total jumlah rumah rusak ringan sebanyak 3.535 unit, rumah rusak sedang 1.575 unit, dan rumah rusak berat 943 unit. Selain itu, terdapat 91 bangunan sekolah yang rusak, 6 rumah sakit, 8 pondok pesantren, dan 26 gedung perkantoran. Gempa tektonik akibat pergerakan sesar aktif itu juga mengakibatkan 187 tempat ibadah, sebuah kandang, dan tiga unit sepeda motor rusak.
Penjabat Gubernur Jatim Adhy Karyono mengatakan, pihaknya terus menyalurkan bantuan kepada masyarakat penyintas gempa Bawean, terutama di wilayah yang terdampak paling parah. Terbaru, Pemprov Jatim menerima bantuan berupa 1.000 batang baja ringan dari PT Kepuh Kencana Arum.
”Kebutuhan baja ringan ini sesuai dengan analisis kebutuhan penanganan bencana di lokasi terdampak karena banyak bangunan yang rusak. Ini gathuk (sesuai) dengan kebutuhan material untuk rumah warga dan fasilitas umum,” kata Adhy Karyono, Selasa (26/3/2024).
Adhy berharap, bantuan yang disalurkan oleh PT Kepuh Kencana Arum bisa menginspirasi perusahaan swasta lainnya di Jatim untuk turut memberikan kontribusi terhadap penanganan dampak bencana gempa Bawean di berbagai kabupaten dan kota. Sebelumnya, para pengusaha yang tergabung dalam Apindo Jatim juga telah menyalurkan bantuan logistik.