Rentetan Gempa Tak Pengaruhi Penyeberangan ke Pulau Bawean
Gempa beruntun di Laut Jawa tak mempengaruhi penyeberangan ke Pulau Bawean. Kapal cepat ke pulau itu tetap beroperasi.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·2 menit baca
GRESIK, KOMPAS — Gempa tektonik beruntun di Laut Jawa sebelah barat Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, sejak Jumat (22/3/2024), belum memengaruhi layanan kapal penyeberangan ke pulau tersebut. Kapal yang melayani penyeberangan dari dan ke Pulau Bawean masih beroperasi.
”Layanan penyeberangan berjalan, bahkan hari ini yang biasanya tidak ada menjadi ada,” ujar Perwira Jaga Kesyahbandaraan dan Otoritas Pelabuhan Gresik, Slamet Ariyanto, seusai turun dari Kapal Cepat Express Bahari 3F di Pelabuhan Gresik, Kabupaten Gresik, Sabtu (23/3/2024) siang.
Kapal Express Bahari 3F berangkat dari Pelabuhan Sangkapura, Pulau Bawean, Sabtu pukul 09.02. Setelah menempuh perjalanan, kapal itu sandar di Pelabuhan Gresik pada pukul 12.50.
Kapal tersebut membawa 105 penumpang, termasuk tiga pasien dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Umar Mas’ud di Pulau Bawean yang harus dirujuk ke Gresik atau Surabaya.
Pengurus administrasi Express Bahari, Wahyu Utomo, mengatakan, sesuai jadwal, keberangkatan kapal cepat dengan rute Gresik-Bawean dilakukan setiap Selasa, Kamis, dan Minggu. Adapun rute Bawean-Gresik dilayani setiap Senin, Rabu, dan Sabtu.
Oleh karena itu, pada Sabtu ini, kapal cepat tidak melayani rute Gresik-Bawean. ”Namun, karena ada situasi darurat, kami tetap berangkat. Lagipula situasi laut tenang meski ada gempa,” ujar Wahyu.
Kapal tersebut membawa 105 penumpang, termasuk tiga pasien dari RSUD Umar Mas’ud di Pulau Bawean yang harus dirujuk ke Gresik atau Surabaya.
Selepas sandar dan bongkar muat barang dan penumpang, Kapal Express Bahari 3F diberangkatkan kembali ke Bawean pada pukul 15.00. Selain penumpang umum, di kapal itu juga terdapat aparatur Pemerintah Kabupaten Gresik, Pemerintah Provinsi Jatim, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), TNI, Polri, dan lembaga terkait.
Tim terpadu itu diberangkatkan untuk meneliti, mendata, dan menangani dampak gempa di Pulau Bawean. ”Kami ingin membantu percepatan pemulihan warga terdampak,” kata Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani sebelum berangkat dengan kapal Express Bahari 3F.
Berdasarkan laporan yang dirangkum oleh Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB, hingga Sabtu pukul 00.20, sedikitnya terdapat 143 keluarga di sejumlah wilayah Jatim yang terdampak rentetan gempa di Laut Jawa sebelah barat Pulau Bawean.
Warga yang terdampak gempa itu terdiri dari 10 keluarga di Kabupaten Tuban, 130 keluarga di Kabupaten Gresik, 1 keluarga di Kabupaten Pamekasan, dan 2 keluarga di Kota Surabaya.
Dampak terparah dirasakan di Pulau Bawean yang terdiri atas dua kecamatan, yakni Tambak dan Sangkapura. Di Pulau Bawean, gempa dilaporkan merusak 140 bangunan rumah, masjid, kantor pemerintah, dan sekolah.