Potensi Penggunaan Zat Berbahaya dalam Takjil Perlu Diwaspadai
Zat berbahaya yang berpotensi disalahgunakan seperti boraks, formalin, ”rhodamin B”, dan ”methanyl yellow”.
Oleh
NASRUN KATINGKA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Selama Ramadhan, fenomena pedagang takjil dadakan kerap bermunculan di pinggir jalan, termasuk di Kota Jayapura, Papua. Di tengah permintaan yang tinggi, di dalamnya ada potensi penyalahgunaan zat berbahaya.
”Karena ini bulan Ramadhan, ada peningkatan supply and demand suguhan berbuka puasa. Tentu ada celah bagi oknum mencari keuntungan dengan memanipulasi pangan olahan, termasuk takjil yang dijual di pinggir jalan,” kata Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Jayapura, Hermanto, di Jayapura, Jumat (15/3/2024).
Kendati Jayapura bukan daerah yang mayoritas penduduknya beragama Islam, euforia Ramadhan tetap terlihat. Begitu pun dengan fenomena kemunculan pedagang dadakan yang berjualan suguhan khas berbuka puasa.
Hampir di setiap sisi jalan utama dan jalan perumahan di Jayapura banyak muncul pedagang takjil, mulai dari berbagai jenis minuman, kue, hingga aneka gorengan. Warna-warni makanan menjadi salah satu daya tarik bagi pembeli.
Dengan kondisi seperti ini, menurut Hermanto, ada potensi penyalahgunaan zat berbahaya tertentu pada berbagai makanan olahan. Zat-zat berbahaya yang biasa digunakan berupa boraks, formalin, zat pewarna yang dilarang untuk pangan atau rhodamin B dan methanyl yellow.
”Zat-zat itu bukan untuk pangan. Namun, dalam momen seperti ini, bisa saja ada oknum tertentu menyalahgunakan untuk kepentingan keuntungan atau tampilan makanan yang dijual,” ujarnya.
Padahal, penyalahgunaan zat-zat ini dalam pangan olahan sangat berbahaya bagi kesehatan dalam jangka panjang. Dampaknya bisa menyerang saluran pernapasan dan pencernaaan hingga menyebabkan gangguan pada ginjal serta memicu kanker.
Dengan begitu, Hermanto mengimbau produsen untuk menghindari penggunaan zat-zat terlarang. ”Kepada para produsen dan distributor kami sudah rutin sosialisasi tentang zat-zat ini. Begitu pun kepada masyarakat. Di sisi lain, kegiatan pengawasan tetap intens, khususnya di momen seperti ini,” ujarnya.
Irawati (34), pedagang takjil di Kota Jayapura, mengungkapkan, produk jualannya buatan sendiri. Namun, ada beberapa jenis takjil lagi disuplai dari produsen besar, yang biasanya juga disalurkan ke pedagang lainnya di Jayapura.
Apalagi, dengan semakin membeludaknya penjual, bisa jadi oknum yang melakukan bukan dari produsen, melainkan dari pedagang yang ingin keuntungan berlebih.
Marwan (28), warga Kota Jayapura, berharap ada upaya preventif pemerintah atau lembaga terkait. Apalagi, tidak semua masyarakat sebagai konsumen tidak memiliki pemahaman yang baik tentang makanan yang beredar di masyarakat.
”Kami sebagai pembeli biasanya tidak peduli lagi, yang penting harganya murah dan terlihat menggiurkan pasti langsung beli,” tuturnya.
Pengawasan dari hulu
Hermanto menyebut, BBPOM Jayapura telah mengawasi dari hulu, khususnya berkaitan pangan aman saat momen Ramadhan. Hal ini telah menjadi fokus dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pusat beserta balai di daerah dalam memaksimalkan pengawasan selama periode Ramdhan dan Idul Fitri.
Di Jayapura, pengawasan difokuskan pada peredaran di tingkat distributor, mulai dari ritel besar hingga skala kecil. Pengawasan secara intensif dimulai sejak 4 Maret hingga 18 April 2024.
Hermanto mengungkapkan, dalam beberapa tahun terakhir, dari hasil pengujian sampel takjil di Jayapura, nihil penemuan penyalagunaan zat-zat berbahaya. Namun, pengawasan dan pemeriksaan akan tetap dilakukan.
”Apalagi, dengan semakin membeludaknya penjual, bisa jadi oknum yang melakukan bukan dari produsen, melainkan dari pedagang yang ingin keuntungan berlebih,” ujarnya.
Di sisi lain, dia mengingatkan agar masyarakat ikut mengawasi, tetapi tidak melakukan penghakiman sepihak. ”Jika ada kecurigaan pada suatu produk, jangan berdasarkan kata orang lain, laporkan kepada kami. Biar BPOM yang melakukan pengujian agar terhindar dari berbagai informasi hoaks,” katanya.
Ketua Tim Kerja Informasi dan Komunikasi BBPOM Jayapura Imelda Gunawan menuturkan, pengujian takjil akan kembali dilakukan dalam waktu dekat. Kegiatan rutin selama Ramadhan ini dilakukan dengan dengan metode pengujian cepat (rapid test) sampel takjil di wilayah kerja BBPOM Jayapura.