Dampak cuaca buruk, satu ruas jalan di Kota Kupang rusak, juga fasilitas di destinasi wisata pantai.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·3 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Ruas Jalan Taebenu di Kelurahan Oebufu, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), rusak akibat hujan deras dan angin kencang hampir satu pekan terakhir. Semua arus kendaraan roda empat terpaksa dialihkan melewati Jembatan Liliba. Sementara itu, di pesisir, gelombang tinggi merusak berbagai fasilitas di destinasi wisata pantai di Kota Kupang dan menggenangi pasar tradisional.
Jalan Taebenu pada Kamis (14/3/2024) rusak. Terdapat patahan dengan lubang menganga di tiga titik. Warga sengaja menempatkan kayu dan batu di tempat patahan untuk mengingatkan pengendara, sekaligus larangan menyeberang.
Nelson Rawit (49), warga Kelurahan Oebufu, mengatakan, kerusakan itu terjadi pada Senin (11/3/2024). Hujan deras disertai kabut dan angin kencang terjadi sejak Jumat (8/3/2024). Jalan dengan kemiringan sekitar 30 derajat itu berada di lereng bukit, dengan kontur tanah mudah bergerak.
Patahan aspal ini terjadi di tiga titik, di tempat yang sama, saat badai Seroja, 4 April 2021. Kendaraan tidak bisa melintas, kecualisepeda motor, itu pun mengambil jalur di gang sempit. Kendaraan roda empat hanya melewati Jembatan Liliba. Sejumlah warga yang tempat kerjanya berjarak 500 meter sampai 1 kilometer dari rumah kediaman memilih berjalan kaki.
Pengalihan arus lalu lintas roda empat melewati Jembatan Liliba menyebabkan beban jembatan itu meningkat. Terjadi kemacetan di jembatan tersebut. Selain banyak kendaraan melintas, juga sedang ada pengerjaan jembatan kembar di sebelahnya. Pekerjaan jembatan kedua ini berlangsung sejak September 2023.
Kerusakan serupa terjadi di Kelurahan Batuplat, Kota Kupang, 25 kilometer dari Kelurahan Oebufu. Ruas jalan itu menghubungkan Kantor Gubernur dengan Kelurahan Batuplat dan RSUP di Manulai II Kupang.
Ratusan warga kampung Amanuban di Kelurahan Oebufu, yang berdiam di sepanjang bantaran Kali Liliba, mengungsi ke rumah keluarga terdekat yang relatif aman. Di lokasi itu terjadi longsor dan patahan tanah sepanjang bantaran sungai saat terjadi badai Seroja tahun 2021.
Cuaca buruk melanda Kota Kupang dan sekitarnya, juga merusak sejumlah fasilitas destinasi wisata di Kota Kupang. Di pantai wisata Tedys, misalnya, gelombang tinggi terjadi hampir satu pekan terakhir, menyebabkan tanggul penahan gelombang rusak dan pagar pembatas restoran Tedys roboh.
Meja, kursi, dan tenda tempat jualan pedagang kaki lima yang terletak sekitar 10 meter dari bibir pantai pun berantakan diterjang gelombang. Paving block di pelataran sebagai tempat berjalan kaki, rekreasi, dan ruang publik terungkit dan hanyut ke laut.
Sampah pantai berserakan di bibir pantai. Tidak ada petugas pantai membersihkan pantai wisata itu.
Oma Martha Mamo (63), pedagang minuman ringan di pantai itu, mengatakan, sekitar 50 pedagang kecil setiap hari berjualan di pelataran pantai Tedys. Namun, sejak hujan dan angin kencang disertai gelombang tinggi menimpa kawasan pantai, sebagian besar pedagang memilih tidak berjualan.
”Mereka menunggu cuaca reda. Berjualan saat ini tidak ada pengunjung, kecuali sopir angkot dan beberapa warga yang datang. Pengunjung pantai Tedys pun tidak seperti dulu,” kata Mamo.
Pasar tradisional di Oesapa, Kota Kupang, berjarak sekitar lima meter dari bibir pantai pun diterjang gelombang tinggi dan menggenangi lokasi pasar. Sejumlah barang dagangan milik pedagang, seperti ikan segar, sayur, bumbu dapur, daging ayam, dan daging babi, terendam air laut. Namun, kejadian ini tidak berlangsung lama. Air segera surutsehingga aktivitas pedagang berangsur normal.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kota Kupang Maxi Dethan mengatakan, pihaknya telah meninjau dan menyurvei lokasi patahan aspal di Jalan Taebenu itu. Ia berjanji akan membahas bersama Pejabat Wali Kota Kupang, setelah itu mengambil langkah konkret. Yang jelas, cepat atau lambat, jalan itu harus segera diperbaiki untuk mengurai kemacetan dan padatnya kendaraan yang melintasi Jembatan Liliba.
Fasilitas tujuan wisata pantai di Kota Kupang yang rusak akan segera ditangani setelah cuaca buruk berlalu. Tidak hanya di pantai Tedys, sejumlah destinasi wisata pantai di Kota Kupang pun mengalami kerusakan. Hal itu sedang didata petugas di lapangan, bekerja sama dengan instansi terkait.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah NTT Ambrosius Kodo mengatakan, pihaknya sedang meminta laporan dari 22 kabupaten/kota di NTT mengenai dampak dari cuaca buruk selama satu pekan terakhir. Pihaknya baru mengikuti perkembangan melalui media massa. Belum semua daerah memberikan laporan rinci.