75 Warga Etnis Rohingya Selamat, Puluhan Orang Hilang di Perairan Aceh
Warga Rohingya yang berhasil diselamatkan ditampung sementara di Aceh Barat, sedangkan yang hilang tidak lagi dicari.
Oleh
ZULKARNAINI
·3 menit baca
MEULABOH, KOMPAS — Sebanyak 75 pengungsi etnis Rohingya berhasil diselamatkan oleh tim Basarnas Banda Aceh dan kini dievakuasi ke tempat sementara di Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat, Aceh, Kamis (21/3/2024). Namun, masih ada puluhan orang yang dilaporkan hilang di laut lepas.
Kepala Badan SAR Nasional Banda Aceh Al Hussain mengatakan, timnya berhasil menyelamatkan 69 pengungsi Rohingya yang mengalami kecelakaan di perairan Aceh Barat. Mereka ditemukan pada jarak 12 mil (sekitar 22 kilometer) dari pantai.
Para pengungsi itu diselamatkan dengan cara dievakuasi ke kapal milik Basarnas. Sedangkan enam orang diselamatkan oleh nelayan pada Rabu (20/3/2024).
Warga etnis Rohingya itu terombang-ambing di perairan Aceh setelah sebuah kapal kayu yang membawa mereka tenggelam, Rabu (20/3/2024). Setelah kapal terbalik, mereka bertahan dengan duduk di atas jaring dan pelampung yang diikat ke kapal.
Tim Basarnas yang bergerak dari Kota Banda Aceh pada Rabu malam baru menemukan mereka pada Kamis sekitar pukul 10.00. Tim Basarnas menjemput pengungsi menggunakan kapal kecil, baru dipindahkan ke kapal besar. Butuh waktu dua jam untuk memindahkan semua pengungsi.
Di bawah pengawasan aparat kepolisian, pengungsi Rohingya dibawa ke lokasi penampungan sementara di Kabupaten Aceh Barat, Aceh.
”Basarnas Aceh di Pelabuhan Jetty Meulaboh, Aceh Barat, pada siang hari. Selanjutnya, Pengungsi Rohingya diserahkan kepada pihak Imigrasi dan Pemda Aceh Barat guna penanganan lebih lanjut,” ujar Al Hussain.
Anggota staf Komisi Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi (UNHCR) Indonesia, Faisal Rahman, yang ditemui di Aceh Barat mengatakan, dari informasi yang dia dapatkan dari pengungsi yang selamat, jumlah pengungsi di dalam kapal itu sebanyak 142 orang. Namun, yang berhasil diselamatkan 75 orang.
”Sisanya masih hilang, saya tidak berani memastikan mereka yang hilang sudah menjadi korban (meninggal) atau tidak. Yang jelas mereka masih hilang,” kata Faisal.
Akan tetapi, dalam jalur penyelamatan yang dilalui oleh kapal Basarnas tidak ditemukan korban meninggal. Tim Basarnas juga telah menghentikan proses penyelamatan.
Jumlah Pengungsi Rohingya yang Terdampar di Aceh
Ditanggung UNHCR
Faisal mengatakan, kondisi korban yang selamat dalam keadaan lemah. Kini, mereka ditampung sementara di sebuah gedung bekas kantor Palang Merah Indonesia (PMI) Aceh Barat. Gedung itu sudah bertahun-tahun tidak digunakan. Meski terlihat berantakan dan kotor, lokasi itu dianggap paling layak untuk dipakai.
”Soal tempat, Pemkab Aceh Barat yang menentukan. Kami akan memfasilitasi kebutuhan dasar bagi pengungsi,” kata Faisal.
Faisal menambahkan, semua kebutuhan dasar pengungsi, seperti makanan, obat-obatan, hingga sanitasi, akan menjadi tanggung jawab UNHCR dan lembaga lain. Faisal mengatakan, keberadaan pengungsi Rohingya tidak akan membebani keuangan daerah.
”Pemkab membantu dan menyumbang pada masa awal kehadiran, selanjutnya menjadi tanggung jawab kami. Tidak ada alokasi khusus anggaran daerah untuk penanganan pengungsi,” kata Faisal.
Faisal mengatakan, saat ini sekitar 1.300 pengungsi Rohingya berada di Aceh. Mereka ditampung di beberapa kabupaten di Aceh. Namun, UNCHR tidak bisa memberikan gambaran kapan mereka akan dipindahkan ke negara ketiga.
Asisten I Pemkab Aceh Barat Teuku Samsul Alam mengatakan, karena alasan kemanusiaan, pemerintah menerima kehadiran pengungsi Rohingya. Pihaknya tidak merasa terbebani dengan kehadiran pengungsi itu.
Saat ini sekitar 1.300 pengungsi Rohingya berada di Aceh. Mereka ditampung di beberapa kabupaten di Aceh.
Meski ada suara-suara yang menolak kehadiran Rohingya, Samsul mengatakan, sebagai sesama manusia dan umat Islam, pengungsi itu akan ditampung untuk sementara waktu.