26 Jenazah Ditemukan, Tim SAR Lanjutkan Pencarian Korban Banjir dan Longsor Sumbar
Pencarian enam korban hilang di Pesisir Selatan dipusatkan di tiga kecamatan, yaitu Sutera, Bayang, dan Koto XI Tarusan.
Oleh
YOLA SASTRA
·3 menit baca
PADANG, KOMPAS — Tim pencarian dan pertolongan (SAR) gabungan melanjutkan pencarian enam korban hilang dalam banjir dan longsor di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Jumlah korban meninggal yang sudah ditemukan sebanyak 26 orang.
Kepala Kantor SAR Kelas A Padang, Abdul Malik, Senin (11/3/2024), mengatakan, pencarian terhadap enam korban hilang melibatkan 120 personel. Tim SAR gabungan itu termasuk dari kantor SAR lain, seperti Medan, Bengkulu, dan Jambi.
Malik melanjutkan, personel tersebut dibagi menjadi tiga sektor, yaitu sektor I di lokasi longsor di Kecamatan Sutera, sektor II di area mobil terseret arus banjir/sungai di Kecamatan Bayang, dan sektor III di area warga terseret banjir di Kecamatan Koto XI Tarusan.
”Rincian enam korban hilang yaitu tiga orang di Kecamatan Sutera, dua orang di Kecamatan Koto XI Tarusan, dan satu orang di Kecamatan Bayang,” katanya.
Tim SAR sebelumnya merilis 21 korban tewas yang ditemukan. Pada Senin pagi, total korban tewas yang berhasil ditemukan sudah 26 orang. Para korban terdiri dari 23 orang di Pesisir Selatan dan 3 orang di Padang Pariaman. Sementara korban hilang yang sebelumnya berjumlah lima orang kini menjadi enam orang.
Secara terpisah, Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pesisir Selatan Yuskardi mengatakan, banjir yang melanda kabupaten ini sebagian besar sudah surut. Warga pun membersihkan rumahnya dari material lumpur sisa banjir.
”Yang masih terendam banjir di Nagari Sambungo dan Nagari Air Hitam, Kecamatan Silaut. Ada 25 keluarga yang terdampak,” katanya.
Menurut dia, semua kecamatan di Pesisir Selatan terdampak banjir atau longsor yang terjadi sejak Jumat (8/3/2024). Kecamatan paling parah dilanda banjir antara lain Koto XI Tarusan, Batang Kapas, Kambang, dan IV Jurai.
Hingga saat ini, kata Yuskardi, daerah yang susah diakses adalah Kampung Langgai, Nagari Gantiang Mudiak Utara Surantih, Kecamatan Sutera. Bantuan belum masuk ke wilayah terdampak banjir bandang itu.
Indonesian Off-Road Federation membantu mendistribusikan bantuan ke Langgai. ”Bantuan sudah sampai di kantor nagari, tinggal mendistribusikannya dengan sepeda motor ke wilayah Langgai,” katanya.
Hujan deras sejak Kamis (7/3/2024) sore memicu banjir dan longsor di Sumbar pada Jumat. Bencana tersebut terjadi di sepuluh wilayah, yakni Kota Padang, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Agam, Kabupaten Pasaman, Kabupaten Limapuluh Kota, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kabupaten Solok, dan Kota Solok.
Berdasarkan informasi dari Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB, Minggu (10/3/2024), jumlah warga terdampak bencana banjir dan longsor di Sumbar mencapai puluhan ribu keluarga.
Di wilayah Kota Padang, bencana ini berdampak pada 10.150 keluarga. Di Pesisir Selatan, 25.794 keluarga terdampak banjir. Di Padang Pariaman, warga terdampak sebanyak 800 keluarga dengan 2.958 jiwa. Di Kota Solok, warga terdampak sebanyak 238 keluarga dengan 813 jiwa, sedangkan di Kabupaten Solok sebanyak 10 keluarga.
Di Limapuluh Kota, jumlah warga terdampak 24 keluarga dengan 100 jiwa. Adapun di Agam, warga terdampak 36 keluarga dengan 144 jiwa. Di Pasaman Barat dan Pasaman, jumlah warga terdampak masing-masing 31 keluarga dan 191 keluarga.
Banjir dan longsor menyebabkan kerugian material di wilayah Sumbar dengan rincian 37.265 rumah terdampak, 666 rumah rusak, 3 rumah hanyut, 26 jembatan rusak, 45 rumah ibadah terendam, 25 sekolah terendam, serta 13 ruas jalan terdampak. Selain itu, banjir juga merusak 2 saluran, merendam 113 hektar lahan dan lahan pertanian, serta merusak 5 fasilitas umum.