Balai Besar MKG III Denpasar memprakirakan awal musim kemarau mulai pertengahan Maret. BPBD Bali imbau kewaspadaan dini.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·2 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah III Denpasar memprakirakan awal musim kemarau di Bali dimulai pertengahan Maret 2024. Terkait masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau itu, maka diimbau agar mewaspadai dampak peralihan musim dan memitigasi dampak kemarau yang akan datang.
Dari siaran pers Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (MKG) Wilayah III Denpasar, Jumat (22/3/2024), Kepala Stasiun Klimatologi Kelas II Jembrana BMKG Aminudin Al Roniri menyebutkan, secara umum, awal musim kemarau di wilayah Bali diprakirakan masuk bulan Maret di lima zona musim (ZOM).
Selanjutnya, pada bulan April, awal musim kemarau masuk di delapan ZOM. Pada bulan Mei di empat ZOM dan pada bulan Juni di tiga ZOM.
Dari hasil analisis dinamika atmosfer dan prakiraan awal musim kemarau di Bali, maka puncak musim kemarau di Bali diperkirakan akan terjadi pada Juli sampai Agustus 2024. Pihak Balai Besar MKG III Denpasar mengharapkan masyarakat mewaspadai potensi kekeringan yang dapat terjadi pada masa puncak musim kemarau.
Terkait prakiraan awal musim kemarau dan terjadinya masa peralihan musim itu, pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali memberikan rekomendasi sebagai upaya mitigasi dan kesiapan menghadapi peralihan musim dari hujan menuju kemarau.
Masyarakat diimbau mewaspadai terjadinya angin kencang dan hujan deras dalam waktu singkat serta puting beliung, yang berpotensi terjadi pada masa peralihan musim itu.
Selalu memperhatikan informasi yang valid dari instansi yang berwenang.
Kepala BPBD Provinsi Bali I Made Rentin, Minggu (24/3/2024), menerangkan, informasi dari BMKG akan terus diperbarui. Oleh karena itu, Rentin mengimbau semua pihak yang berkepentingan, termasuk masyarakat, agar secara rutin memonitor informasi mengenai prakiraan cuaca dan iklim dari BMKG.
”Mulai kelola air secara lebih hemat dan mengoptimalkan penampungan air pada sisa musim hujan,” kata Rentin.
Selama masa musim hujan, pihak BPBD Provinsi Bali mengeluarkan imbauan agar mewaspadai dampak cuaca ekstrem, misalnya, terjadinya genangan air, banjir, tanah longsor, hingga pohon tumbang.
Masyarakat di kawasan pesisir, nelayan, dan kalangan pengusaha wisata bahari juga diminta agar secara rutin memonitor informasi terkini mengenai cuaca, angin, dan gelombang di perairan sekitar Bali.
”Selalu memperhatikan informasi yang valid dari instansi yang berwenang,” kata Rentin.
Pada siaran pers Balai Besar MKG Wilayah III Denpasar, Bali, Jumat (22/3/2024), disebutkan wilayah di Bali akan masuk awal musim kemarau (AWK) per zona musim (ZOM). Sebanyak 17 wilayah di Bali akan masuk AWK pada Maret, kemudian 20 wilayah akan masuk AWK pada April, lima wilayah akan masuk pada Mei, dan enam wilayah diprakirakan masuk AWK pada Juni mendatang.
Prakiraan Balai Besar MKG Wilayah III Denpasar menyebutkan, sifat hujan pada musim kemarau 2024 secara umum normal sampai di atas normal. Adapun prakiraan AWK tahun 2024 terdapat lima ZOM akan lebih awal, sembilan ZOM akan mundur, sedangkan enam ZOM lainnya akan sama waktunya.
Terkait perubahan musim ke kemarau itu, Kepala Balai Besar MKG Wilayah III Denpasar Cahyo Nugroho dalam jumpa pers pada Jumat (22/3/2024) menyatakan penting untuk mempersiapkan diri dan memitigasi dampak musim kemarau nanti.