Tanggul Sungai Dikuatkan agar Banjir Demak Tak Berulang
Banjir Demak dipicu jebolnya sejumlah tanggul. Penguatan pada tanggul-tanggul itu dirasa perlu.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
DEMAK, KOMPAS — Jebolnya sejumlah tanggul sungai akibat tak kuasa menahan debit air menjadi pemicu terjadinya banjir di Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Penguatan tanggul dinilai merupakan salah satu upaya mencegah berulangnya bencana banjir pada daerah tersebut. Lebih-lebih terdapat tanggul yang jebol meski baru saja diperbaiki.
Salah satu tanggul yang jebol itu adalah tanggul Sungai Wulan. Lokasi tanggul itu berada di Dukuh Norowito, Desa Ketanjung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Sebenarnya, tanggul itu baru saja jebol dan berhasil ditutup akibat banjir besar pada wilayah tersebut pada 8 Februari 2024. Namun, tanggul itu kembali jebol karena tingginya debit air setelah hujan deras pada 13 Maret 2024.
”Kami tadi melihat langsung tempat titik jebolnya tanggul di Sungai Wulan. Ternyata di tanggul yang sama yang sekitar sebulan lalu jebol juga di situ. Mungkin karena debit airnya lebih tinggi, ini terkesan dampaknya lebih luas,” kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal TNI Suharyanto seusai meninjau banjir, di Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Senin (18/3/2024) sore.
Berdasarkan pantauan Kompas, Senin sore, lebarnya tanggul yang jebol sekitar 20 meter di Sungai Wulan. Terlihat aliran arus cukup deras menuju area perkampungan, di Desa Ketanjung, yang berada persis di pinggir tanggul. Rumah-rumah warga tampak terendam banjir dan tinggal atapnya saja yang terlihat. Kedalaman air diperkirakan mencapai dua meter.
Suharyanto sudah berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juana terkait perbaikan tanggul. Titik tanggul yang jebol diharapkan bisa tertutup dalam waktu sepekan ke depan. Untuk mendukung hal tersebut, pihaknya juga berencana memperpanjang penggunaan teknologi modifikasi cuaca guna mengurangi curah hujan.
”Semula akan berakhir tanggal 20 Maret 2024 (Rabu), tetapi kalau lihat genangannya seperti ini akan kami tambah satu minggu lagi,” kata Suharyanto.
Perbaikan tanggul hendaknya tidak sekadar menutup titik yang jebol. Dalam jangka panjang, Suharyanto menilai perlu ada peningkatan kekuatan tanggul agar tidak mudah jebol lagi di kemudian hari. Ia akan segera berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengenai masalah tersebut.
”Tidak mungkin lagi tanggul itu seperti ini. Mungkin harus diperkuat dengan bahan-bahan material yang lebih kuat sehingga hal seperti ini tidak terjadi lagi,” katanya.
Berdasarkan data dari BPBD Demak, selain tanggul di Sungai Wulan, ada sejumlah tanggul lain yang jebol di wilayah tersebut. Beberapa di antaranya ialah tanggul Klambu Kiri di Desa Ngemplik Wetan, Kecamatan Karanganyar; tanggul Sungai Dombo di Desa Menur, Kecamatan Mranggen; tanggul Sungai Dukuh Menawan di Desa Merak, Kecamatan Dempet; tanggul Sungai Dukuh Luwuk di Desa Sidomulyo, Kecamatan Dempet; dan tanggul Sungai Jeratun di Desa Tambirejo, Kecamatan Gajah.
Menurut laporan itu, ada juga tanggul dari luar wilayah yang dianggap ikut memicu terjadinya banjir di Demak, yakni tanggul Sungai Bugel di Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan.
Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Demak Agus Nugroho mengungkapkan, selama tanggul jebol belum bisa ditutup, banjir akan terus terjadi. Dampaknya juga berpotensi meluas. Oleh karena itu, penutupan tanggul dianggap cukup krusial.
”Tanggul-tanggul harus segera tertutup. Insya Allah ini cuaca kering maka aman. Solusi jangka panjang itu penguatan tanggul. Dan jangan sampai tanggul jebol lagi,” kata Agus.
Hingga Senin siang, kata Agus, jumlah wilayah yang terdampak banjir sebanyak 13 kecamatan di Demak. Adapun jumlah warga terdampak lebih dari 90.000 orang. Dari jumlah itu, sekitar 20.000 orang terpaksa mengungsi.
Pelaksana Tugas Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana juga menyepakati ide untuk memperkuat daya tanggul dari gempuran debit air sungai. Menurut dia, cara semacam itu bisa menjadi solusi ketika menghadapi hujan ekstrem seperti yang terjadi tahun ini.
Suharyanto menilai perlu ada peningkatan kekuatan tanggul agar tidak mudah jebol lagi di kemudian hari. Ia akan segera berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengenai masalah tersebut.
Di sisi lain, kata Nana, hasil pantauannya menunjukkan wilayah banjir yang terdampak di Jawa Tengah semakin berkurang. Beberapa daerah, seperti Semarang, Brebes, Purwodadi, dan Jepara, dilaporkan sudah semakin surut airnya.
”Yang lain sudah mulai terkendali. Tinggal Demak dan Kudus yang masih lumayan tinggi airnya,” kata Nana.