Pascapembakaran Resort Suoh TNBBS, Lima Warga Diperiksa dan Harimau Masih Dicari
Lima orang diperiksa terkait pembakaran kantor Resort Suoh di TNBBS. Harimau yang menerkam warga masih dicari.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Lima warga diperiksa polisi terkait kasus pembakaran kantor Resort Suoh di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan di Lampung Barat, Lampung. Sementara itu, pencarian harimau sumatera yang menerkam warga masih dilakukan tim gabungan penanganan konflik satwa dengan manusia.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Lampung Barat Inspektur Satu Juherdi Sumandi mengatakan, lima orang itu adalah AF, S, T, B, dan M. Namun, Juherdi mengatakan, status mereka masih sebagai saksi.
”Saat ini masih dilakukan pemeriksaan secara intensifuntuk mendalami keterlibatan dan peran masing-masing. Kami juga masih mengumpulkan barang bukti lainnya,” kata Juherdi, Sabtu (16/3/2024).
Insiden pembakaran kantor Resort Suoh di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) di Kecamatan Bandar Negeri Suoh, Kabupaten Lampung Barat, terjadi pada Senin (11/3/2024) sore. Kejadian bermula ketika Samanan (41), warga Sukamarga, Kecamatan Suoh, diserang harimau saat beraktivitas di kebun. Kebun itu masuk kawasan hutan TNBBS.
Samanan adalah korban ketiga yang diserang harimau. Sebelumnya, dua warga Lampung Barat tewas diterkam harimau selama Februari 2024.
Samanan yang terluka di kepala sempat dibawa ke puskesmas. Di sana, ratusan warga datang menanyakan kejadian itu. Massa yang marah kemudian menuju kantor Resort Suoh TNBBS dan membakar tempat itu.
Pascapembakaran kantor, aparat Polres Lampung Barat dikerahkan untuk menjaga lokasi dan memediasi warga. Sementara itu, tim gabungan masih terus mencari harimau yang menerkam warga.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bengkulu Hifzon Zawahiri menerangkan telah membentuk dua tim untuk mengevakuasi harimau sumatera di Lampung Barat. Tim pertama yang telah berupaya menangkap harimau sejak awal Maret untuk sementara ditarik.
Hal itu dilakukan agar tim bisa beristirahat. Sebelumnya, beberapa petugas juga hampir menjadi korban amukan massa.
Saat ini, anggota tim tersebut diminta tetap bersiap jika sewaktu-waktu diminta untuk membantu evakuasi harimau di lapangan.
Kini, tim kedua yang terdiri dari petugas BKSDA, TNBBS, bersama aparat TNI/Polri giliran berupaya menangkap harimau. Mereka dibantu tim dari Taman Safari Indonesia.
Selain memasang empat kandang jebak, petugas juga berupaya mendeteksi keberadaan harimau menggunakan drone. Namun, hingga kini satwa liar itu belum bisa ditangkap dan masih berkeliaran di hutan.
Petugas juga mempertimbangkan menembakkan obat bius sebagai alternatif lain untuk menangkap harimau. Namun, langkah ini baru bisa dilakukan ketika petugas telah mengetahui keberadaan harimau.
Ia menambahkan, petugas juga masih fokus mencari jejak dan keberaan harimau sumatera tersebut di dalam hutan. Jejak kaki, sisa mangsa, dan lokasi yang diduga menjadi area peristirahatan atau persembunyian harimau sudah bisa dideteksi.
Ke depan, Hifzon mengimbau masyarakat menahan diri dan bersabar karena petugas masih terus bekerja keras di lapangan. Masyarakat diminta membantu petugas dengan tidak beraktivitas di dalam hutan selama upaya penangkapan harimau dilakukan.
Ketua Forum Harimau Kita Erni Suyanti Musabine mengatakan, evakuasi harimau di Lampung Barat sebenarnya sudah berjalan dengan sangat baik. Tim sudah dapat menentukan lokasi keberadaan harimau dari jejak kaki, sisa makanan, dan keterangan sejumlah warga yang berjumpa langsung dengan satwa liar itu.
Akan tetapi, fokus petugas dalam melakukan evakuasi terpecah karena insiden pembakaran kantor. Tak hanya itu, sejumlah alat kerja milik petugas untuk evakuasi harimau juga ikut terbakar.
Erni yang sudah 17 tahun terlibat dalam upaya evakuasi harimau di Sumatera menyebut, upaya paling efektif menangkap harimau adalah dengan kandang jebak. Penangkapan harimau dengan tembak bius rentan memicu harimau menyerang petugas. Di lokasi lain, harimau justru kabur dan tidak terlihat lagi selama berminggu-minggu setelah petugas melepaskan tembakan bius.