Jalur Laut Rawan Kecelakaan Saat Mudik, Basarnas Disiagakan
Selain jalur darat, penyeberangan jadi fokus Basarnas dalam mudik Lebaran 2024. Sebanyak 25.000 personel disiagakan.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·2 menit baca
KENDARI, KOMPAS - Menjelang arus mudikLebaran 2024, Badan SAR Nasional mewaspadai sejumlah area yang rawan. Selain di jalur darat, salah satu fokus penjagaan adalah jalur penyeberangan di tengah cuaca yang tidak menentu. Sebanyak 25.000 petugas dan potensi SAR disiagakan.
”Untuk arus mudik tentunya ada sejumlah perhatian, baik potensi kecelakaan di jalur darat, di tempat wisata, maupun penyeberangan. Itu menjadi fokus kita,” kata Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Kusworo, dalam kunjungannya di Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (27/3/2024).
Posko mudik, ia melanjutkan, akan dibuka secara resmi pada 3-18 April. Posko akan dibuka serempak di 34 kantor SAR di seluruh Indonesia. Jumlah itu di luar posko gabungan bersama instansi lain.
Semua perlengkapan mitigasi dan penyelamatan, menurut Kusworo, disiagakan dalam operasi mudik Lebaran nantinya. Sebanyak 4.500 petugas Basarnas dan 21.000 potensi SAR di seluruh Indonesia disiagakan.
Penggunaan alat dan perangkat teknologi juga diutamakan. Dalam operasi, petugas dilengkapi dengan drone yang akan memberi gambaran awal kejadian dan menjadi landasan untuk pengambilan keputusan.
Sebanyak tiga helikopter juga disiagakan. Bahkan, Basarnas berencana menambah dua helikopter tambahan pada akhir Maret. Hal itu untuk menambah dukungan terhadap upaya penyelamatan dan evakuasi.
”Jadi, total ada lima helikopter yang siap mendukung upaya kami, baik di darat, laut, maupun udara. Sebenarnya kesiagaan kami terus berjalan selama 24 jam,” katanya.
Pelayaran Sultra
Secara terpisah, Kepala Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Kendari Raman menuturkan, posko angkutan laut di Kendari dibuka sejak Selasa (26/3/2024). Hal ini untuk menunjang pelayanan selama arus mudik Lebaran 2024 yang diprediksi mencapai puncak pada 7 April mendatang.
Menurut Raman, puncak arus mudik di Sultra diprediksi mulai terjadi pada Minggu (7/4/2024). Sebanyak 11 kapal disiapkan, khususnya empat kapal Kendari-Raha dan tujuh kapal Kendari-Wakatobi.
”Dengan jumlah tersebut, bisa cukup untuk melayani penumpang yang akan mudik kali ini,” katanya.
Angkutan laut menjadi penting bagi wilayah dengan luas perairan 110.000 kilometer persegi ini. Data Kantor SAR Kendari, angka kecelakaan laut juga terus mendominasi operasi yang dilakukan dari tahun ke tahun. Hingga akhir Desember 2023, total kecelakaan laut yang ditangani sebanyak 43 kasus, meningkat dari tahun sebelumnya di angka 38 kecelakaan.
Sebelumnya, Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Kendari Muhammad Arafah menyebutkan, kasus kecelakaan kapal memang masih menjadi yang dominan di wilayah ini. Wilayah perairan Buton adalah daerah yang paling banyak terjadi kecelakaan kapal, lalu diikuti perairan Wakatobi. Dua perairan ini rutin menjadi wilayah yang rawan karena intensitas melaut yang tinggi.
Data Kantor SAR Kendari, angka kecelakaan laut juga terus mendominasi operasi yang dilakukan dari tahun ke tahun. Hingga akhir Desember 2023, total kecelakaan laut yang ditangani sebanyak 43 kasus, meningkat dari tahun sebelumnya di angka 38 kecelakaan.
Adapun total korban, kata Arafah, sebanyak 1.150 orang. Dari jumlah itu, 1.103 orang berhasil diselamatkan. Sementara 35 orang meninggal dan 12 orang hilang. Dari jumlah ini, 20 korban meninggal dan 9 orang hilang akibat kecelakaan kapal.
Jumlah ini juga meningkat dibandingkan dengan 2022. Tahun lalu, total korban sebanyak 246 orang, dengan 210 di antaranya diselamatkan. Adapun korban meninggal sebanyak 29 orang dan 7 orang hilang (Kompas, 30/12/2023).