Rentetan Gempa Berlanjut, Bantuan Dikirim ke Pulau Bawean
Rentetan gempa tektonik di Laut Jawa belum berakhir. Bantuan dikirim ke Pulau Bawean yang paling terdampak.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Hingga Sabtu (23/3/2024) pagi, rentetan gempa tektonik dari Laut Jawa di barat Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, belum berakhir. Bantuan dan tim terpadu dikerahkan ke Pulau Bawean yang paling terdampak.
Rentetan gempa itu terjadi mulai Jumat (22/3/2024) pukul 11.22. Gempa pertama itu memiliki magnitudo 6 dengan kedalaman 10 kilometer (km). Lokasinya 132 km di timur laut Kabupaten Tuban, Jatim, atau sekitar 30 km dari pesisir barat Pulau Bawean. Sampai Jumat tengah malam, tercatat 84 gempa susulan, dua di antaranya berkekuatan magnitudo 5,3 dan 6,5.
Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pada Sabtu sejak pukul 00.12 sampai pukul 07.49, terjadi 10 kali gempa tektonik di barat Pulau Bawean. Gempa-gempa itu memiliki magnitudo 3,3 sampai 4,1. Sumbernya di kedalaman 8-14 km dengn lokasi 119-167 km di timur laut Tuban atau di barat Pulau Bawean.
Menurut Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gresik Sukardi, pendataan dampak gempa belum selesai karena guncangan susulan masih terjadi. ”Namun, kami telah mengirim tim terpadu dan bantuan, terutama ke Pulau Bawean,” ujarnya.
Sukardi baru dilantik bersama dengan 143 pejabat baru di Pemerintah Kabupaten Gresik pada Jumat kemarin. Saat pelantikan berlangsung, terjadi gempa sehingga acara sempat berhenti. Setelah pelantikan, Sukardi dan pejabat sebelumnya berkoordinasi untuk pendataan gempa dan pengiriman bantuan.
Sukardi menambahkan, kerusakan terparah dialami warga Pulau Bawean yang berjarak 120 km di utara pesisir Gresik. Seorang warga bernama Hasi’ah (71), warga Desa Tambak, Kecamatan Tambak, Pulau Bawean, terluka ringan akibat tertimpa genteng rumah. Masih di Tambak, gempa merusak lebih dari 20 rumah di Desa Dekatagung, Desa Teluk Jatidawang, dan Desa Klumpang Gubug.
Di Kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean, gempa merusak bangunan SD Muhammadiyah 1 Desa Kota Kusuma, SMA Negeri 1 Sangkapura, Masjid Jami Al Muhajirin, dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Umar Mas’ud.
Plafon instalasi gawat darurat rumah sakit itu ambruk ketika terjadi gempa dengan magnitudo 6,5 pada Jumat pukul 15.52. Namun, saat guncangan terjadi, semua pasien sudah dievakuasi keluar dari RSUD sehingga tidak ada yang terluka.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Tuban Sudarmaji mengatakan, guncangan juga dirasakan cukup kuat di daerah yang berbatasan dengan Rembang, Jawa Tengah, itu. Gempa merusak 10 rumah di sejumlah desa di Tuban.
Beberapa desa yang terdampak gempa adala Desa Glagahsari, Kecamatan Soko; Desa Dagangan, Kecamatan Parengan; Desa Sidokumpul, Kecamatan Bangilan; dan Desa Ngadirejo, Kecamatan Rengel. BPBD Tuban sedang mendata kerusakan akibat gempa pada bangunan RS Nahdlatul Ulama.
Di Surabaya, ibu kota Jatim, gempa melukai perempuan bernama Mohayaroh (28) di Kelurahan Tanah Kalikedinding, Kecamatan Kenjeran. Gempa juga merusak setidaknya 10 hunian serta sebagian bangunan rumah sakit dan pusat belanja.
”Di RSUD Soewandhi dan RSUA (RS Universitas Airlangga) didirikan tenda untuk penanganan pasien yang dievakuasi sekaligus antisipasi gempa susulan,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Kota Surabaya Agus Hebi Djuniantoro.
Kepala Pusat Komunikasi dan Informasi Publik Universitas Airlangga Martha Kurnia mengatakan, kerusakan bangunan akibat gempa terjadi pada bangunan RS Khusus Infeksi yang lebih banyak dipakai untuk riset. Bangunan ini memang berada di dalam kompleks RSUA, tetapi sedang tidak ada pasien. ”Ada kerusakan nonstruktur di RSKI, bukan RSUA,” katanya.
Martha melanjutkan, evakuasi pasien keluar dari RSUA merupakan prosedur baku ketika terjadi gempa. Namun, sejak Jumat malam, sebagian pasien sudah dikembalikan ke RSUA. ”Dengan tetap mempertimbangkan risiko atau gempa susulan,” katanya.
Kami telah mengirim tim terpadu dan bantuan, terutama ke Pulau Bawean.
Peneliti senior Pusat Penelitian Manajemen Kebencanaan dan Perubahan Iklim Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Amien Widodo, mengatakan, gempa di barat Pulau Bawean itu amat mungkin menjadi penanda aktifnya kembali Sesar Bawean.
Hampir setahun lalu, tepatnya 14 April 2023, juga terjadi gempa dengan magnitudo 6,6 di Laut Jawa. Pusat gempa tersebut berlokasi 65 km barat laut Tuban dengan kedalaman 643 km.
”Gempa terkini itu gempa dangkal, sedangkan tahun lalu gempa dalam,” ujar Amien. Gempa dangkal lebih terasa oleh masyarakat yang berada dekat dengan lokasi guncangan. Dampaknya juga merusak bangunan. Karena itu, pengetahuan dan kesadaran tentang mitigasi gempa dan kebencanaan perlu terus ditingkatkan.