Kerusakan Gempa Tuban Diduga karena Terbangkitkannya Gelombang Permukaan
Banyaknya kerusakan yang terjadi akibat gempa bumi Tuban diduga karena terbangkitkannya gelombang permukaan.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·2 menit baca
MALANG, KOMPAS — Banyaknya kerusakan yang terjadi akibat gempa bumi Tuban diduga karena terbangkitkannya gelombang permukaan, yaitu gelombang Rayleigh dan Love. Sifat penjalaran gempa bumi tersebut berputar sehingga bersifat merusak.
Demikian dikatakan Kepala Pusat Studi Kebencanaan dan Kebumian Universitas Brawijaya Adi Susilo, Jumat (22/3/2024). Menurut Adi, dengan melihat posisi sumber (di sekitar 5,92 LS dan 112,35 BT) serta pada kedalaman gempa sekitar 10 kilometer atau koreksi menjadi 12 km, maka gempa tersebut adalah aktivitas patahan yang ada di Laut Jawa.
”Menurut hasil analisis dan dicirikan tidak adanya tsunami (gempa cukup besar, berkisar 6 M), gempa tersebut adalah akibat patahan geser (strike slip). Gempa ini membuat bangunan cukup rentan terdampak,” tutur Adi.
Menurut Adi, akibat dangkalnya sumber gempa kali ini, semestinya gempa akan membangkitkan gelombang permukaan, yaitu gelombang Rayleigh dan gelombang Love. ”Gelombang Rayleigh ini karena sifat penjalarannya adalah retrogate (berputar), maka sangat bersifat merusak. Kemungkinan banyaknya kerusakan adalah akibat gelombang Rayleigh ini. Adapun gelombang Love adalah gelombang transversal horizontal, yang tidak separah gelombang Rayleigh dalam menyebabkan kerusakan,” paparnya.
Sebagaimana diketahui, gempa yang berpusat di sekitar Tuban tersebut membawa sejumlah dampak kerusakan. Kepala Pusat data Informasi dan Komunikasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari menyebutkan bahwa gempa bumi bermagnitudo 6,5 terjadi di sekitar Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Jumat (22/3/2024) pukul 16.20 WIB.
Gelombang Rayleigh ini, karena sifat penjalarannya adalah Retrogate (berputar), bersifat sangat merusak.
Kejadian gempa tersebut merupakan rentetan dari gempa-gempa berturutan yang terjadi sekitar 20 kali. Pusat gempa berada di Laut Jawa dan tidak berpotensi tsunami.
Akibat gempa itu, BNPB mencatat sejumlah kerusakan. Misalnya, tiga rumah terdampak di Kabupaten Tuban, seorang warga bernama Hasi’ah (71) luka ringan tertimpa genteng di Kabupaten Gresik, serta lima rumah rusak di Kabupaten Gresik.