Sudah 10 Jenazah Pengungsi Rohingya Ditemukan di Laut Aceh
Dari 142 pengungsi di dalam kapal, 75 orang selamat, 10 orang meninggal, dan sisanya masih hilang.
Oleh
ZULKARNAINI
·2 menit baca
CALANG, KOMPAS — Hingga Selasa (26/3/2024), sudah 10 jenazah pengungsi Rohingya ditemukan di perairan Kabupaten Aceh Jaya, Provinsi Aceh. Masih banyak korban yang belum ditemukan. Pengungsi yang selamat masih berada di lokasi penampungan di Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat.
Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Banda Aceh Al Hussain mengatakan, pada Senin tim telah menemukan enam jenazah di perairan Kecamatan Indra Jaya, Kabupaten Aceh Jaya. Sehari sebelumnya tiga jenazah ditemukan di laut Aceh Jaya dan satu jenazah ditemukan di laut Aceh Barat.
Jenazah pengungsi Rohingya terombang-ambing di perairan Aceh Barat dan Aceh Jaya. Kondisi mulai membusuk karena telah berada di dalam air beberapa hari. Mereka merupakan yang tidak bisa menyelamatkan diri saat kapal yang mereka tumpangi terbalik di perairan Aceh Barat, pada Selasa (19/3/2024).
Para pengungsi tersebut meninggal di dalam laut. Sementara 75 orang dapat diselamatkan setelah dievakuasi oleh nelayan dan Basarnas. Kini para pengungsi berada di kamp sementara.
Dari 10 korban yang ditemukan, delapan orang berjenis kelamin perempuan dan dua laki-laki. Jenazah korban dikuburkan massal di Kabupaten Aceh Barat sesuai ajaran Islam.
”Tim SAR gabungan kembali standby kesiapsiagaan operasi di Pelabuhan Meulaboh Aceh Barat, Pelabuhan Calang Aceh Jaya, dan Pelabuhan Ulele Banda Aceh guna mengantisipasi laporan masyarakat terkait adanya penemuan jenazah,” kata Al Hussain.
Anggota staf UNHCR Indonesia, Faisal Rahman, mengatakan, hasil verifikasi yang dilakukan bersama dia membenarkan bahwa jenazah itu merupakan pengungsi Rohingya yang alami kecelakaan di laut Aceh Barat.
”Tidak ada laporan insiden kecelakaan selain yang dialami oleh pengungsi Rohingya,” kata Faisal.
Faisal mengatakan, di dalam kapal yang terbalik itu terdapat 142 orang dan hanya 75 orang yang dapat diselamatkan. Sebanyak 10 orang ditemukan telah meninggal, sedangkan sisanya hingga kini belum ditemukan.
Faisal mengatakan, pengungsi yang selamat kini masih menempati posko pengungsian di gedung bekas kantor Palang Merah Indonesia (PMI) Aceh Barat. Namun, belum diketahui sampai kapan pengungsi tersebut berada di Aceh Barat.
Faisal mengatakan, pengungsi Rohingya yang kini berada di Cox’ Bazar Bangladesh melakukan perjalanan berbahaya untuk bisa masuk ke negara tujuan. Mereka berlayar menggunakan kapal kayu dan menghabiskan waktu berhari-hari di lautan lepas dengan logistik yang terbatas.
Sebelumnya, Wakil Indonesia di Komisi HAM Antarpemerintah ASEAN (AICHR), Yuyun Wahyuningrum, mengatakan, Indonesia kini satu-satunya negara di ASEAN yang menjadi tujuan pengungsi Rohingya. Mereka tidak lagi bisa berlindung ke Malaysia dan Thailand (Kompas, 21/3/2024).
Direktur Pusat Studi ASEAN Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Dafri Agussalim mengatakan, ada perubahan pola pergerakan pengungsi ke Indonesia. Dulu, Indonesia dijadikan tempat transit, tetapi kini menjadi tanah tujuan.
Oleh sebab itu, Dafri mendorong pemerintah untuk bersiap diri menghadapi gelombang pengungsian sehingga penanganan dapat dilakukan lebih cepat. Jika tidak ditangani dengan cepat, justru akan menimbulkan gesekan dengan warga lokal.