Kepala Bayi Tertinggal di Rahim, Seorang Bidan di Bangkalan Dilaporkan
Bidan di Bangkalan dilaporkan dengan dugaan malapraktik. Namun, hasil audit menyebutkan bayi meninggal di kandungan.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Seorang bidan di Puskesmas Kedungdung, Kabupaten Bangkalan, Pulau Madura, Jawa Timur, menjadi terlapor dugaan malapraktik. Ia dilaporkan karena kasus kelahiran bayi perempuan dengan kepala tertinggal di dalam rahim.
Kepala Kepolisian Sektor Modung Inspektur Satu Suyanto yang dihubungi dari Surabaya, Selasa (12/3/2024), membenarkan hal itu. Keluarga sang ibu, yang bernama Mukarromah (25), warga Desa Pangpajung, Kecamatan Modung, Bangkalan, melaporkan dugaan malapraktik kepada polisi.
Menurut Suyanto, Polsek Modung telah menerima pengaduan dari keluarga Mukarromah terkait dugaan malapraktik seorang bidan Puskesmas Kedungdung berinisial M pada Rabu (6/3/2024). Petugas juga telah meminta keterangan dari pengelola Puskesmas Kedungdung, yang berlokasi di Desa Patereman, Modung.
Dari keterangan pengelola puskesmas terungkap bahwa Mukarromah telah memeriksakan kondisi kehamilan dan menjalani pemeriksaan ultrasonografi (USG) pada awal Januari 2024. Dokter memperkirakan bayi lahir sebulan berikutnya dengan saran operasi caesar. Namun, sampai dengan hari perkiraan lahir (HPL) di Februari 2024, Mukarromah tidak datang. Pasien lalu datang ke Puskesmas Kedungdung, Selasa (5/3/2024). Itu pun atas saran bidan Desa Pangpajung karena posisi bayi sungsang.
Di Puskesmas Kedungdung, Mukarromah hendak dirujuk ke RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu (Syamrabu) Bangkalan. Namun, pasien keburu melahirkan sehingga persalinan terpaksa dilaksanakan di Puskesmas Kedungdung dengan bantuan seorang bidan berinisial M. Saat persalinan itu terjadi, kepala bayi tertinggal di rahim pasien. Hal inilah yang mendorong keluarga Mukarromah melapor ke Polsek Modung dan Polres Bangkalan.
Dalam akun Instagram @bangkalanterkini, terunggah video berdurasi 6 menit. Di dalam video itu terlihat seorang perempuan yang mengaku bernama Mukarromah, ibu yang melahirkan di Puskesmas Kedungdung. Ia awalnya pergi ke bidan kampung (Desa Pangpajung) dan dirujuk ke puskesmas. Di puskesmas, Mukarromah meminta rujukan karena ingin melahirkan dengan operasi di Bangkalan. Petugas puskesmas sempat memeriksa kondisi kehamilan Mukarromah.
Ia sempat ditanya apakah kondisi bayi masih hidup saat diperiksa? Mukarromah mengklaim bayinya masih hidup meski lemah. Di puskesmas, pasien akhirnya bersalin dengan dibantu seorang bidan. Saat itulah, badan bayi berhasil dikeluarkan, tetapi bagian kepala tertinggal.
Secara terpisah, menanggapi unggahan video itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan Nur Chotibah mengatakan telah melaksanakan audit pada Jumat (8/3/2024). Audit dilaksanakan oleh dokter spesialis kandungan RSUD Syamrabu, RSIA Husada Glamour Kebun, Puskesmas Kedungdung, dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
”Hasil audit tim terjadi IUFD (intrauterine fetal death) atau bayi sudah meninggal dalam kandungan sebelum persalinan,” kata Nur. Saat persalinan di puskesmas, umur kehamilan sudah 45 minggu atau lewat 4-5 pekan dari HPL.
Tim audit juga telah menempuh pemeriksaan tes apung paru-paru dengan hasil negatif atau paru-paru bayi itu tenggelam. Ini menandakan bayi tak sempat bernapas atau meninggal saat masih dalam kandungan.
Nur melanjutkan, pasien datang ke puskesmas dan meminta rujukan karena sudah pembukaan empat. Dari pemeriksaan oleh puskesmas, ternyata kondisi kehamilan Mukarromah sudah pembukaan enam, bahkan lengkap atau bayi tampak di jalan lahir. ”Posisi bokong bayi duluan, maka ditolong sambil terus komunikasi dengan rumah sakit,” ujarnya.
Dari persalinan itu, kepala bayi terpisah dari badan akibat bersentuhan dengan benda tumpul.
Jenazah bayi perempuan itu memiliki panjang 40 sentimeter, bobot 1,15 kilogram yang kurang dari normal, dan lingkar kepala 26 sentimeter atau kurang dari normal 36 sentimeter. Nur mengatakan, tim audit juga telah menempuh pemeriksaan tes apung paru-paru dengan hasil negatif atau paru-paru bayi itu tenggelam. Ini menandakan bayi tak sempat bernapas atau meninggal saat masih dalam kandungan.