Bangunan Rusak dan Warga Panik akibat Gempa Beruntun di Barat Pulau Bawean
Gempa berulang dari Laut Jawa di barat Pulau Bawean atau timur laut Tuban, Jawa Timur, merusak sejumlah bangunan.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika mengumumkan gempa tektonik berulang kali di Laut Jawa, barat Pulau Bawean, Jawa Timur, Jumat (22/3/2024), pada pukul 11.22 sampai pukul 16.06. Gempa menimbulkan kepanikan masyarakat dan merusak sejumlah bangunan.
BMKG mencatat gempa pertama pukul 11.22 berkekuatan magnitudo 6,0. Lokasi gempa 132 kilometer (km) timur laut Kabupaten Tuban atau barat Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jatim. Pusat gempa di kedalaman 10 km. Gempa dirasakan dalam skala MMI, terutama di Tuban (IV-V) dan Bawean (III-IV).
Selain itu, gempa juga dirasakan dalam skala MMI II-III oleh warga di Surabaya, Bojonegoro, dan Pacitan di Jatim, Semarang dan Pekalongan di Jateng, serta Yogyakarta.
Pukul 12.31, terjadi gempa susulan berkekuatan magnitudo 5,3 dengan lokasi 133 km timur laut Tuban. Pusat gempa berada di kedalaman 10 km. Di perairan itu juga terjadi gempa susulan pukul 13.05 dengan magnitudo 4,1; pukul 13.09 dengan magnitudo 3,6; pukul 13.18 dengan magnitudo 3,5; pukul 13.53 dengan magnitudo 3,6; dan pukul 14.04 dengan magnitudo 3,5.
Setelah sekitar dua jam melandai, gempa kembali mengguncang pada pukul 15.19 dengan magnitudo 3,5 dan lokasi 120 km timur laut Tuban. Selanjutnya, muncul guncangan lebih besar akibat gempa susulan pada pukul 15.52 dengan magnitudo 6,5 di 130 km timur laut Tuban.
Gempa susulan terbaru ialah pukul 16.06 dengan magnitudo 4,7 dan lokasi 134 km timur laut Tuban.
Informasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gresik menyebutkan, gempa merusak sejumlah bangunan di Pulau Bawean.
Bangunan yang rusak antara lain SD Muhammadiyah 1 Desa Kota Kusuma dan SMA Negeri 1 Sangkapura di Kecamatan Sangkapura; 2 rumah di Desa Dekatagung; 3 rumah di Desa Teluk Jatidawang; dan 1 rumah di Desa Klumpang Gubug di Kecamatan Tambak.
Menurut Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Gresik Miko Herlambang, petugas masih mendata dampak kerusakan akibat gempa di Pulau Bawean, yang berada di timur pusat gempa tersebut. Pulau Bawean adalah salah satu pulau dalam wilayah Gresik dan berjarak 120 km di utara pesisir Gresik.
”Sementara belum ada laporan korban jiwa,” katanya.
Meski terjadi beberapa kali gempa di Laut Jawa, menurut BMKG, tidak sampai menimbulkan tsunami atau gelombang pasang.
BPBD Tuban melaporkan, gempa mengakibatkan satu rumah rusak di Desa Glagah, Kecamatan Soko. Di Kabupaten Bojonegoro, gempa membuat panik pengunjung RSUD Dr R Sosodoro Djatikoesoemo sehingga mereka berlarian ke luar ketika waktu besuk pasien. Situasi serupa terjadi di Kota Surabaya. Gempa terasa oleh warga yang sedang berada di kantor atau rumah sehingga mereka keluar dari bangunan.
”Sementara ini, dampak gempa mengakibatkan kerusakan bangunan, tetapi belum ada laporan korban jiwa,” kata Kepala Pelaksana BPBD Tuban Sudarmaji.
Dalam keterangan tertulis, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, gempa di Laut Jawa itu termasuk jenis dangkal apabila memperhatikan lokasi dan kedalaman. Gempa tersebut terjadi akibat aktivitas sesar aktif di Laut Jawa dengan mekanisme pergerakan geser (strike-slip).
Meski terjadi beberapa kali gempa di Laut Jawa, menurut BMKG, tidak sampai menimbulkan tsunami atau gelombang pasang. BMKG meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan dengan kemungkinan gempa susulan dari Laut Jawa atau lokasi lain.
Peneliti senior Pusat Penelitian Manajemen Kebencanaan dan Perubahan Iklim Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Amien Widodo, mengatakan, pengetahuan dan kesadaran tentang mitigasi gempa dan kebencanaan perlu terus ditingkatkan.
”Agar masyarakat bersiap dan yang utama mampu menyelamatkan diri ketika terjadi bencana,” katanya.