Pasar Tradisional di Malang Lengang, Harga Bahan Pokok Fluktuatif
Pada awal Ramadhan, suasana pusat ekonomi dan pasar di Malang tak seramai hari biasa.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Berbeda dengan sehari sebelumnya yang padat, suasana pusat ekonomi dan pasar tradisional di Kabupaten dan Kota Malang, Jawa Timur, pada hari pertama puasa Ramadhan 1445 H, Selasa (12/3/2024) pagi, relatif lengang. Sejumlah kios dan pertokoan tutup meski jarum jam menunjuk lepas pukul 07.00.
Di Pasar Singosari, Kabupaten Malang, aktivitas lebih menonjol terlihat di kios kebutuhan pokok di sisi belakang dan selatan. Sempat diguyur hujan, kesibukan jual beli juga tidak banyak terlihat.
Di bagian depan pasar yang biasanya banyak kendaraan roda empat parkir hingga mengganggu arus lalu lintas di Jalan utama Malang-Surabaya kini tak terlihat.
Suasana serupa terlihat di kawasan Pasar Besar di Kota Malang, Pasar Kasin, dan Pasar Kebalen. ”Pembelinya tidak banyak. Yang jual juga berkurang, banyak yang libur,” ujar Ana (60), salah satu pedagang sayur di Pasar Kebalen yang ada di Jalan Zaenal Zakse, Kota Lama.
Ana mengatakan, berkurangnya pedagang ataupun konsumen diperkirakan karena masih awal puasa. Mereka masih fokus puasa di awal Ramadhan. Konsumen telah menyiapkan stok kebutuhan pokok sehari jelang puasa. Kemungkinan situasi seperti ini akan berlangsung satu pekan untuk bisa kembali normal.
Sunarto (55), salah satu pedagang sendal di Pasar Besar, mengatakan, kemungkinan hari ini pasar mulai ramai di atas pukul 09.00-10.00. Sunarto baru bersiap membuka terpal yang menutup kios barang dagangannya.
”Kemarin ramai, jalanan sampai macet oleh kendaraan konsumen,” ucapnya.
Berdasarkan data Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok di Jawa Timur untuk Kabupaten Malang per 11 Maret, harga sejumlah barang memang masih fluktuatif (ada yang naik, ada yang turun), seperti harga daging sapi (paha) yang masih stabil di angka Rp 116.400 per kg, daging ayam Rp 39.200 (sepekan lalu Rp 35.000 per kg), dan telur Rp 30.000 per kg (sepekan lalu Rp 29.800 per kg).
Begitu pula harga cabai merah keriting turun Rp 1.000 dari sehari sebelumnya Rp 61.000 menjadi Rp 60.000 per kg (sepekan lalu masih Rp 72.000 per kg). Sementara harga cabai rawit masih Rp 53.000 per kg (sepekan lalu Rp 58.600 per kg).
Di Kota Malang, harga daging sapi (paha) Rp 121.333 per kg, daging ayam Rp 36.667 per kg (sepekan lalu Rp 35.167 per kg), dan telur Ro 30.333 sedikit turun dari sehari sebelumnya Rp 30.667 per kg (sepekan lalu Rp 28.833 per kg).
Adapun harga beras premium di Kabupaten Malang masih bertahan di angka Rp 15.250 per kg, sedangkan harga beras medium Rp 11.540 per kg. Harga beras premium sedikit turun dibanding sepekan lalu yang mencapai Rp Rp 15.740 per kg.
Di Kota Malang, harga beras terbaru masih di angka Rp 15.100 per kg untuk beras premium dan Rp 12.017 per kg untuk medium. Angka ini sedikit turun dari pekan lalu, yakni harga beras di Kota Malang masih Rp 15.217 per kg untuk premium dan Rp 12.050 per kg untuk medium.
Upaya pengendalian inflasi telah dilakukan pemerintah daerah. Untuk menekan harga beras dan cabai, misalnya, Pemerintah Kota Malang bekerja sama dengan Badan Urusan Logistik menyelenggarakan pasar murah.
Sebelumnya, Penjabat Wali Kota Malang Wahyu Hidayat mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan daerah tetangga penghasil cabai untuk menekan harga cabai. ”Kami beli dari mereka untuk dijual kembali dengan harga murah,” ujarnya.
Meski (Februari) sedikit naik, berdasarkan data Badan Pusat Statistik inflasi di Kota Malang, harganya tetap terjaga rendah, yakni 0,5 persen dari bulan sebelumnya yang tercatat deflasi -0,23 persen. Inflasi bulan lalu utamanya didorong oleh kenaikan kelompok makanan, minuman, dan tembakau.
Untuk inflasi di sektor makanan, pendorongnya ialah kenaikan harga beras 0,31 persen, cabai merah 0,09 persen, telur ayam 0,08 persen, daging ayam 0,04 persen, dan kentang 0,02 persen.