Pencarian Korban Longsor Cibenda, Bandung Barat, Dihentikan Sementara
Sebelumnya, cuaca buruk melanda lokasi terdampak sehingga dikhawatirkan terjadi longsor susulan.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS – Pencarian korban hilang akibat longsor Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, telah memasuki hari ketiga pada Rabu (27/3/2024), dengan temuan lima korban. Namun, pencarian dihentikan sementara karena cuaca buruk dan potensi pergerakan tanah.
Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Bandung Supriono menyatakan, penghentian sementara ini dilakukan demi keselamatan petugas evakuasi. Sebelumnya, cuaca buruk melanda lokasi terdampak sehingga dikhawatirkan terjadi longsor susulan.
”Berdasarkan analisis terakhir, kami hentikan sementara pencarian di hari ketiga ini. Di hari sebelumnya terjadi hujan intensitas sedang hingga deras sejak pukul 17.00 hingga 23.00. Apalagi, langit sekarang juga mendung dan tanah di daerah longsoran sedang tidak stabil,” ujarnya saat ditemui di posko pencarian Desa Cibenda, Rabu.
Sebelumnya, bencana longsor menimpa puluhan rumah di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Cipongkor, Minggu (24/3/2024) malam. Sepuluh orang dinyatakan hilang dalam kejadian ini, sementara 527 jiwa mengungsi karena rumah mereka rusak hingga terancam akibat longsor.
Supriono menyatakan, petugas telah mengidentifikasi empat korban, yakni Diki Saputra (4), Nurlatifah (8), Ny Aam (50), dan Lastri (33), yang ditemukan dalam dua hari pertama pencarian. Satu korban berikutnya ditemukan pada hari ketiga di titik yang terpaut jauh dari lokasi kejadian sehingga petugas perlu memastikan identitasnya.
”Korban ini ditemukan di Desa Sarinagen, Kecamatan Cipongkor, sekitar 15 kilometer dari titik kejadian. Dari segi fisiknya, anak-anak, kemungkinan merupakan salah satu korban. Dugaan ini diperkuat dengan titik temuan yang masih dalam satu aliran sungai dengan lokasi kejadian,” paparnya.
Dukungan terkait penggantian rumah dan relokasi, tergantung usulan dari daerah.
Meskipun dihentikan sementara, pencarian para korban yang masih belum ditemukan tetap dilakukan selama masa tanggap darurat berlaku. Supriono berujar, pihaknya juga tetap akan membuka pos pengaduan warga hilang dalam kejadian.
”Prosedur kita sesuai dengan tanggap darurat yang diterbitkan oleh pemerintah Bandung Barat, yakni 14 hari setelah kejadian. Jadi, jika belum ditemukan dalam 7 hari pertama, kami akan lanjut (mencari korban),” ujarnya.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal Suharyanto di sela peninjauan ke lokasi bencana juga meminta petugas berupaya maksimal dalam mencari para korban. Di samping itu, pihaknya juga bakal mengidentifikasi kerusakan rumah akibat longsor tersebut.
”Korban yang belum ditemukan ini betul-betul harus dicari. Pengungsi di sini sampai 500 orang akan dipenuhi kebutuhan dasarnya, apalagi masih khawatir untuk kembali ke rumah masing-masing. Untuk rumah yang hilang, sekitar 30-an, dan rumah-rumah di sekitarnya akan kami relokasi ke tempat yang aman,” tuturnya.
Koordinasi dengan pemerintah daerah, lanjut Suharyanto, juga diperlukan agar penanganan dari pemerintah pusat tepat sasaran. Apalagi, bencana yang terjadi ini mendapat atensi dari Presiden Joko Widodo. Salah satu aspek yang menjadi perhatian bersama adalah pendataan rumah dari warga yang terdampak.
”Kami tidak bisa bekerja sendiri-sendiri. Tentu saja pemerintah daerah yang lebih paham kondisinya sehingga nantinya kami bekerja dalam satu kesatuan yang utuh. Salah satunya, dukungan terkait penggantian rumah dan relokasi, dan ini tergantung usulan dari daerah,” ucapnya.